Dari kecil, saya memang orang yang tidak mudah percaya dengan hal-hal diluar logika, apalagi yang menentang logika. Iman dan dogma, jelas-jelas bagi saya adalah sebuah pembodohan. Dimana untuk memudahkan pemuka agama, agar dapat berlindung di balik ketidak sanggupannya untuk menjelaskan hal-hal yang memang tidak ada. Dari kecil pula, saya adalah orang yang sangat tidak senang dengan standar ganda. Sementara di beberapa agama (tidak semua), melakukan standar ganda. Juga hal yang saya paling benci adalah, orang-orang yang berpenampilan agamis, tetapi amoralis. Keluarga saya sebenarnya, mayoritas memeluk agama Islam (abad ke-7), dan sebagian memeluk Kristen Katolik (abad ke-1). Tetapi spiritual saya mencoba untuk mengikuti dan mempelajari agama Hindu (40 abad sebelum Masehi) yang artinya Kebenaran Abadi, agama yang diyakini sebagai agama pertama di dunia, dan baru mempelajari agama-agama Rasul. Dari perjalanan spriritual saya tersebut, saya terus terpanggil oleh agama
Penghayat Kepercayaan Jawa ,Java di Indonesia