Skip to main content

Sarasehan Munaslub Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

OLYMPUS DIGITAL CAMERA Malang, 12 November 2013 – Sarasehan Musyawarah Luar Biasa Himpunan Penghayat Kepercayaan yang berlangsung di Gedung Gelombang Samudra Pangkalan TNI-AL, Jalan Tanimbar, Malang dengan pembicara Kamaluddin, SH dan Sekretaris Jenderal AMAN Abdon Nababan, serta moderator Ir. Hadi Prajoko, SH, MH.
Abdon Nababan yang mendapat kesempatan pertama menyampaikan pandangannya mengatakan. “Kalau untuk mencintai negeri ini kita mesti membenci pemerintah memangnya kenapa? Karena pemerintah bisa berganti. Pemerintah hari ini adalah pemerintah yang dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono. Jika kita tidak suka satu rezim pemerintah karena tidak menjalankan amanat konstitusi, kan boleh? Saya hanya mau meyakinkan bahwa kita tidak sedang di luar jalur konstitusi. Kita mau menegakkan hak-hak konstitusional rakyat Indonesia.”
Abdon menjelaskan bahwa ada empat hak dasar masyarakat adat, yaitu hak atas identitas budaya, hak atas sistem pengetahuan sistem nilai norma, hak atas hukum dan kelembagaan adat, dan hak atas agama. “Ini harus diperjuangkan dan saya merasa haruslah jadi perjuangan kita bersama, bukan hanya perjuangan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara. Karena bagaimana pun kuatnya perjuangan AMAN diorganisir seperti yang sekarang dilakukan, tapi kalau masyarakat adat dengan kelompok seperti penghayat kepercayaan dan banyak lagi kelompok lain  yang hak konstitusionalnya diabaikan oleh penyelenggara negara tidak berjuang bersama-sama maka akan sulit berhasil,” kata Abdon.
Menurut Sekjen AMAN, upaya-upaya bersama ini harus dilakukan untuk mendorong bahwa agama-agama asli leluhur diperhatikan oleh pemerintah. “Bila perlu, diajukan uj materi undang-undangnya di Mahkamah Konstitusi. Menurut saya membiarkan bahwa seolah-olah di Nusantara hanya ada enam agama, kita ikut bersalah kalau hal itu kita biarkan menjadi kebenaran. Saya mengajak Himpunan Penghayat Kepercayaan untuk bersama-sama melakukan uji materi,” himbaunya.
Disamping mengadakan uji materi, saat ini AMAN sedang memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Pengakuan dan Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat (RUU PPHMA). Abdon memaparkan, “Rancangannya kami siapkan, kami sampaikan ke Badan Legislasi DPR, mereka bahas dan sekarang sudah menjadi RUU Inisiatif DPR RI. Pansus sudah dibentuk oleh DPR RI dan Presiden sudah membentuk empat kementerian untuk membahas ini dengan DPR RI.”
“Salah satu hak yang AMAN perjuangkan dalam RUU PPHMA itu adalah hak atas agama asli,” tambah Abdon.
Ketua AMAN Kalimantan Tengah Simpun Sampurna menanggapi pemaparan Kamaluddin, SH yang membawa konsep Hukum Negara Majapahit yang mengatakan masalah pecantuman agama leluhur dalam KTP kurang penting dibandingkan pembentukan Majelis Adat Nusantara.
Simpun menyatakan, Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan harus diuji materi, karena KTP itu penting sebagai alat kelengkapan dalam usaha ekonomi, pendidikan anak, dan akses kesehatan anak. Sejalan dengan Simpun, Glorio Sanen mengatakan bahwa KTP itu penting karena masyarakat adat dapat menggunakan suaranya dalam pemilihan umum. Sanen mengutip falsafah hidup Dayak. “Adil Ka’ Talino Bacuramin Ka’ Suraga, Basengat Ka’ Jubata (Keadilan bagi seluruh manusia, bersikap dan bertindak sesuai dengan perintah Ketuhanan Yang Maha Esa). Hidup di kandung adat mati di kandang tanah,” ujar Sanen yang disambut tepuk tangan hadirin.
Moderator Hadi Prajoko menyatakan, banyak orang selalu mengatakan antikapitalisme namun tidak pernah membangun dirinya lewat budaya. “Jangan hanya bicara nasionalisme tapi tidak berakar budaya,” katanya.*** JLG
 http://www.aman.or.id/2013/11/12/sarasehan-munaslub-himpunan-penghayat-kepercayaan-terhadap-tuhan-yang-maha-esa/

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari ...

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa...

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad (Menyembang kepada Gusti (Tuhan) yang membuat Dunia seisinya) Masyarakat Kejawen memiliki cara panembah (menyembah Gusti Akaryo Jagad) bermacam-macam. Bagi masyarakat Kejawen, tidak ada ketentuan ataupun cara tertentu dalam melakukan Panembah marang Gusti Akaryo Jagad. Dalam melakukan Panembah, ada empat macam panembah yang ada. Hal itu bisa kita simak dari penggalan Kitab Wedhatama sebagai berikut: Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur, Dhihin raga cipta jiwa rasa karsa, Ingkono lamun ketemu, Tandha nugrahaning Manon. (Sekarang aku jelaskan tentang empat macam sembah. Yaitu Sembah Raga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa dan Sembah Rasa. Disitu akan ketemu, tanda rahmatnya GUSTI Akaryo JAgad,Gusti Ingkang Moho Kuwoso-dudu Rojo nanging gusti kang maringin urip lan Mati) Panembah adalah berasal dari kata Sembah yang berarti kita mempersembahkan sesuatu. Tetapi yang terjadi sekarang ini justru kita melakukan sembahyang.Sembahyang artinya meper...