Skip to main content

Rapat Pleno Nasional dan Agenda Strategis 2016



Presidium Pusat Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia [MLKI] mengelar Rapat Pleno nasional yang membicarakan agenda-agenda strategis organisasi pada tahun 2016. Rapat Pleno ini diselenggarakan pada Jumat, 11 Maret 2016, di Kantor Direktorat Penghayat Kepercayaan dan Tradisi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Acara terbilang sangat istimewa karena dihadiri oleh salah satu Dewan Pakar MLKI, Drs. K.P. Sulistyo Tirtokusumo, MM.
Penguatan Kapasitas Organisasi
Rapat Pleno membicarakan agenda-agenda strategis MLKI pada tahun 2016. Setelah melakukan refleksi atas kegiatan MLKI selama delapan bulan terakhir, anggota Presidium memfokuskan perhatiannya pada agenda-agenda yang mendesak diwujudkan. Salah satu agenda itu adalah pembentukan dan konsolidasi MLKI di wilayah Kalimatan Timur dan Nusa Tenggara Barat [NTB]. Sebagaimana dipahami, di kedua wilayah ini keberadaan kelompok adat dan Penghayat sangat besar, akan tetapi selama ini belum berhasil dikonsolidasi dengan maksimal. Atas dasar inilah, pada tahun 2016 ini MLKI memfokuskan perhatiannya pada konsolidasi di sejumlah wilayah Indonesia Timur.
Sesungguhnya di semua wilayah Indonesia keberadaan kelompok adat dan Penghayat sangat banyak, akan tetapi belum semua berhasil dikonsolidasi dengan baik oleh MLKI. Di samping alasan periode kepengurusan yang baru berjalan kurang dari dua tahun, alasan lainnya adalah kekuatan sumber daya MLKI. Sampai saat ini kekuatan MLKI hanya bergantung pada swadaya dari para pengurus dan anggotanya. Inilah hambatan terbesar sehingga agenda konsolidasi harus dilakukan secara bertahap.
Agenda lain yang tidak kalah penting adalah sosialiasi keberadaan MLKI baik di level pemerintah maupun di masyarakat akar rumput. Harus diakui bahwa selama ini pandangan masyarakat terhadap organisasi-organisasi Penghayat masih diwarnai dengan pelbagai stigma. Hal yang sama juga terjadi pada semua lapisan pemerintah. Drs. K.P. Sulistyo Tirtokusumo, MM. berpandangan bahwa MLKI harus lebih pro-aktif dalam kegiatan sosialisasi karena hal tersebut akan menentukan penerimaan masyarakat dan masa depan organisasi-organisasi Kepercayaan di masa yang akan datang.
Serah Terima Ketua Presidium
Sebagaimana amanat Pasal 14 [1] Anggaran Dasar MLKI bahwa, “Majelis Luhur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia dipimpin secara kolektif kolegial oleh Presidium’. Pasal ini dalam perwujudannya diterjemahkan dengan cara melakukan rotasi ketua Presidium setiap delapan bulan sekali. Delapan bulan pertama sejak MLKI dideklarasikan pada 2014, ketua MLKI dijabat oleh Ir. Engkus Ruswana, MM. Sesudah itu, ketua Presidium diserahterimakan pada Naen Suryono,  SH., MH.
Serah terima Ketua Presidium MLKI Pusat dari Naen Suryono, SH., MH. kepada Dr. Ir. Andri Hernandi
Rapat Pleno kali ini sekaligus menandai masa berakhirnya periode kedua. Sesudah menjalankan periode delapan bulan dan memberikan laporan pertanggungjawaban secara tertulis, dalam Rapat Pleno ini juga dilakukan serah terima ketiga dari Naen Suryono, SH.,MM. kepada Dr. Ir. Andri Hernandi. Proses serah terima ini berjalan santai, khidmat, dan semua orang merasa tetap menjadi bagian dari kepengurusan kolektif kolegial yang menjadi ciri khas dan komitmen MLKI.
Dr. Ir. Andri Hernandi sendiri mengawali periode kepemimpinannya tetap dengan bersahaja. “Ini adalah tanggung jawab yang harus tetap dipikul bersama-sama Presidium lain,” tegasnya. Demikianlah, suasana bersahaja itu tetap mewarnai Rapat Pleno hingga rampung. Semua orang tetap terikat komitmen perjuangan MLKI yang bertekad menjadi wadah tunggal bagi organisasi-organisasi Kepercayaan di Indonesia. ©

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari ...

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa...

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad (Menyembang kepada Gusti (Tuhan) yang membuat Dunia seisinya) Masyarakat Kejawen memiliki cara panembah (menyembah Gusti Akaryo Jagad) bermacam-macam. Bagi masyarakat Kejawen, tidak ada ketentuan ataupun cara tertentu dalam melakukan Panembah marang Gusti Akaryo Jagad. Dalam melakukan Panembah, ada empat macam panembah yang ada. Hal itu bisa kita simak dari penggalan Kitab Wedhatama sebagai berikut: Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur, Dhihin raga cipta jiwa rasa karsa, Ingkono lamun ketemu, Tandha nugrahaning Manon. (Sekarang aku jelaskan tentang empat macam sembah. Yaitu Sembah Raga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa dan Sembah Rasa. Disitu akan ketemu, tanda rahmatnya GUSTI Akaryo JAgad,Gusti Ingkang Moho Kuwoso-dudu Rojo nanging gusti kang maringin urip lan Mati) Panembah adalah berasal dari kata Sembah yang berarti kita mempersembahkan sesuatu. Tetapi yang terjadi sekarang ini justru kita melakukan sembahyang.Sembahyang artinya meper...