Skip to main content

Posts

Instansi Pemerintah sebagai Pembina Teknis Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Indonesia

Sejarah Perkembangan dari Masa ke Masa Institusi Negara yang mengelola/mengurusi keberadaan serta pemenuhan hak-hak penghayat pun dibentuk, melalui Satuan Kerja Khusus. Tahun 1975: memasukan urusan Kepercayaan kedalam Kantor Wilayah Departemen Agama pada salah satu bagian pada Sekretariat Kantor Wilayah Departemen Agama di beberapa Propinsi. Selanjutnya berdasarkan Instruksi Menteri Agama nomor 13 tahun 1975, pembinaannya dialihkan pada Sub bagian Umum Tata Usaha. Tahun 1978: dialihkan kedalam Depdikbud (Direktorat  Bina Hayat Kepercayaan) berdasarkan Keppres 40/1978. รจ Kepercayaan adalah salah satu unsur dan wujud budaya bangsa Tahun 1980: Keputusan Mendikbud nomor 0222e/01/1980, Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME melaksanakan sebagian tugas Ditjen Kebudayaan di bidang pembinaan perikehidupan masyarakat penghayat kepercayaan berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan. Tahun 1999 : pembinaan dilaksana

Organisasi Himpunan Penghayat Kepercayaan

Posted on 17 May 2007 by bataviase Pada 1950 Mr. Wongsonegoro mempopulerkan Kepercayaan dengan istilah kebatinan. Dan sejak itu ia mulai menggagas sebuah forum nasional untuk mendiskusikan mengenai kebatinan. Pada tahun 1955 ia mempelopori Konggres Kebatinan berskala nasional yang diselenggarakan di Semarang selama tiga hari, 19-12 Agustus 1950. Kongres itu dihadiri 70 aliran yang ada di Indonesia dan melahirkan sebuah organisasi bernama Badan Konggres Kebatinan Indonesia (BKKI). Mr. Wongsonegoro duduk sebagai ketuanya. Konggres pertama itu menjadi titik awal perkembangan mengenai organisasi kepercayaan. Dari pandangan soal kebatinan, yang bukan klenik, yang tak bertentangan dengan agama dan bukan agama baru, yang mendukung asas Pancasila, sampai masuknya organisasi ke struktur pemerintahan negara. Dan organisasi Kepercayaannya pun berubah-ubah bentuk dan namanya. Nama konggres pun berganti menjadi munas, musyawarah nasional.

Deklarasi Penghayat Mapporundo Mamasa

Sejak dibentuk, Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa Indonesia [MLKI] terus melakukan perluasan dan penguatan kapasitas organisasi. Pada 4 September 2015, MLKI Nasional secara resmi membentuk dan mendeklarasikan berdirinya MLKI Mapporudo, Mamasa, Sulawesi Barat. Deklarasi berlangsung di Kantor Bupati Mamasa. Deklarasi ini menjadi salah satu agenda yang tidak akan terlupakan. Tim MLKI Pusat yang hadir dalam acara deklarasi tersebut, harus menempuh 12 jam perjalanan dari Bandara Sultan Hasanudin Makasar menuju Kabupaten Mamasa Sulawesi Barat. Mamasa merupakan wilayah yang masih kental dengan kehidupan adat. Wilayah ini begitu indah, bukan hanya deratan pengunungan yang mengelilingi Mamasa, tetapi juga struktur kehidupan masyarakat yang masih mempertahankan adat istiadat. Rumah-rumah adat yang masih bertahan, dan sikap ramah masyarakatnya yang begitu hangat, langsung menyapa kehadiran rombon

Peringatan 1 Suro dan Deklarasi Kota Bhinneka

Dalam rangka memperingati datangnya 1 Suro 1949 Saka Jawa, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia [MLKI] Jawa Timur bersama dengan MLKI Kabupaten Tulungagung menggelar acara Sarasehan dan Pagelaran wayang kulit. Perhelatan ini digelar pada Sabtu, 7 November 2015, di halaman kampus Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Tulungagung. Sekali lagi, MLKI Jawa Timur bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Hak Asasi Manusia dan Islam [PusdikHAMI] IAIN Tulungagung untuk menyukseskan acara tersebut. Acara yang dipersiapkan dengan matang itu menyedot perhatian tidak kurang dari 1000 kadhang-kadhang Penghayat Kepercayaan se-Jawa Timur. Acara juga dihadiri oleh delegasi lintas agama/keyakinan se-Kabupaten Tulungagung, Muspida, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] Tulungagung, Suprion, SE., M.Si., dan Rektor IAIN Tulungagung, Dr. Maftukhin. Sarasehan budaya disampaikan oleh Rektor IAIN Tulun

Sambutan Presidium MLKI

Rahayu, Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia [MLKI] lahir karena tuntutan sejarah. Sebagai wadah tunggal organisasi-organisasi Kepercayaan di Indonesia, MLKI mengemban amanat besar. Secara internal, MLKI harus mampu  melakukan penguatan dan pengembangan organisasi-organisasi Penghayat Kepercayaan. Juga penguatan terhadap warga Penghayat Kepercayaan yang tersebar di seluruh Nusantara. Secara eksternal, MLKI juga dituntut mampu menyosialisasi keberadaan Penghayat Kepercayaan, termasuk menghapus stigma dan pelbagai lebel negatif yang selama ini ditempelkan pada warga Penghayat Kepercayaan. MLKI juga harus menjadi garda depan perjuangan menghapuskan diskriminasi yang sampai hari ini masih menjerat kehidupan sebagian besar warga Penghayat Kepercayaan di seluruh Nusantara.   Organisasi-organisasi Penghayat Kepercayaan adalah pewaris sah kebudayaan dan nilai-nilai adiluhung di bumi Nusantara. Tidak berlebiha

Menegaskan Komitmen Pemberdayaan Perempuan

Menegaskan Komitmen Pemberdayaan Perempuan Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan Indonesia (MLKI) menegaskan komitmennya dalam mendorong penguatan kapasitas perempuan Penghayat. Hal ini diwujudkan dalam Deklarasi Organisasi Perempuan Penghayat. Deklarasi tersebut pertama kali diwujudkan di Jawa Timur. MLKI Provinsi Jawa Timur bekerja sama dengan Pusat Pendidikan Hak Asasi Manusia dan Islam (PusdikHAMI) IAIN Tulungagung menyelenggarakan perhelatan tersebut. Deklarasi dikemas dalam kegiatan Seminar Nasional bertajuk “Eksistensi dan Kontribusi Perempuan Penghayat terhadap Kebangsaan dan Kebhinnekaan”. Seminar dan Deklarasi tersebut dihelat pada Minggu, 19 April 2015, di Aula Gedung Rektorat IAIN Tulungagung. Ini merupakan momen bersejarah. Pertama, deklarasi Organisasi Perempuan Penghayat adalah yang pertama dalam sejarah Penghayat di Indonesia. Kedua, untuk pertama kalinya kegiatan Penghayat bertempat di kampus IAIN sebagai representasi lembag

MAJELIS LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA

MAJELIS LUHUR PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA INDONESIA TUJUAN 1. Membina kerjasama antar anggotanya agar mampu menjalin komunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di luar organisasi-organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Melestarikan nilai-nilai luhur spiritual bangsa. 3. Ikut serta membentuk dan membangun karakter manusia Indonesia seutuhnya di bidang mental-spiritual yang berjiwa Pancasila. PROFIL Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, atau disingkat MLKI, merupakan wadah tunggal nasional organisasi-organisasi Kepercayaan di Indonesia. Sejarah berdirinya MLKI tidak lepas dari kebutuhan adanya wadah nasional yang bisa menampung perjuangan organisasi-organisasi Kepercayaan.  | Read More SESANTI Majelis Luhur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia mempunyai Sesanti penga