Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Gus Dur-Bapak Pruralisme

Syafii Maarif: Indonesia Beruntung Punya Gus Dur

Abdurrahman Wahid Memorial Lecture Selasa, 2 Februari 2010 03:55 Sumbangan terbesar Gus Dur adalah melahirkan generasi muda yang maju di kalangan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan di kalangan lintas iman Jakarta-wahidinstitute.org. Dalam pandangan mantan Ketua Umum Pimpinan pusat Muhammadiyah ini, Indonesia beruntung sekali memiliki sosok seperti KH. Abdurahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur. Dalam soal gerakan sosial, menurut tokoh yang juga kawan dekat, sumbangan terbesar Gus Dur adalah melahirkan generasi muda yang maju di kalangan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, dan di kalangan lintas iman. Karena itu ia tetap optimis jika nilai-nilai pluralisme dan demokrasi akan mampu dilanjutkan oleh para pengagum dan generasi mudanya. "Tanpa Gus Dur tidak mungkin seperti sekarang ini. Salah satunya Ulil ini. Kalau tidak ada Gus Dur, tidak mungkin ada Ulil," katanya pada Acara "Abdurrahman Wahid Memerioal Lecture" di Ruang Sidang Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)

GUSDUR Terima Medali Keberanian dari Yahudi

Oleh : Adi Supriadi | 12-Jun-2008, 10:16:15 WIB KabarIndonesia - Bulan Mei lalu, ada dua isu panas di tengah masyarakat kita. Pertama soal rencana pemerintah menaikkan harga BBM . Yang kedua, soal kelompok sesat Ahmadiyah yang hendak dibubarkan namun mendapat dukungan dari koalisi liberal dan kelompok non-Muslim. Di saat itulah, Abdurrahman Wahid terbang ke Amerika Serikat memenuhi undangan Shimon Wiesenthal Center (SWC) untuk menerima Medal of Valor, Medali Keberanian . Selain untuk menerima medali tersebut, Durahman juga menyatakan ikut merayakan hari kemerdekaan Israel, sebuah hari di mana bangsa Palestina dibantai besar-besaran dan diusir dari tanah airnya. Medali ini dianugerahkan kepada mantan presiden RI ini dikarenakan Durahman dianggap sebagai sahabat paling setia dan paling berani terang-terangan menjadi pelindung kaum Zionis-Yahudi dunia di sebuah negeri mayoritas Muslim terbesar seperti Indonesia. Acara penganugerahan medali tersebut dilakukan dalam sebuah acara
04 Januari 2010 Persahabatan Tak Biasa di Sungai Tigris DI tepi Sungai Tigris itu Abdurrahman Wahid menyulang kopi tamunya. Sang tamu baru ia kenal pada akhir 1966 di kantor Ar-Rahmadani, perusahaan kecil di Bagdad, Irak, yang mengimpor tekstil dari Eropa dan Amerika. Namanya pendek: Ramin. Wahid bekerja sebagai penerjemah surat-menyurat di kantor itu. Ia bekerja dari pukul 11.00 hingga 14.00, waktu longgar untuk mencari uang buat membeli buku dan nonton film, jika tak sedang kuliah di Fakultas Sastra Universitas Bagdad. Gus Dur saat itu 26 tahun. Ramin, teman sebayanya itu, baru diterima bekerja di Ar-Rahmadani. Tak ada cara yang indah selain merayakan pertemuan itu di tepi Sungai Tigris. Pada malam hari di akhir pekan, tepian Sungai Tigris sering dipakai untuk pelbagai diskusi. "Gus Dur kerap terlibat dalam diskusi intelektual itu, sebagaimana yang dilakukannya di kedai-kedai kopi di Kairo," tulis Greg Barton, penulis The Authorized Biography of Abdurrah

Nama Gus Dur akan Gantikan Jalan Imogiri Timur Bantul

Sosbud / Rabu, 6 Januari 2010 09:04 WIB Metrotvnews.com, Bantul: Pemerintah Kabupaten Bantul akan mengabadikan nama Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai nama jalan utama di salah satu ruas jalan utama di Bantul, Yogyakarta, menggantikan nama Jalan Imogiri Timur. Hal itu disampaikan secara khusus pihak Pemkab Bantul seusai menggelar tahlil mempertingati tujuh hari wafatnya Gus Dur di Pendopo Parasamya Kantor Bupati Bantul, Selasa (5/1) malam. Tahlilan diikuti ribuan warga Bantul dari lintas agama dan etnis. Mereka membacakan doa dengan penuh kekhusyukan. Doa tahlil digelar untuk menghormati Gus Dur yang dinilai berjasa besar, tak hanya pada bangsa, juga pada kancah internasional dalam mewujudkan nilai-nilai pluralisme dan toleransi bagi peradaban bangsa. Pada kesempatan ini, warga Bantul mengusulkan agar Gus Dur diberi gelar sebagai pahlawan nasional. Mereka juga mengusulkan agar hari wafatnya Gus Dur pada 30 Desember 2009 lalu, ditetapkan s

Gus Dur: Orang Kristen dan Yahudi Bukan Kafir

Gus Dur: Orang Kristen dan Yahudi Bukan Kafir 10 Mei 2007 in Agama , Berita , Indonesia , Opini , Sejarah , Sosial , Wawancara [jil; bataknews; anda kaget kan?] Anda ingin membantah Gus Dur? Kalau aku sih tak mampu; ilmu agamaku terlalu tipis. Berikut adalah wawancara Kajian Islam Utan Kayu di Radio 68H Jakarta dengan Kiai Haji Abdurrahman Wahid alias Gus Dur sebagaimana dikutip dari Jaringan Islam Liberal [JIL] . Keberagamaan umat Islam saat ini sering dikaitkan dengan radikalisme dan kekerasan. Apa yang salah menurut Gus Dur? Saya rasa persoalannya adalah ketidakmengertian. Mereka yang melakukan kekerasan itu tidak mengerti bahwa Islam tidaklah terkait dengan kekerasan . Itu yang penting. Ajaran Islam yang sebenar-benarnya — saya tidak memihak paham mana pun, baik Ahlus Sunnah , Syi’ah , atau apapun — adalah tidak menyerang orang lain, tidak melakukan kekerasan, kecuali bila kita diusir dari rumah kita. Ini yang pokok. Ka
Pemikiran Kamis, 08 Juli 2010 19:16 Politik Presiden dan Agama Oleh Abdurrahman Wahid BEBERAPA tahun yang lalu saya berada dalam sebuah seminar di Universitas Monash, Australia. Pokok pembicaraannya adalah "Perkembangan Politik di Indonesia". Ada pertanyaan dari peserta: "Mungkinkah seorang yang tidak beragama Islam menjadi presiden di Indonesia?" Penulis menjawab, kalau dilihat dari bunyi Undang-Undang Dasar '45 hal itu dapat saja terjadi. Jawaban ini menimbulkan berbagai macam reaksi. Karena jawaban ini, ada yang menuduh penulis telah berkoalisi dengan Benny Moerdani dan mencalonkannya sebagai Presiden RI. Lebih dari itu bahkan ada yang menuduh penulis sebagai antek orang-orang non-Muslim. Sementara di sisi lain, mereka yang tulus pada UUD '45 melihat jawaban ini sebagai hal biasa. Sebagaimana tertulis dalam UUD '45 yang memungkinkan adanya seorang non-Muslim menjadi presiden di belakang hari, karena Undang-Undang Dasar kita me

Biografi Gus Dur…Bapak Demokrasi-Pluralisme

Desember 30, 2009 tags: Abdurrahman Wahid , gus dur , presiden indonesia oleh nusantaraku Biografi Singkat, Bapak Demokrasi-Pluralis Presiden Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau dikenal sebagai Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 7 September 1940. Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara dari keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah K.H. Hasyim Asyari , pendiri Nahdlatul Ulama (NU) , sementara kakek dari pihak ibu, K.H. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempua n. Ayah Gus Dur, K.H. Wahid Hasyim, terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi Menteri Agama tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri Pondok Pesantren Denanyar Jombang. Selain Gus Dur, adiknya Gus Dur juga merupakan sosok tokoh nasional. Berdasarkan silsilah keluarga, Gus Dur mengaku memiliki darah Tionghoa yakni dari keturunan Tan Kim Han yang