Skip to main content

Ribuan Penghayat Kepercayaan Ikuti Tutup "Suran"

Cilacap (ANTARA News) - Ribuan warga penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa menghadiri Tumpengan Sura dalam rangka menyambut Tahun Baru Jawa 1940 atau tutup Suran (hari terakhir bulan Sura) di halaman Pendopo Kabupaten Cilacap.

Menurut sekretaris panitia Slamet Riyadi, di Cilacap, Selasa, temanya berupa candra sengkala "Hambuka Teja Wiwaraning Kasunyatan (1939) anumpak (menuju) Luhuring Catur Terusing Gusti (1940)" yang mengandung makna membuka hati melihat kenyataan hidup menuju kebaikan budi pekerti menurut tuntunan Tuhan Yang Maha Esa.

Acara yang dihadiri sekitar 4.000 warga penghayat kepercayaan dari berbagai daerah di Kabupaten Cilacap, terselenggara atas kerja sama BKOK (Badan Koordinasi Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) dan HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) bersama Pemerintah Kabupaten Cilacap.

"Warga penghayat kepercayaan itu dari 22 paguyuban penghayat kepercayaan di Kabupaten Cilacap. Warga yang hadir membawa tumpeng untuk dinikmati sendiri, seperti biasanya mereka itu setiap Sura berpuasa, sehingga acara ini sebagai buka puasa bersama," katanya.

Tujuan tumpengan ini guna mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan sesama "kadang" (saudara) penghayat kepercayaan se-Kabupaten Cilacap untuk memohon kepada Tuhan agar situasi Kabupaten Cilacap tetap aman dan kondusif pada hari jadi ke-151 tanggal 21 Maret 2007 dan menjelang pemilihan kepala daerah 9 September 2007.

Sementara itu Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, Departemen Kebuadayaan dan Pariwisata, Drs. Sulistyo Tirto Kusumo, M.M. dalam sambutannya mengajak warga penghayat kepercayaan untuk mawas diri dan menentukan niat untuk berbuat yang lebih baik.

Dia juga mengajak warga untuk memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nasib bangsa yang terus menerus terimpa musibah dengan melakukan pencucian jiwa, karena tanpa kesucian jiwa upaya pencucian diri terhadap Tuhan akan sia-sia.

Menyinggung Peraturan Pemerintah tentang Pengaturan dan Tata Cara Perkawinan Bagi Penghayat Kepercayaan yang sedang disusun, pihaknya mohon doa restu agar peraturan ini dapat ditandatangani Presiden Republik Indonesia tepat waktu empat bulan mendatang.

Bupati Cilacap H. Probo Yulastoro, S.Sos., M.Si., dalam sambutannya mengatakan, keberhasilan Kabupaten Cilacap memperoleh predikat kabupaten/kota terkondusif untuk investasi merupakan dukungan seluruh masyarakat Cilacap termasuk penghayat kepercayaan.

Dia mengajak seluruh aparat untuk tidak bersikap diskriminatif terhadap kaum minoritas termasuk warga penghayat kepercayaan.(*)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari ...

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa...

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad

Manembah marang Gusti Kang Akaryo Jagad (Menyembang kepada Gusti (Tuhan) yang membuat Dunia seisinya) Masyarakat Kejawen memiliki cara panembah (menyembah Gusti Akaryo Jagad) bermacam-macam. Bagi masyarakat Kejawen, tidak ada ketentuan ataupun cara tertentu dalam melakukan Panembah marang Gusti Akaryo Jagad. Dalam melakukan Panembah, ada empat macam panembah yang ada. Hal itu bisa kita simak dari penggalan Kitab Wedhatama sebagai berikut: Samengko ingsun tutur, Sembah catur supaya lumuntur, Dhihin raga cipta jiwa rasa karsa, Ingkono lamun ketemu, Tandha nugrahaning Manon. (Sekarang aku jelaskan tentang empat macam sembah. Yaitu Sembah Raga, Sembah Cipta, Sembah Jiwa dan Sembah Rasa. Disitu akan ketemu, tanda rahmatnya GUSTI Akaryo JAgad,Gusti Ingkang Moho Kuwoso-dudu Rojo nanging gusti kang maringin urip lan Mati) Panembah adalah berasal dari kata Sembah yang berarti kita mempersembahkan sesuatu. Tetapi yang terjadi sekarang ini justru kita melakukan sembahyang.Sembahyang artinya meper...