Skip to main content

Tirakat di Punden Keramat Dasamuka, Tawang, Kandangsapi, Jenar, Sragen





Dasamuka

Punden Dasamuka hingga kini masih dipercaya sangat keramat. Punden di Dusun Tawang, Kalurahan Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, itu konon bekas persinggahan arwah Prabu Dasamuka.
Jika diamati sekilas, punden Dasamuka kelihatannya mirip sebuah kuburan kuno. Atau itu memang sebuah kuburan kuno?
Punden itu berada di tempat yang agak mencil (menyendiri), yakni berada di tengah-tengah rerimbunan pohon-pohon besar dan jarang diambah (didatangi) orang. Kecuali bagi mereka yang benar-benar ingin ngalap berkah.
Kesan angker dan keramat pun sangat terasa begitu memasuki kawasan punden Dasamuka ini. Ditambah lagi dengan mitos yang berkembang di masyarakat setempat.
Punden Dasamuka itu setiap saat, lebih-lebih pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon tidak pernah sepi pengunjung. Mereka tirakat dan ngalap berkah.
Mereka datang dari berbagai pelosok daerah, semisal dari Semarang, Solo, Madiun, Ponorogo, dan kota-kota lainnya. Tujuannya pun beraneka ragam. Ada yang menginginkan supaya cepat naik pangkat, usahanya berhasil, mencari jodoh, hidupnya kecukupan, dan masih banyak lagi lainnya.
“Namun kebanyakan yang berhasil setelah ngalap berkah di Punden Dasamuka ini yang punya tujuan ingin mendapatkan jodoh dan hidup kecukupan,” ujar Jimin.
Juru kunci punden itu juga mengemukakan, siapa saja boleh ngalap berkah di punden ini. Asalkan mereka mengerti persyaratan dan tatacara yang harus dilaksanakan. Pasalnya, untuk ngalap berkah di punden ini godaannya kelewat besar.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan ritual ngalap berkah di Punden Dasamuka ini. Jelasnya, sebelum caos dhahar, para peziarah diharuskan reresik (menyucikan) badan terlebih dulu dengan mandi keramas.
Setelah itu baru menyiapkan ubarampe (perlengkapan) sesaji yang dibutuhkan, di antaranya berupa: kemenyan putih, kembang setaman, sirih ayu, dan minyak wangi. Selanjutnya, dengan berlandaskan hati yang mantap peziarah duduk bersila sambil membakar kemenyan disertai mengutarakan keinginan.
Menurut Jimin, orang-orang yang ngalap berkah di Punden Dasamuka ini jika akan berhasil, biasanya akan mendapatkan tanda-tanda tertentu terlebih dulu. Di antaranya digoda dengan suara-suara orang merintih meminta tolong, suara kuda meringkik, ataupun suara orang yang sedang memanggil-manggil.
Bahkan tidak jarang pula peziarah tiba-tiba melihat seorang wanita yang amat cantik yang minta dipangku. “Namun, jika selama melakukan semedi itu peziarah tidak mengalami kejadian apa-apa berarti permintaannya belum berhasil,” jelas Jimin.
Tidak jauh dari punden Dasamuka ini ternyata ditemukan beberapa tempat yang masih berkaitan dengan mitos Prabu Dasamuka (Rahwana), raja di Alenka. Tempat-tempat itu diyakini masyarakat sekitar sebagai tempat keramat dan angker.
Tempat-tempat keramat dan angker itu di antaranya adalah Tegal Tulungan yang dipercaya sebagai tempat untuk mengingat ketika Dasamuka sambat njaluk tulung (merintih minta tolong) sewaktu terkena panah dari Sri Ramawijaya.
Selain itu ada Dusun Crengeh, yang konon dipercaya warga setempat sebagai tempat jatuhnya kuda yang sedang dinaiki Dasamuka. Lokasi ini yang acap menimbulkan suara cringeh-cringeh.
Tempat-tempat keramat dan angker lainnya masih berkaitan dengan mitos Prabu Dasamuka. Di antaranya adalah sendang yang dinamakan Sendang Sinta, dan letaknya berada di sebelah barat dari Punden Dasamuka. Selain itu, di sebelah timur punden ini juga didapati sebuah batu besar yang oleh masyarakat setempat dikatakan sebagai Watu Anoman. irul/jss (www.nasionalisme.co)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari ...

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa...

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad (Menyembang kepada Gusti (Tuhan) yang membuat Dunia seisinya) Masyarakat Kejawen memiliki cara panembah (menyembah Gusti Akaryo Jagad) bermacam-macam. Bagi masyarakat Kejawen, tidak ada ketentuan ataupun cara tertentu dalam melakukan Panembah marang Gusti Akaryo Jagad. Dalam melakukan Panembah, ada empat macam panembah yang ada. Hal itu bisa kita simak dari penggalan Kitab Wedhatama sebagai berikut: Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur, Dhihin raga cipta jiwa rasa karsa, Ingkono lamun ketemu, Tandha nugrahaning Manon. (Sekarang aku jelaskan tentang empat macam sembah. Yaitu Sembah Raga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa dan Sembah Rasa. Disitu akan ketemu, tanda rahmatnya GUSTI Akaryo JAgad,Gusti Ingkang Moho Kuwoso-dudu Rojo nanging gusti kang maringin urip lan Mati) Panembah adalah berasal dari kata Sembah yang berarti kita mempersembahkan sesuatu. Tetapi yang terjadi sekarang ini justru kita melakukan sembahyang.Sembahyang artinya meper...