Skip to main content

BKOK Cilacap Dorong Penghapusan Kolom Agama di KTP


Rabu, 19 November 2014 , 08:36:00 WIB

Laporan: Muhamad Ridlo Susanto

FOTO:NET
  


RMOL. Badan Koordinasi Organisasi Kepercayaan (BKOK) Cilacap, Jawa Tengah mendorong agar kolom agama di Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesi dihapus. Hal ini terkait dengan tidak dicantumkannya ‘kepercayaan’ sebagai sebuah agama.

Sekretaris BKOK Cilacap, Basuki Raharja kepada RMOL mengatakan penghayat kepercayaan sesuai dengan UU 23 tahun 2006 memang ditandai dengan tanda ‘strip’. Strip dalam KTP ini mahfum diartikan sebagai penghayat kepercayaan. Namun bagi yang tidak memahami undang-undang, tanda ‘strip’ dalam kolom agama ini bisa menimbulkan kesalahan penafsiran.

"Saya pernah dituduh atheis karena di kolom agama KTP saya tidak dicantumkan agama apapun," tuturnya, Rabu (19/11).

Paguyuban organisasi aliran kepercayaan, lanjut Basuki, saat ini sudah memiliki perwakilan yang disebut sebagai Majelis Luhur yang salah satu tugasnya adalah mengkaji perlu tidaknya pencantuman agama di KTP.

"Kesimpulannya adalah tidak perlu dicantumkan. Atau jika dicantumkan maka kolom agama dan kepercayaan ada sendiri-sendiri sehingga tidak ambigu," ujarnya.

Kendati demikian, Basuki mengakui untuk mengakomodir seluruh aliran kepercayaan di Indonesia membutuhkan pembaruan sistem administrasi data kependudukan. Pasalnya, jenis aliran kepercayaan yang hidup di Indonesia sangat banyak.

Di Cilacap saja, dalam data BKOK setidaknya terdapat 28 aliran kepercayaan dengan 99 ribu penghayat (anggota).

"Jumlahnya ratusan kalau dijumlah seluruh Indonesia," jelasnya,

Basuki menolak dengan tegas opsi menggabungkan aliran kepercayaan dengan agama lain agar kolom agama tidak kosong. Sebab Agama dan kepercayaan menurut Basuki adalah sesuatu yang hakiki sehingga tidak bisa digabung-gabungkan dengan agama lain. [rus]
http://www.rmol.co/read/2014/11/19/180348/BKOK-Cilacap-Dorong-Penghapusan-Kolom-Agama-di-KTP-

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t