Skip to main content

Posts

Showing posts from December, 2017

Candi Pesing atau Candi Mas Pasiraman Raden Mas sahid Jatisrono, Wonogiri

candi ini terletak di depan pasar jatisrono di sebelah apotik girihusada III . tidak sesuai dengan namanya meskipun nama nya terkenal dengan candi pesing tapi candi ini tidak pesing lo. mungkin karena candi ini bersebelahan dengan toilet umum di jatisrono jadi banyak yang menyebut nya candi pesing. tapi tidak bau pesing seperti namanya.konon katanya candi ini bernama asli candi mas pesiraman raden mas said atau pangeran sambernyowo. kabarnya candi ini di bangun sejak  th 1827 . cukup kecil memang candi ini sesuai namanya di dalam nya terdapat seperti kamar mandi dan ada ukir ukiran nyaa. saya pun kurang paham dengan candi ini mungkin untuk lebih jelasnya bertanya kepada juru kunci disana. karena pas saya kesana tidak bertemu dengn sang juru kunci. apa mungkin sang juru kunci itu yang menunggu toilet umum itu seorang ibu ibu saya juga kurang tau. 

Ratusan Umat Buddha, Kirab Tumpeng Nusantara di Wonogiri

Tribratanews-polreswonogiri.com — Ratusan umat Buddha, mengikuti prosesi kirab Tumpeng Nusantara, yang digelar dalam rangkaian upacara Oesyiki di Vihara Wimalakirti, Dusun Buling, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri. Bersamaan dengan upacara Oesyiki, Minggu (15/10/2017), ratusan umat Buddha dari berbagai kota di Jateng dan DI Yogyakarta, menggelar prosesi kirab Tumpeng Nusantara. Upacara keagamaan ini, digelar di Vihara Wimalakirti, Dusun Buling, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto (50 Kilometer arah timur laut Ibukota Kabupaten Wonogiri). Kasubbag Humas AKP Hariyanto mewakili Kapolres Wonogiri AKBP Mohammad Tora menerangkan, “Jajarannya yakni Kepolisian Sektor Girimarto mengamankan jalannya acara Oesyiki, adalah upacara memperingati keabadian jiwa Buddha Niciren Daisyonin yang moksya di alam semesta terhitung sejak Tanggal 13 Oktober 1282. Terkait ini, pada semua kuil atau vihara yang menyelenggarakan upacara Oesyiki

Pepunden Ratu Kenconosari Siti Hinggil Selo Belah, Karang Tengah Wonogiri

Hastono Luhur Selo Kencon Karang Tengah, Wonogiri

Ratusan Umat Padati Oesyiki Buddha, Candi Budha, Bubakan, Girimarto, Wonogiri

Dok Polsek Girimarto TUMPENG RAKSASA—Arak-arakan tumpeng raksasa dibawa menuju lokasi sebelum diperebutkan dalam acara Oesyiki Buddha, Minggu (15/10/2017). WONOGIRI- Ratusan umat Buddha menghadiri kegiatan keagamaan Oesyiki di Vihara Vimalakirti, Dusun Buling, Desa Bubakan, Kecamatan Girimarto, Minggu (15/10/2017). Kegiatan keagamaan Oesyiki tersebut dihadiri sekitar 420 umat Budha. Tidak hanya dari Wonogiri, mereka berasal juga dari Semarang, Purwodadi, Salatiga, Yogyakarta dan daerah lain di eks Karesidenan Surakarta. Ketua panitia acara, Pandita Parmin, Minggu (16/10) mengatakan, rangkaian acara Oesyiki sudah dimulai secara internal sejak beberapa hari sebelumnya. Puncak kegiatan pada Minggu itu berupa tumpengan Nusantara dengan membawa sejumlah tumpeng raksasa.“Tumpangan melambangkan keragaman di Nusantara dan sebagai wujud rasa syukur kepada alam semesta dan Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan kehidupan sehari-hari,” kata dia. Tumpeng berisi aneka hasil bu

Vihara Damma Sundara, Pucang Sawit, Surakarta

Vihara Damma Sundara vihara damma sundara Vihara Damma Sundaramerupakan vihara terbesar di Solo. Bangunan yang terletak di Pucang Sawit, Kecamatan Jebres tersebut terdiri dari 4 bagian. Bangunan utama, terletak persis di tengah area viharatersebut yang luasnya 2 hektar lebih. Bangunan tersebut terdiri dari dua lantai dengan fungsi yang berbeda. Secara resmi vihara tersebut dibuka tahun 2002. lantai pertama merupakan gedung serbaguna, yang meliputi kantor sekretariat sekaligus pusat administratif Lantai dua, merupakan altar persembahan yang digunakan oleh jemaat Buddha dalam melakukan peribadatan. tahun 2004 dibangun sebuah candi tepatnyadi kiri luar bangunan utama. Candi tersebut kemudian dinamai Sundoro, tokoh pendiri vihara tersebut. Di dalam candi itu pula abu kremasi (relik) mendiang disimpan. Tepat disamping pintu masuk candi  berdiri tegak patung pendiri vihara, Sundara Hosea

PAMOR KERIS

Catatan mengenai PAMOR KERIS PAMOR Pamor merupakan hiasan atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak, Pedang atau Wedung dan lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay) atau dilapis tetapi karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan. Teknik tempa ini sampai saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan sekitarnya saja (Malaysia, Brunei, Philipina dan Thailand) walau ada yang berpendapat asal teknik ini dari Tibet atau Nepal, tetapi pendapat tersebut tidak beralasan sama sekali. Diluar wilayah Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti pedang dari Iran atau negara Eropa lainnya sehingga walau secara seni (art) tampak indah tetapi kesan “Wingit” nya tidak ada sama sekali. Ada kalanya Pedang buatan Empu diluar wilayah Nusantara terdapat juga Pamor, tetapi biasanya karena tanpa sengaja sewaktu dibuat pedang tersebut tercam