Skip to main content

Posts

KEJAWEN MENEROPONG MUSIBAH

Sebelum menyinggung soal tersebut, ada baiknya mengingat kembali pokok-pokok Kejawen meskipun sepintas dan hanya sebagian kecil saja. A.Manusia dekat dengan alam murni menyerap inti hukum/hukum alam. " Sudah sejak dulu kala , tanah Jawa hijo royo-royo, subur kang tinandur, gemahripah loh jinawi , tata tentrem kerta raharja" Demikian selalu yang diucapkan Ki Dalang pewayangan. Kehidupan manusia zaman PURBA itu tidak ngoyo (sibuk),waktu banyak terluang, melahirkan budayanya berkarakteristik: Sabar, damai, saling menghargai kebebasan masing-masing – toleran, tepo seliro(tenggang rasa), mawas diri. > B.Manusia percaya isi alam ada Penciptanya. Khayalan dalam waktu santainya menimbulkan pertanyaan: " kalau aku membuat alat-alat, lalu bertindak mencari bahan-bahan untuk hidup, siapa orangnya yang membuat isi alam semuanya itu". Kesimpulan sederhananya: " Tentu , pasti, ada orang seperti saya ini yang mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa.Sayang dia t

KEJAWEN MENEROPONG MUSIBAH

Sebelum menyinggung soal tersebut, ada baiknya mengingat kembali pokok-pokok Kejawen meskipun sepintas dan hanya sebagian kecil saja. A.Manusia dekat dengan alam murni menyerap inti hukum/hukum alam. " Sudah sejak dulu kala , tanah Jawa hijo royo-royo, subur kang tinandur, gemahripah loh jinawi , tata tentrem kerta raharja" Demikian selalu yang diucapkan Ki Dalang pewayangan. Kehidupan manusia zaman PURBA itu tidak ngoyo (sibuk),waktu banyak terluang, melahirkan budayanya berkarakteristik: Sabar, damai, saling menghargai kebebasan masing-masing – toleran, tepo seliro(tenggang rasa), mawas diri. > B.Manusia percaya isi alam ada Penciptanya. Khayalan dalam waktu santainya menimbulkan pertanyaan: " kalau aku membuat alat-alat, lalu bertindak mencari bahan-bahan untuk hidup, siapa orangnya yang membuat isi alam semuanya itu". Kesimpulan sederhananya: " Tentu , pasti, ada orang seperti saya ini yang mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa.Sayang

Bencana Alam dalam Tatanan Filsafat Kejawen

Bencana Alam dalam Tatanan Filsafat Kejawen Radio Nederland Wereldomroep 14-09-2007 Dengarkan wawancara dengan pakar kejawen Gempa, tsunami dan berbagai bencana alam lain secara beruntun melanda Indonesia. Bagaimana mengartikannya? Filsafat Jawa kejawen memberi sudut pandang lain dari gejala alam ini, bukan saja dari segi rasional namun juga secara spiritual. Radio Nederland Wereldomroep menjumpai dua pakar kejawen Dr. Budya Pradipta serta Dr. Singgih Wibisono. Tidak meluhurkan ajaran ketuhananGempa adalah dampak pergeseran lempengan bumi, demikian pakar kejawen Budya Pradipta menjelaskan. Manusia yang sering berbuat tidak baik itu buminya kurang kuat. Lalu bagaimana dengan posisi pemerintah dan pemimpin nasional di tengah terjadinya pelbagai gempa dan berbagai bencana alam di Nusantara?Pakar kejawen Singgih Wibisono: Tugas seorang pemimpin adalah mengurangi kesengsaraan rakyatnya. Dalam kaitan ini presiden SBY tidak menanggung masalah ini sendiri. Ia juga didukung oleh kekuatan-kekua

Bencana Alam dalam Tatanan Filsafat Kejawen

Bencana Alam dalam Tatanan Filsafat Kejawen Radio Nederland Wereldomroep 14-09-2007 Dengarkan wawancara dengan pakar kejawen Gempa, tsunami dan berbagai bencana alam lain secara beruntun melanda Indonesia. Bagaimana mengartikannya? Filsafat Jawa kejawen memberi sudut pandang lain dari gejala alam ini, bukan saja dari segi rasional namun juga secara spiritual. Radio Nederland Wereldomroep menjumpai dua pakar kejawen Dr. Budya Pradipta serta Dr. Singgih Wibisono. Tidak meluhurkan ajaran ketuhananGempa adalah dampak pergeseran lempengan bumi, demikian pakar kejawen Budya Pradipta menjelaskan. Manusia yang sering berbuat tidak baik itu buminya kurang kuat. Lalu bagaimana dengan posisi pemerintah dan pemimpin nasional di tengah terjadinya pelbagai gempa dan berbagai bencana alam di Nusantara?Pakar kejawen Singgih Wibisono: Tugas seorang pemimpin adalah mengurangi kesengsaraan rakyatnya. Dalam kaitan ini presiden SBY tidak menanggung masalah ini sendiri. Ia juga didukung oleh kekuatan-kekua

Hakekat dari Manunggaling Kawulo Gusti

Hakekat dari Manunggaling Kawulo Gusti Manunggaling Kawulo Gusti adalah meniadakan sosok manusia itu menjadikan sebuah kehampaan diri yang tampak hanyalah Allah Swt semata. Jika kita lihat dari segi penciptaan, manusia tercipta atas rahmat Allah Swt, tumbuh atas rahmat Allah Swt, dapat berbicara atas kehendak Allah, dapat melihat atas kehendak Allah Swt, mendengar atas kehendak Allah Swt, hidup dan bernafas atas kehandak Allah Swt, dan manusia tak memiliki satu apapun di dunia ini melainkan Allah Yang Maha Memiliki, manusia tak memiliki hak apapun, maka dari itu hidup manusia ini juga bukan milik dirinya, bagaimana manusia dapat menyebut bahwa dirinya itu ada dan mempunyai hak? Bagaimana manusia itu dapat menyebut bahwa manusia dapat menghidupi dirinya sendiri? Allahlah satu-satunya yang berkuasa dan berhak menyebut bahwa Allah Swt benar-benar ada. Manusia adalah se-onggok daging yang lemah, lumpuh, tak berdaya dan mati. Allah Swt telah menghidupkannya, Allah Swt telah meminjamkan Ruh-

Tradisi Makna Kesatuan Perbedaan Komunitas Kejawen Menoreh

Jalan menanjak menuju Gunung Suroloyo, pada Kamis (14/9) sore, terasa jauh. Gunung itu adalah salah satu puncak bukit yang ada di deretan perbukitan Menoreh, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Jalan cadas dan terjal harus dilalui oleh tubuh yang berbalut kain jarik. Tangan menggenggam secawan penuh lembaran kelopak bunga, yang di sela-selanya disematkan sebatang dupa. Hidup sebagai petani di lereng Bukit Menoreh telah membiasakan para pengikut keyakinan Kejawen Urip Sejati, di Dusun Onggosoro, Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar perbukitan Menoreh, melalui terjalnya jalan setapak di bukit itu. Rapal puja-puji bagi Sang Hyang Widhi menyertai prosesi menuju Gunung Suroloyo. Prosesi puja-puji yang diselenggarakan sebagai kegiatan ritual rutin mereka setiap bulan itu diawali oleh barisan gadis pembawa cawan-cawan berisi lembaran bunga dan diikuti oleh sejumlah orang yang membawa hasil bumi dalam suatu bentuk persembahan. Di Tuk Onggosoro, salah satu m

Tradisi Makna Kesatuan Perbedaan Komunitas Kejawen Menoreh

Tradisi Makna Kesatuan Perbedaan Komunitas Kejawen Menoreh Jalan menanjak menuju Gunung Suroloyo, pada Kamis (14/9) sore, terasa jauh. Gunung itu adalah salah satu puncak bukit yang ada di deretan perbukitan Menoreh, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Jalan cadas dan terjal harus dilalui oleh tubuh yang berbalut kain jarik. Tangan menggenggam secawan penuh lembaran kelopak bunga, yang di sela-selanya disematkan sebatang dupa. Hidup sebagai petani di lereng Bukit Menoreh telah membiasakan para pengikut keyakinan Kejawen Urip Sejati, di Dusun Onggosoro, Desa Giritengah, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, sekitar perbukitan Menoreh, melalui terjalnya jalan setapak di bukit itu. Rapal puja-puji bagi Sang Hyang Widhi menyertai prosesi menuju Gunung Suroloyo. Prosesi puja-puji yang diselenggarakan sebagai kegiatan ritual rutin mereka setiap bulan itu diawali oleh barisan gadis pembawa cawan-cawan berisi lembaran bunga dan diikuti oleh sejumlah orang yang membawa hasil bumi dal