Skip to main content

Posts

SRI WILATIKTA BRAHMARAJA V RAJA KADIRI TERAKHIR 1522 M

Ketika Brawijaya Raja Majapahit Terakhir Trowulan masuk Islam karena Keratonnya Hancur di Serang Patah/Jimbun Bupati Demak Bintoro yang didukung Walisongo, Hingga Sabdopalon berhenti Ngemong Brawijaya yang masuk Islam, dan Sabdopalon membuat Ramalan akan kembali 500 tahun lagi. 1478 M Kerajaan Majapahit Trowulan diserang Raden Patah, Brawijaya dan Sabdopalon Noyogenggong Mundur menuju Bali , Raden Gugur lari ke Gunung Lawu [Buku Tan Koen Swie Sejarah Kota Kadiri] masa itu Daha, Jenggala dan Kadiri diperintah Sri Wilatikta Brahmaraja V. Bahkan sangat disayangkan Brawijaya lari jalan darat kearah barat tujuannya Bali, untuk mencapai Kadiri tidak ada jalan darat tapi harus melalui Sungai Brantas dengan naik Perahu, sedang Kesamben/Betro Pelabuhan paling selatan diblokir Tentara Islam Demak Jadi Brawijaya untuk selamatnya lewat jalan darat ke Sengguruh Pasuruan terus ke Blambangan. Setelah Trowulan dikuasai Adipati Terung dan Bupati Nyo Lay Hwa Ipar Raden Patah sejak 1478 M ,

SRI WILATIKTA BRAHMARAJA V RAJA KADIRI TERAKHIR 1522 M

Ketika Brawijaya Raja Majapahit Terakhir Trowulan masuk Islam karena Keratonnya Hancur di Serang Patah/Jimbun Bupati Demak Bintoro yang didukung Walisongo, Hingga Sabdopalon berhenti Ngemong Brawijaya yang masuk Islam, dan Sabdopalon membuat Ramalan akan kembali 500 tahun lagi. 1478 M Kerajaan Majapahit Trowulan diserang Raden Patah, Brawijaya dan Sabdopalon Noyogenggong Mundur menuju Bali , Raden Gugur lari ke Gunung Lawu [Buku Tan Koen Swie Sejarah Kota Kadiri] masa itu Daha, Jenggala dan Kadiri diperintah Sri Wilatikta Brahmaraja V. Bahkan sangat disayangkan Brawijaya lari jalan darat kearah barat tujuannya Bali, untuk mencapai Kadiri tidak ada jalan darat tapi harus melalui Sungai Brantas dengan naik Perahu, sedang Kesamben/Betro Pelabuhan paling selatan diblokir Tentara Islam Demak Jadi Brawijaya untuk selamatnya lewat jalan darat ke Sengguruh Pasuruan terus ke Blambangan. Setelah Trowulan dikuasai Adipati Terung dan Bupati Nyo Lay Hwa Ipar Raden Patah sejak 1478 M ,

Eksplorasi Pesona Majapahit di Kaki Arjuna- (Candi Laras,Candi Gambir )

Disbudpar(newsroom) : Pesona Gunung Arjuna seakan tak pernah habis untuk dieksplorasi. Ya.. gunung api tua dan sudah tidak aktif ini menyimpan berbagai keindahan mulai dari wisata alam, budaya, hingga wisata arkeologi. Yang terakhir disebut merupakan salah satu pesona peninggalan budaya zaman kerajaan Majapahit. Penemuan terbesar yang menandai eksplorasi pesona majapahit diawali pada Juni 1988. Secara berturut-turut, misteri lereng Arjuna mulai terungkap dengan ditemukannya bangunan persajian, batu perdupaan, bangunan berundak, arca batu, wadah batu dan gua pertapaan, yang diperkirakan dibuat pada 1400-an. Hal ini ditunjukkan dengan angka tahun 1364 Saka atau 1442 Masehi yang terpahatkan di balok batu Candi Laras atau Candi Gambir di ketinggian kurang lebih 1400 m.dpl. (koordinat 7°45''53"S 112°35''26"E). Umumnya arca-arca yang tersebar di sekitar lereng hanya menggambarkan manusia biasa dan tidak mengikuti pedoman

Eksplorasi Pesona Majapahit di Kaki Arjuna

Disbudpar(newsroom) : Pesona Gunung Arjuna seakan tak pernah habis untuk dieksplorasi. Ya.. gunung api tua dan sudah tidak aktif ini menyimpan berbagai keindahan mulai dari wisata alam, budaya, hingga wisata arkeologi. Yang terakhir disebut merupakan salah satu pesona peninggalan budaya zaman kerajaan Majapahit. Penemuan terbesar yang menandai eksplorasi pesona majapahit diawali pada Juni 1988. Secara berturut-turut, misteri lereng Arjuna mulai terungkap dengan ditemukannya bangunan persajian, batu perdupaan, bangunan berundak, arca batu, wadah batu dan gua pertapaan, yang diperkirakan dibuat pada 1400-an. Hal ini ditunjukkan dengan angka tahun 1364 Saka atau 1442 Masehi yang terpahatkan di balok batu Candi Laras atau Candi Gambir di ketinggian kurang lebih 1400 m.dpl. (koordinat 7°45''53"S 112°35''26"E). Umumnya arca-arca yang tersebar di sekitar lereng hanya menggambar

WAISAK PURA MAJAPAHIT TROWULAN

U ntuk pe rtama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pura Majapahit Pimpinan Hyang Suryo mengadakan Waisak di Candi Gayatri Bayalangu: Berita PAMOR JG Edisi 12 , 4 juli 2000. Liputan Khusus: Meski hujan gerimis meliputi desa/kecamatan Boyolangu, Tulung Agung, tapi tidak membuat peserta do’a peringatan hari Waisak, Kamis 18/5, lalu mengurungkan niatnya. Bahkan pesertanya bertambah semangat dan acara ini bukan diikuti oleh penganut agama Hindu/Budha yang berada di Tulung Agung saja namun juga beberapa kota di jatim dan pulau Bali, Ketika mencapai puncak acara yang disebut dengan Ritual, Roh Dewi Gayatri dan Roh Gajah Mada datang ditempat itu. Para pengnut agama tersebut mengaku merasa puas, sebab meski berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang maha esa diundang ternyata semua datang di Candi Gayatri. Dengan demikian Do’a bersama Waisak itu untuk mwmulai acaranya do’anya bukan hanya disampaikan oleh agama Budha saja tetaoi berbagai agama lain juga menyampai

WAISAK PURA MAJAPAHIT TROWULAN

U ntuk pertama kalinya sejak 500 tahun Keruntuhan Majapahit Pura Majapahit Pimpinan Hyang Suryo mengadakan Waisak di Candi Gayatri Bayalangu: Berita PAMOR JG Edisi 12 , 4 juli 2000. Liputan Khusus: Meski hujan gerimis meliputi desa/kecamatan Boyolangu, Tulung Agung, tapi tidak membuat peserta do’a peringatan hari Waisak, Kamis 18/5, lalu mengurungkan niatnya. Bahkan pesertanya bertambah semangat dan acara ini bukan diikuti oleh penganut agama Hindu/Budha yang berada di Tulung Agung saja namun juga beberapa kota di jatim dan pulau Bali, Ketika mencapai puncak acara yang disebut dengan Ritual, Roh Dewi Gayatri dan Roh Gajah Mada datang ditempat itu. Para pengnut agama tersebut mengaku merasa puas, sebab meski berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang maha esa diundang ternyata semua datang di Candi Gayatri. Dengan demikian Do’a bersama Waisak itu untuk mwmulai acaranya do’anya bukan hanya disampaikan oleh agama Budha saja tetaoi berbagai agama lain juga me

HAK WARGA NEGARA Penghayat Kepercayaan Minta Dilindungi UU

Jumat, 20 Juli 2007 JAKARTA (Suara Karya): Musyawarah nasional kedua Badan Kerja Sama Organisasi-organisasi Kepercayaan terhadap Tuhan YME (BKOK) yang berlangsung sejak Minggu (15/7), ditutup secara resmi oleh mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, Selasa (17/7). Munas berhasil menyusun pengurus baru periode 2007 - 2012. Pengurus terdiri dari lima presidium yaitu Naen Suryono, SH, MH, Hartini Wahyono, Engkus Ruswana, MM, Ir Harry Noegroho, dan Arnold Panahal serta dilengkapi pengurus inti dan departemen. Untuk pertama kali dibentuk dewan penasihat terdiri dari Djoko Soemono Soemodisastro, Brigjen (Purn) Sumarsomo Wiryowijoyo SH, Kartini Soedono, Prof Dr Wila Chandrawila Supriadi, dan Bambang Soeratman. Mereka dilantik oleh Akbar Tandjung. Munas bertemakan "Kembali ke Jatidiri Bangsa" yang berlangsung di Kompleks Candra Wilwatikta, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur juga memperjuangkan eksistensi kepercayaan terhadap Tuhan YME agar diakui dan dilindungi dalam perundan