Skip to main content

In Memoriam :C atatan Singkat Perjuangan Bp. Dr. Wahyono Raharjo GSW., MBA

Berikut adalah hal-hal yang sudah dilakukan oleh Dr. Wahyono Rahardjo GSW,MBA dalam mengemban tugas dari sesepuhnya (Romo Herucokro Semono ) untuk melestarikan Ajaran Kapribaden dan memperjuangkan hak-hak sipil para Penghayat Kepecayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta partisipasinya dalam usaha penghapusan diskriminasi dan intoleransi berdasarkan Agama atau Kepercayaan :

DI INTERN PAGUYUBAN PENGHAYAT KAPRIBADEN

  • 1971 – 1978, mencari dan menyatukan kadhang2 penghayat Ajaran Kapribaden.

  • 1978 – 1981, melaksanakan tugas dari Sesepuh Kapribaden untuk membentuk Paguyuban Pengahayat Kapribaden dan mendaftarkan secara resmi ke Pemerintah sehingga dapat berfungsi sebagai wadah guyub rukun warga dan sarana menjaga kemurnian Ajaran Kapribaden serta melestarikannya.

  • 1981 – meninggal (2007), setelah Sesepuh Kapribaden (Romo Herucokro Semono) meninggal dunia, maka Dr. Wahyono ditunjuk oleh warga untuk menjadi Pinisepuh yang bertanggung jawab :

    1. Menjaga kemurnian ajaran dan melestarikan ajaran dari sesepuh melalui wadah Paguyuban Penghayat Kapribaden.

    2. Meningkatkan Laku Spiritual warganya sehingga dapat tercemin dalam perilaku sehari-harinya.

    3. Terus berjuang agar penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME mendapatkan hak-hak sipilnya sebagai warga negara Indonesia sama dengan warga negara yang memeluk agama (pencantuman indentitas keyakinan di KK, KTP, Pencatatan Sipil untuk perkawinan, Kelahiran & Kematian, dll).


DI LINGKUNGAN PENGHAYAT KEPERCAYAAN DI INDONESIA

  • 1971 – 1973, bersama para tokoh kepercayaan lain, memperjuangkan agar keberadaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dapat dicantumkan dalam ketetapan MPR. Hasilnya pada tahun 1973 kepercayaan terhadap Tuhan YME dimasukan dalam Tap MPR.

  • 1973 – 1978, masih terus berjuang bersama tokoh kepercayaan lainnya sehingga tahun 1978 Kepercayaan masuk dalam GBHN dan kemudian dibentuklah sebuah Instansi yaitu Direktorat Pembinaan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME (DitBinYat) yang berada dalam naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  • 1998 – meninggal (2007), sebagai Presidium Badan Kerjasama Organisasi- Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (BKOK), memperjuangkan hak-hak penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME.


DI MASYARAKAT BERSAMA PARA TOKOH AGAMA & TOKOH MASYARAKAT

  • Tahun 2006 – 2007, Ketua Umum Badan Perjuangan Kebebasan Beragama dan Berkepercayaan (BPKBB), yang bertujuan dapat berperan serta dalam usaha-usaha untuk menghapuskan diskriminasi terhadap warga negara berdasarkan Agama atau Kepercayaan, sehingga dapat terwujud masyarakat Indonesia yang saling menghargai dalam segala perbedaan keyakinan.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t