Skip to main content

Posts

Showing posts with the label News

Kemendikbud: Organisasi Penghayat Kepercayaan Banyak yang Hilang

Kontributor Malang, Andi Hartik Sejumlah penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa saat menghadiri Serasehan Daerah Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kota Malang, Rabu (31/8/2016).   MALANG, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jendral Kebudayaan akan meningkatkan kualitas organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang ada di Indonesia. Sebab, kualitas organisasi penghayat masih rendah sehingga menyebabkan banyak yang hilang karena kehabisan generasi. Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan pada Kementerian

Himpunan Penghayat Kepercayaan: Hukum adat perlu dimasukkan dalam tatanan hukum Indonesia

13/11/2013 Ketua Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Pusat, Hadi Prajoko mendesak pemerintah segera memasukkan unsur-unsur hukum adat dalam tatanan hukum positif Indonesia. Selama ini pemerintah dinilai terlalu banyak mengadopsi aturan hukum dari luar sehingga melupakan, bahkan menafikan hukum adat yang merupakan hukum asli dan berlaku mengakar dalam masyarakat Indonesia. “Harus ada revolusi hukum di Indonesia sehingga hukum adat asli Indonesia diakui dan bisa diterapkan secara nyata dalam tata perundangan Indonesia,” Hadi menegaskan, disela-sela musyawarah nasional luar biasa (munaslub) HPK di Gedung Gelombang Samudra Wisma Gajah Mada Pangkalan TNI AL Malang, Senin (11/11), seperti dilansir tribunnews.com. Contoh paling sederhana, Hadi melanjutkan, adalah pengakuan tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hingga saat ini pemerintah hanya mengakui dan memerhatikan enam agama, yakni Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Padahal P

Yusuf-Lilik, Pasangan Beda Agama yang Menikah di Lembaga Penghayat Kepercayaan Akad dengan Bisik-Bisik, tanpa Saksi dan Wali

Kamis, 14 Oktober 2010 , 08:38:00 Yusuf dan Lili setelah dinyatakan sah dalam pernikahan tanpa agama di utara Jogjakarta, Minggu (10 Oktober 2010). Foto: Sugeng Sulaksono / Jawa Pos BERITA TERKAIT Pada hari istimewa, 10-10-2010, Yusuf Waluyo Jati dan Lusia Lilik Hastutiani melangsungkan pernikahan. Hanya, upacara pernikahan mereka dilangsungkan di lembaga penghayat kepercayaan yang tidak melibatkan agama.   ================================ SUGENG SULAKSONO, Jogjakarta ================================ MINGGU (10/10) menjelang magrib Toyota Avanza hitam melesat dari Bantul menuju sebuah tempat di utara Jogjakarta. Ada tujuh penumpang di dalamnya, dua di antaranya pasangan yang sedang berdebar menanti upacara pernikahan. Setelah menempuh perjalanan sekitar 90 menit, rombongan tiba di lokasi yang akan meluluskan keinginan mereka untuk

SENATOR WEDAKARNA TEGASKAN WARGA PENGHAYAT BUKAN PENDATANG DI NKRI

DPD RI DUKUNG EKSISTENSI PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN SENATOR WEDAKARNA TEGASKAN WARGA PENGHAYAT BUKAN PENDATANG DI NKRI Komitmen dan konsistensi sikap dari Senator DPD RI, Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III terhadap perlindungan kelompok minoritas di Indonesia yakni Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa disampaikan saat bertemu dengan generasi muda Penghayat dalam acara yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Ia menyatakan bahwa salah satu kunci dari eksistensi agama asli Nusantara adalah kepercayaan diri yang tinggi diantara warganya, selain memperhatikan pakem pakem organisasi penghayat untuk bisa menjadi wadah yang diterima masyarakat. "Dalam konstitusi kita bahwa apapun agama dan kepercayaan orang Indonesia harus dihormati. Saya tegaskan bahwa jika ada penduduk Indonesia yang tidak beragama sekalipun tapi ia percaya dengan Tuhan YME adalah sama kedudukannya. Jadi saya ingatkan bagi kalangan agama termasuk pen

Kini Warga Penghayat Kepercayaan Di Cilacap Bernafas Lega

Oleh Wagino    Kamis, 14 Pebruari 2008 09:35 Pasangan warga penghayat menerima kutipan akta nikah dari Bupati Cilacap Probo Yulastoro. (FOTO : Cimed/Wagino) CILACAP , (Cimed) - Keluarga Besar Warga Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME di Kabupaten Cilacap kini bernafas lega dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Peraturan pemerintah ini antara lain mengatur pencatatan perkawinan para penganut aliran kepercayaan. Direktur Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME Depbudpar, Drs. Sulistyo Tirtokusumo, MM mengatakan bahwa peraturan pemerintah ini merupakan rahmat bagi para penghayat. “Ini berarti hak-hak kami selaku warga negara sudah sama dengan yang lain,” katanya dalam pidato didepan keluarga besar warga Penghayat terhadap Tuhan YME di gedung Dwija Loka, Minggu (10/2) malam lalu. Seperti pantauan CilacapMedia dari gedung Dwij

SERAT JAYABAYA

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran ---> Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda. Tanah Jawa kalungan wesi ---> Pulau Jawa berkalung besi. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang ---> Perahu berjalan di angkasa. Kali ilang kedhunge ---> Sungai kehilangan mata air. Pasar ilang kumandhang ---> Pasar kehilangan suara. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak ---> Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut. Sekilan bumi dipajeki ---> Sejengkal tanah dikenai pajak. Jaran doyan mangan sambel ---> Kuda suka makan sambal. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --->Orang perempuan berpakaian lelaki. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman ---> Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik. Akeh janji ora ditetepi ---> Banyak janji tidak ditepati. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe ---> Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri. Manungsa padha sen

Sarasehan Malam Anggoro Kasih di Sasono Adiroso, Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

http://berita.kapribaden.org/sarasehan-malam-anggoro-kasih-di-sasono-adiroso-taman-mini-indonesia-indah-tmii/ Foto bersama dengan Direktur Direktorat Kepercayaan, Bp. Drs. Sulistyo Tirtokusumo, MM. (kelima dari kanan) Rahayu, Sarasehan Malam Anggoro Kasih bulan April 2008 kali ini bertepatan dengan Hari Kartini, yaitu pada tanggal 21 April 2008. Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengarahkan agar pengisi acaranya adalah perempuan terutama generasi muda. Dan untuk bulan ini pengisi acaranya diminta dari Paguyuban Penghayat Kapribaden dan A.K. Perjalanan. Maka seperti biasa kadhang-kadhang di Jakarta mulai mempersiapkan diri agar dapat tampil sebaik-baiknya demi menjaga nama baik Kapribaden. Kami tetap semangat walau hanya mempunyai waktu 2 (dua) minggu untuk persiapan. Dan agar dapat memberi kesan beda, maka selain menampilkan Mbak Retno Gunawan yang akan mewakili sebagai pembicara, kami juga akan menampilkan Panembromo (Koor Bhs. Jawa) oleh 8 (dela

Tokoh Agama dan Kepercayaan Tolak ISIS

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Tokoh lintas agama perwakilan HKBP Philadelphia Pendeta Palty Panjaitan, Jamaah Ahmadiyah Indonesia Maulana Zafrullah Pontoh, Ketua Dewan Syura Ijabi-Syiah Jallaludin Rakhmat, Forum Masyarakat Kristiani Indonesia Jerry Rumahtalu, dan Ketua Persatuan Gereja Indonesia Pendeta Phil Erari (kanan ke kiri) mengangkat poster anti-Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam konferensi pers penolakan kehadiran ISIS di Indonesia, Senin (4/8/2014). Keberadaan ISIS di Timur Tengah mulai menyebar ke Indonesia dengan beredarnya video pernyataan dukungan terhadap ISIS oleh orang Indonesia di media sosial. JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh agama dan kepercayaan menolak keberadaan Negara Islam Irak dan Suriah atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia karena menilai kelompok tersebut mengancam keutuhan NKRI. "Saya sebagai penganut kepercayaan ngeri melihatnya. Kita s

PELAYANAN PENDIDIKAN BAGI PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

  Pada tanggal 15 s.d 17 Desember 2014 di Hotel Pandanaran Semarang telah dilaksanakan Dialog Pelayanan Pendidikan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dialog dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan teks Pancasila, tari Lenggang Nyai, Laporan Ketua Panitia Direktur Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Dra.Sri Hartini, M.Si., sambutan dari Kepala Dinas   Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Bidang Nilai Budaya, Seni, dan Film, Drs. Budiyanto, SH.,M.Hum., kemudian dilanjutkan dengan pengarahan dan pembukaan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof. Kacung Marijan, M.A.,Ph.D. Kemudian, dilanjutkan dengan paparan materi secara berurutan :  Pemenuhan Pendidikan Kepercayaan bagi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa da