Skip to main content

Orang-orang Islam menghancurkan pura Hindu di Kasihan, Batul

Orang-orang Islam menghancurkan pura Hindu yang dibangun oleh beberapa KK orang asli jogja di Kasihan, Bantul Jogjakarta. Padahal pura itu dibangun diatas tanah mereka sendiri, dengan swadaya sendiri dan dijadikan tempat sembahyang beberapa keluarga di sekitar pura itu.

Di pantai Baron umat Hindu Jogja juga telah memiliki tanah sekitar 1 hektar, dan direncanakan akan dibangun pura, karena umat Hindu di jogja belum memiliki pura segara. tapi selalu di obrak-abrik oleh FPI karena alasan yang tidak jelas. mereka seperti preman. dasar anak-anak TK.

kenapa Islam menghalang-halangi orang lain beribadah ya?
main hakim sendiri lagi, kenapa tidak debat terbuka dengan para intelektualnya dulu?

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/fpi-menghancurkan-pura-hindu-di-jogjakarta-t1503/

Comments

kedangkalan memahami arti "bhenika tunggal ika" yang di cengkeram kaki burung Garuda oleh generasi saat ini sangat memalukan jika dikaitkan dengan latar belakang pendidikan yang makin tinggi, namun ada yang tahu paham tapi tidak berani bicara, akan seperti inikah bangsaku. Sadarlah bahwa keberagaman menjadi simbul kekuatan negara indonesia yang berkepulauan jika kita ingin maju.
pasingsingan said…
FPI (Fron Pembela Islam) terus terang saya sangat prihatin dengan sepak terjangnya,

pertanyaan saya adalah :

1. apakah Islam yang katanya, agama yang paling benar, agama Allah, (agama yang mendapat wahyu dari Allah melalui Rasulnya) masih membutuhkan orang-orang semacam FPI untuk membelanya ?
2, pertanyaan selanjutnya, apakah Allah yang maha kuasa tidak bisa melindungi agama yang diturunkanNya melalui RasulNya, sehingga mesti minta bantuan sekelompok orang untuk membelanya ?
3. apakah cara FPI membela Islam itu sudah sesuai dengan keinginan Allah ?
dari ketiga pertanyaan diatas sudah bisa disimpulkan, bahwa jika yang lain benar pasti ada yang salah.
coba kita renungkan siapa yang salah diantara ketiga pertanyaan diatas, apakah FPI nya, apakah Allah yang salah, atau ajaran didalam agama Islam yang tidak benar,

sebenarnya sangat mudah bagi Polisi untuk menindak dengan tegas, para pengacau, tetapi anehnya Polisi merasa gamang bila berhadapan dengan FPI, mau dikemanakan Negeri ini jika aparatnya kalah dengan sekelompok preman.

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t