Skip to main content

Posts

Mundurnya Kejawen

[Tulisan di bawah saya copy dari blog-nya Mas Sabdo Langit, dari komentar saya sendiri] Para pinisepuh Yth. Mengapa kejawen itu dijelek2an ? Menurut saya ini masalah bisnis. Bisnis ? yaa, semua orang asing tau kalau kita punya ‘kelemahan’ terhadap penerimaan akan ajaran baru (pada jaman dulu). Kaum Jawoto terlalu akomodatif terhadap ajaran baru. Ada Hindu masuk, yo diterima. Ada Budha masuk, yo. Ada Islam masuk, yo mlebuwo. Ada Kristen masuk, monggooo.Kalau dilihat dari sejarah, mereka masuk dengan alasan apa ? berdagang. lalu pada saat itu kelemahan kita apa ? kita tidak memiliki tradisi agama (kejawen) yang kuat - karena jawoto, ya ituuu, terlalu akomodatif terhadap setiap ajaran baru yang datang.Kejawen tidak diformulasikan sebagai organisasi spiritual yang memiliki tonggak manusiawi : nabi dan kitab suci. Formula kejawen adalah rahsa yang hanya dapat diakses tidak oleh sembarang orang.Kesempatan inilah yg diambil oleh para pedagang : menciptakan pengaruh yg dapa

Ada Beragam Agama, Warga Deklarasikan Desa Terbuka untuk Semua Kepercayaan

Minggu, 21 Agustus 2016 | 14:12 WIB Kontributor Semarang, Nazar Nurdin Perempuan Samin (kiri) bergandeng tangan dengan perempuan muslim di sela deklarasi desa inklusif di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (20/8/2016) malam. SEMARANG, KOMPAS.com – Warga desa di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang sebagian warganya adalah kaum Sedulur Sikep atau Samin berinisiatif mendeklarasikan desanya sebagai desa yang terbuka terhadap semua agama, keyakinan dan menolak segala bentuk kekerasan atas nama agama. Desa ini berada Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, atau sekitar 15 kilometer dari pusat kota Kudus. Deklarasi anti kekerasan pada Sabtu (20/8/2016) malam itu diikuti oleh Kepala Desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga tokoh Samin di Kudus. Desa yang mempunyai luasan 1.100 hek

Ribuan Penganut Islam Kejawen di Banyumas dan Cilacap Berlebaran Jumat Ini

Oleh : Muhamad Ridlo Susanto KBR, Cilacap– Ribuan penganut Islam kejawen yang tersebar di sejumlah daerah di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah berlebaran hari Jumat ini (8/7/2016). Pemangku Adat Paguyuban Resik Kubur Rasa Sejati (PRKRS) Kalikudi Kabupaten Cilacap, Kunthang Sunardi menjelaskan paguyuban menggunakan penanggalan Alif Rebo Wage (Aboge) yang berbeda dengan penanggalan Alif Selasa Pons (Asapon) yang jamak digunakan mayoritas muslim dan pemerintah. Dia menjelaskan, tahun ini adalah tahun jim sehingga lebaran Idul Fitri tiba di hari Jumat Wage ini. “Sekarang hari ini, Jumat. Jim akhir itu jatuh di hari Jumat Wage. Sekarang ramai sekali di Pasemuan (rumah ibadah kejawen-red) pada silaturahmi. Perhitungannya memakai ram siji patokannya. Umpamanya, tahun alip, je, dal, maka jika tahun alip, alip bo ge, bisa tidak bisa maka lebarannya jatuh di hari Rabu Wage, begitu. Begitu seterusnya diurut sampai tahun Be. Karena di rumus Aboge itu seperti itu, berb

Pengurus HIMPUNAN PARMALIM PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TYME

PUNGUAN PARMALIM HIMPUNAN PARMALIM PENGHAYAT KEPERCAYAAN TERHADAP TYME Sekretariat :Hutatinggi - DesaPardomuanNauliKec. LagubotiKab. Toba Samosir 22381 Alamat Surat : Jl. Patuan Nagari 9, Laguboti 22381 Email: bappar.parmalim@gmail.com   VISI dan MISI PUNGUAN PARMALIM 2013-2018   VISI :                Tercapainya kesetaraan hidup warga Parmalim dalam berbangsa dan bernegara MISI :         Menjalin  komunikasi kepada pemerintah, lembaga lain dan masyarakat luas untuk mencapai kesetaraan. Mempersiapkan data, informasi dan dokumentasi untuk keperluan Bale Pasogit dan Pemerintahan. Meningkatkan taraf hidup Parmalim dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Membina generasi muda Parmalim menjadi manusia yang bertakwa, cerdas dan handal. Program Kerja No Uraian 2013-2014 2014-2015 2015-2016 2016-2017

Rahasia Mistik Kejawen

JAWA dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, semasa zaman Hinduisme dan Budhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran islam di Jawa juga dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur dalam islam berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya jawa semacam pertunjukan wayang kulit, dendangan lagu-lagu jawa , ular-ular ( putuah yang berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang dikembangkan,khususnya di Kerjaan Mataram (Yogya/Solo). Dalam pertunjukan wayang kulit yang paling dikenal adalah cerita tentang Serat Kalimasada (lembaran yang berisi mantera/sesuatu yang sakral) yang cukup ampuh dalam melawan segala keangkaramurkaan dimuka bumi. Dalam cerita itu di

Kitab Kidung Purwajati

Ing Kekayon wayang purwa kang kaprahe kasebut Gunungan, ana kono gambar Macan, Bantheng, Kethek lan Manuk Merak. Kocape kuwi mujudake Sedulur Papat mungguhing manungsa. Kewan cacah papat mau nggambarake nafsu patang warna yaiku : Macan nggambarake nafsu Amarah, Bantheng nggambarake nafsu Supiyah, Kethek nggambarake nafsu Aluamah, lan Manuk Merak nggambarake nafsu Mutmainah SEDULUR PAPAT LIMA PANCER Njupuk sumber saka Kitab Kidungan Purwajati seratane, diwiwiti saka tembang Dhandanggula kang cakepane mangkene: "Ana kidung ing kadang Marmati Amung tuwuh ing kuwasanira Nganakaken saciptane Kakang Kawah puniku Kang rumeksa ing awak mami Anekakake sedya Ing kuwasanipun Adhi Ari-Ari ingkang Memayungi laku kuwasanireki Angenakken pangarah Ponang Getih ing rahina wengi Ngrerewangi ulah kang kuwasa Andadekaken karsane Puser kuwasanipun Nguyu-uyu sabawa mami Nuruti ing panedha Kuwasanireku Jangkep kadang ingsun papat Kalimane wus dadi pancer sawiji Tunggal sawujud ingwa

Ritual Masyarakat Jawa (Mistis Kejawen)

“ Ritual Mencari Pesugihan di Dalam Masyarakat Jawa  ( Mistis Kejawen ) Terdapat Belenggu Okultisme dan Kuasa Gelap ” Kesaksian-life kembali membagi kebenaran tentang Ritual Masyarakat Jawa, kita sama-sama akan belajar. Ketika saudara membaca judul ini tentang ritual, pasti banyak dari antara kita sudah tahu. Setiap suku memiliki ritualnya masing-masing, kali ini yang saya ingin bagikan di blog ini ritual dari suku Jawa, yang saya ambil dari teman blogger..  sahabat-gembala. blogspot.com. Cukup menarik untuk di baca karena kebenaran ini di ambil dari sebuah Buku yang dapat dipercayai.. Selamat membaca..GBU BAB 1 Pendahuluan 1.1.  Latar Belakang Persoalan hidup manusia sangatlah kompleks. Kekomplekan tersebut juga menyangkut keyakinan terhadap sesuatu yang dapat memberikan pengaruh kepadanya. Dilatarbelakangi oleh keadaan, kesulitan hidup mendorong manusia untuk membuat pola keagamaan yang dipercaya dapat memecahkan problematika kehidupannya. Dalam masyarakat Jawa terdapat sebuah key