Skip to main content

Pendiri Aliran Kepercayaan TYME Ngudi Utomo

Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
"NGUDI UTOMO"
INVENTARISASI DIRJEN BINYAT DEP DIK BUD NO 1.061/F.3/N.1.1/1980 TGL. 31-12-1980
TERDAFTAR DIRJEN SOSPOL DEPDAGRI NO.97/D.I/VIII/2001 TGL. 09-08-2001


Riwayat Diperoleh Ajaran

Ajaran Organisasi Ngudi Utomo untuk pertama kali diterima dan diperkenalkan oleh seorang petani yang bernama Martowiyono. Beliau berasal dari Desa Bayan, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Pada waktu itu kurang lebih 3 1/2 tahun Bapak Martowiyono menderita sakit yang demikian lamanya.. Berbagai. obat-obatan telah diminumnya, semua orang- orang pintar telah didatangkan, harta kekayaannya habis terjual untuk biaya pengobatan, akan tetapi kesembuhan yang dinanti­nantikan tidak kunjung tiba. Melihat kenyataan yang demikian itu seluruh keluarga hampir kehilangan akal memikirkan sakit Bapak Martowiyono yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Akan tetapi hal yang paling mengherankan dan menakjubkan semua orang adalah bahwa Bapak Martowiyono selama menderita, sakit tidak pernah mengeluh atau menyesali keadaan kesehatannya, yang demikian buruk. Malah di dalam penderitaannya itu Bapak Martowiyono- semakin banyak mengolah penghayatan batinnya. Hal ini semakin memperkuat rasa pasrahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam perenungannya itu.
Dalam ketabahannya yang luar biasa itulah timbul berbagai pertanyaan dalam batin Bapak Martowiyono yaitu:

  • Apakah arti dan makna hidup di dunia ini?

  • Apakah maksud manusia dihidupkan di dunia ini?

  • Apakah yang dikehendaki Tuhan bagi dirinya itu?
Dari berbagai pertanyaan itu, ternyata sulit untuk mendapatkan jawabannya. Narnun dernikian Bapak Martowiyono tidak putus asa. Melalui pergulatan batin yang panjang, semua pertanyaan tersebut dapat dijawab sendiri oleh Bapak Martowiyono. Sehingga pada suatu ketika terjadilah suatu peristiwa yang gaib, yang mengherankan bagi semua orang dan Bapak Martowiyono sendiri. Yaitu suatu berkah berupa wahyu dari Tuhan Yang Maha. Esa. Pada waktu itu tiba- tiba Bapak Martowiyono bangkit dari tempat. tidurnya, lalu berjalan- jalan sendiri dengan kekuatan penuh seperti sedia kala. Getaran wahyu itulah yang mengarahkan Bapak Martowiyono untuk membimbing, serta mendidik pribadi dan keluarga. Melalui perenungan atas datangnya wahyu tersebut, Bapak. Martowiyono tergerak untuk menjadi panutan dalam menjalankan hidup kearah tingkah laku yang utama.
Di samping itu Bapak Martowiyono juga ingin menolong kepada sesama manusia yang membutuhkan. Dengan kata lain datangnya wahyu tersebut mengisyaratkan bahwa Bapak Martowiyono dapat menjadi perantara berkah bagi orang lain yang membutuhkan. Demikianlah akhimya banyak orang lain yang datang dan mendapat pertolongan dari Bapak Martowiyono.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t