Skip to main content

Posts

Pertemuan Budaya & Konsekuensinya

--> (Dr. Budya Pradipta) Indonesia, yang terletak dipersimpangan jalan diagonal barat dan timur, lautan teduh dan lautan Hindia tidak terbebas dari kedatangan bangsa-bangsa asing, dari dahulu hingga sekarang. Yang datang bercokol lama di Indonesia adalah Belanda selama tiga setengah abad, bahkan menjadi penjajah bangsa Indonesia. Bangsa asing lainnya pengaruhnya tidak besar. Secara kultural yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan keidupan bangsa Indonesia adalah kebudayaan Hindu, Islam, Barat (khususnya Belanda), dan Cina. Jepang pernah berpengaruh walaupun sedikit, terutama karena pernah menduduki Indonesia selama kurang lebih tiga segengah tahun. Oleh sebab itu, kebudayaan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan-kebudayaan asing tersebut. Seperti halnya seseorang jika bertemu dengan seseorang lainnya maka terjadilah perkenalan. Dalam perkenalan terjadi proses komunikasi dan interaksi, dimana satu sama lain saling mengamati baik dari segi fisik maupun dari cip

Pertemuan Budaya & Konsekuensinya

(Dr. Budya Pradipta) Indonesia, yang terletak dipersimpangan jalan diagonal barat dan timur, lautan teduh dan lautan Hindia tidak terbebas dari kedatangan bangsa-bangsa asing, dari dahulu hingga sekarang. Yang datang bercokol lama di Indonesia adalah Belanda selama tiga setengah abad, bahkan menjadi penjajah bangsa Indonesia. Bangsa asing lainnya pengaruhnya tidak besar. Secara kultural yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan keidupan bangsa Indonesia adalah kebudayaan Hindu, Islam, Barat (khususnya Belanda), dan Cina. Jepang pernah berpengaruh walaupun sedikit, terutama karena pernah menduduki Indonesia selama kurang lebih tiga segengah tahun. Oleh sebab itu, kebudayaan Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kebudayaan-kebudayaan asing tersebut. Seperti halnya seseorang jika bertemu dengan seseorang lainnya maka terjadilah perkenalan. Dalam perkenalan terjadi proses komunikasi dan interaksi, dimana satu sama lain saling mengamati baik dari segi fisik maupun dari cipta

KEKAWIN ARJUNAWIWAHA

Oleh Mas Kumitir Bagian Pertama: Penulisan Kakawin Ini adalah Arjunawiwaha, yaitu kakawin yang suci dan indah , hasil karya Pujangga Kawi Empu Kanwa, yang telah mengikat cerita (sampun keketan ing katha), bagaikan menguntai permata, dan merangkai sajak (angiket bhasa rudita), seperti merangkai ikatan bunga (angiket sekar taji). Semuanya dituliskan pada papan, rapi, berupa goresan (rinekaken munggw ing wiletanan aradin warna cacahan), sebagai hasil karya pujangga agung yang telah menyusun, dan menghasilkan kidung bersyair (tumatametu-metu kakawin), yang keluar dari puncak budi (tungtung ing hidep), dan keluar dari batu-tulis (tungtung ing tanah). Maka kakawin ini adalah karya-sastra agung yang dipersembahkan bagi Sri Paduka Raja, yaitu sebagaimana disebutkan … “Sembah kehadapan Sri Airlangga. Dia yang dipuja sampai patah batu-tulis, memberi restu” (Sri Airlanggha namastu sang panikelanya tanah anumata). Sang Pujangga Kawi menggalang keindahan dengan kiasaan