Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Artikel

115 Kasus Kekerasan & Diskriminasi Timpa Penghayat Kepercayaan

Metrotvnews.com, Jakarta: Penghayat kepercayaan mengalami kekerasan dan diskriminasi dari negara. Dalam lima tahun terakhir tercatat 115 kasus kekerasan dan diskriminasi menimpa mereka. Itu merupakan hasil pemantauan Komnas Perempuan terhadap kekerasan dan diskriminasi, kondisi pemenuhan hak asasi manusia dan hak konstitusional perempuan penghayat kepercayaan, penganut agama leluhur, dan pelaksana ritual adat. Baca juga Laporan- hasil pemantauan tentang diskriminasi dan kekerasan terhadap-perempuan dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan bagi kelompok Penghayat Kepercayaan penganut Agama leluhur dan pelaksanaan ritual adat "Ada 50 kasus kekerasan dan 65 kasus diskriminasi yang diterima kelompok penghayat kepercayaan dan agama leluhur," kata Komisioner Komnas Perempuan Riri Khariroh di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (3/8/2016). Riri mengatakan,

SERAT JAYABAYA

Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran ---> Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda. Tanah Jawa kalungan wesi ---> Pulau Jawa berkalung besi. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang ---> Perahu berjalan di angkasa. Kali ilang kedhunge ---> Sungai kehilangan mata air. Pasar ilang kumandhang ---> Pasar kehilangan suara. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak ---> Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut. Sekilan bumi dipajeki ---> Sejengkal tanah dikenai pajak. Jaran doyan mangan sambel ---> Kuda suka makan sambal. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --->Orang perempuan berpakaian lelaki. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman ---> Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik. Akeh janji ora ditetepi ---> Banyak janji tidak ditepati. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe ---> Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri. Manungsa padha sen

PEMBAHASAN SUMBER DAN CORAK ALIRAN KEPERCAYAAN DI INDONESIA

A.     Pendahuluan             Pada mulanya, aliran kebatinan dan kepercayaan memiliki akar sejarah pertumbuhan yang cukup panjang dan lama sejak ratusan tahun yang lampau. Aliran ini lahir dari hasil proses perkembangan budaya, buah renungan dan filsafat nenek moyang, yang kemudian terpaku menjadi adat istiadat masyarakat turun temurun hingga sekarang. Mayoritas aliran kepercayaan menjadikan adat istiadat ini sebagai pedoman ajaran yang sangat dipegang teguh yang dihayati dan diamalkan [1] . Kebatinan Jawa sebenarnya adalah peninggalan tradisi agama Jawa asli sebelum adanya pengaruh agama-agama besar (Hindu, Buddha, Islam dan Kristen). Setelah masuknya Hindu, Buddha, Islam dan Kristen, maka terjadilah akulturasi budaya dimana agama asli penduduk bercampur dengan agama baru. Dalam proses akulturasi itu, terjadi beberapa kemungkinan. Pertama , unsur-unsur agama baru diterima akan tetapi unsur agama lama tidak hilang dan bercampur dengan unsur agama baru (contoh: Islam abangan dimana ia