Skip to main content

Posts

Pemikiran yg salah ttg Kejawen

[Serikat-Kaum-Terkutuk] KEJAWEN = juga merupakan sekte Islam, terkadang disebut ISLAM JAWA ini adalah salah--- Agama Kejawen berbeda dengan Islam. Hafsah SalimMon, 17 Apr 2006 23:32:23 -0700 Menyangkut sebutan ISLAM yang oleh menteri agama goblok dipaksakan kepada umat Ahmadiah untuk tidak disebutkan sebagai agama aliran Ahmadiah.Sesungguhnya, Islam itu banyak sekali aliran2nya, yang pasti dimAmerika itu ada ratusan, bahkan mungkin lebih dari seribu, dalam hal ini memang tidak dibuatkan statistiknya. Seringkali umat Ahmadiah sendiri tidak menyebutkan agama mereka sebagai "Islam Ahmadiah" yang menyebutnya justru orang2 diluar Ahmadiah. Hal inilah yang membuktikan kepada kita bahwa masyarakat diluar Ahmadiah sendiri sudah mengetahui atau bahkan mengakui bahwa memang "Ahmadiah" itu memang Islam yang merupakan aliran dari Pakistant dengan nabinya tersendiri. Umat Ahmadiah sendiri menyebut agama mereka sebagai "Jemaat Ahmadiah". Hanya papan nama dimuka mesjid m

Pemikiran yg salah ttg Kejawen

[Serikat-Kaum-Terkutuk] KEJAWEN = juga merupakan sekte Islam, terkadang disebut ISLAM JAWA Hafsah SalimMon, 17 Apr 2006 23:32:23 -0700 Menyangkut sebutan ISLAM yang oleh menteri agama goblok dipaksakan kepada umat Ahmadiah untuk tidak disebutkan sebagai agama aliran Ahmadiah. Sesungguhnya, Islam itu banyak sekali aliran2nya, yang pasti di Amerika itu ada ratusan, bahkan mungkin lebih dari seribu, dalam hal ini memang tidak dibuatkan statistiknya. Seringkali umat Ahmadiah sendiri tidak menyebutkan agama mereka sebagai "Islam Ahmadiah" yang menyebutnya justru orang2 diluar Ahmadiah. Hal inilah yang membuktikan kepada kita bahwa masyarakat diluar Ahmadiah sendiri sudah mengetahui atau bahkan mengakui bahwa memang "Ahmadiah" itu memang Islam yang merupakan aliran dari Pakistant dengan nabinya tersendiri. Umat Ahmadiah sendiri menyebut agama mereka sebagai "Jemaat Ahmadiah". Hanya papan nama dimuka mesjid mereka sajalah ditulis dengan besar sebagai "Islam

PUASA ala KEJAWEN

Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Disemua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda.Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran. Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi/getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi/kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang. Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun,energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan datang padanya dan menyatu dengan dirinya membantu kehidupan nya dalam segala hal.Didalam peradaban/tradisi pendalaman spiritual ala kejawen, seorang penghaya

PUASA ala KEJAWEN

PUASA ala KEJAWEN ::- Puasa dan tapa adalah dua hal yang sangat penting bagi peningkatan spiritual seseorang. Disemua ajaran agama biasanya disebutkan tentang puasa ini dengan berbagai versi yang berbeda.Menurut sudut pandang spiritual metafisik, puasa mempunyai efek yang sangat baik dan besar terhadap tubuh dan fikiran. Puasa dengan cara supranatural mengubah sistem molekul tubuh fisik dan eterik dan menaikkan vibrasi/getarannya sehingga membuat tubuh lebih sensitif terhadap energi/kekuatan supranatural sekaligus mencoba membangkitkan kemampuan indera keenam seseorang. Apabila seseorang telah terbiasa melakukan puasa, getaran tubuh fisik dan eteriknya akan meningkat sehingga seluruh racun,energi negatif dan makhluk eterik negatif yang ada didalam tubuhnya akan keluar dan tubuhnya akan menjadi bersih. Setelah tubuhnya bersih maka roh-roh suci pun akan datang padanya dan menyatu dengan dirinya membantu kehidupan nya dalam segala hal.Didalam peradaban/tradisi pendalaman spiritual ala kej

AGAMA ASLI NUSANTARA

Agama Asli Nusantara Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: navigasi , cari Agama Asli Nusantara adalah agama -agama tradisional yang telah ada sebelum agama Islam , Kristen Katolik , Kristen Protestan , Hindu , Buddha , Konghucu masuk ke Indonesia. Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama "resmi" (agama yang diakui); Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia , di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes , Lebak , Banten ; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan , Jawa Barat ; agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur ; agama Parmalim, agama asli Batak ; agama Kaharingan di Kalimantan ; kepercayaan Tonaas Walian

AGAMA ASLI NUSANTARA

Agama Asli Nusantara Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: navigasi , cari Agama Asli Nusantara adalah agama -agama tradisional yang telah ada sebelum agama Islam , Kristen Katolik , Kristen Protestan , Hindu , Buddha , Konghucu masuk ke Indonesia. Mungkin banyak di kalangan masyarakat Indonesia sudah tidak lagi mengetahui bahwa sebelum agama-agama "resmi" (agama yang diakui); Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu dan Buddha, kemudian kini Konghucu, masuk ke Nusantara atau Indonesia , di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli, seperti Sunda Wiwitan yang dipeluk oleh masyarakat Sunda di Kanekes , Lebak , Banten ; Sunda Wiwitan aliran Madrais, juga dikenal sebagai agama Cigugur (dan ada beberapa penamaan lain) di Cigugur, Kuningan , Jawa Barat ; agama Buhun di Jawa Barat; Kejawen di Jawa Tengah dan Jawa Timur ; agama Parmalim, agama asli Batak ; agama Kaharingan di Kalimantan ; kepercayaan Tonaas Walian

KEJAWEN = AGAMA JAWA = AGAMA KEJAWEN

Kejawen Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: navigasi , cari Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel .Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Kejawen ( bahasa Jawa Kejawèn) adalah sebuah kepercayaan atau  agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Agama Kejawen sebenarnya adalah nama sebuah kelompok kepercayaan-kepercayaan yang mirip satu sama lain dan bukan sebuah agama terorganisir seperti agama Islam atau agama Kristen . Ciri khas utama agama Kejawen ialah adanya perpaduan antara animisme , agama Hindu dan Buddha . Namun pengaruh agama Islam dan juga Kristen nampak pula. Kepercayaan ini merupakan sebuah kepercayaan sinkretisme . Seorang ahli antropologi Amerika Serikat , Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang ternama The Religion of Jav

KEJAWEN

Kejawen Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Langsung ke: navigasi , cari Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar WikipediaMerapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi artikel .Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini. Kejawen ( bahasa Jawa Kejawèn) adalah sebuah kepercayaan atau mungkin boleh dikatakan agama yang terutama dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan sukubangsa lainnya yang menetap di Jawa. Agama Kejawen sebenarnya adalah nama sebuah kelompok kepercayaan-kepercayaan yang mirip satu sama lain dan bukan sebuah agama terorganisir seperti agama Islam atau agama Kristen . Ciri khas utama agama Kejawen ialah adanya perpaduan antara animisme , agama Hindu dan Buddha . Namun pengaruh agama Islam dan juga Kristen nampak pula. Kepercayaan ini merupakan sebuah kepercayaan sinkretisme . Seorang ahli antropologi Amerika Serikat , Clifford Geertz pernah menulis tentang agama ini dalam bukunya yang terna

Falsafah Jawa, Kejawen dan Islam

Falsafah Jawa, Kejawen dan Islam 17 June, 2006Posted by netlog in Islam dan Kejawen . 5 comments JAWA dan kejawen seolah tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kejawen bisa jadi merupakan suatu sampul atau kulit luar dari beberapa ajaran yang berkembang di Tanah Jawa, semasa zaman Hinduisme dan Budhisme. Dalam perkembangannya, penyebaran islam di Jawa juga dibungkus oleh ajaran-ajaran terdahulu, bahkan terkadang melibatkan aspek kejawen sebagai jalur penyeranta yang baik bagi penyebarannya. Walisongo memiliki andil besar dalam penyebaran islam di Tanah Jawa. Unsur-unsur dalam islam berusaha ditanamkan dalam budaya-budaya jawa semacam pertunjukan wayang kulit, dendangan lagu-lagu jawa , ular-ular ( putuah yang berupa filsafat), cerita-cerita kuno, hingga upacara-upacara tradisi yang dikembangkan,khususnya di Kerjaan Mataram (Yogya/Solo). Dalam pertunjukan wayang kulit yang paling dikenal adalah cerita tentang Serat Kalimasada (lembaran yang berisi mantera/sesuatu yang sakral) yang

Agama Islam dan Agama Kejawen: Beda Kulit Sama Isi

Berita - 09/03/2006 08:36 Agama Kejawen: Beda Kulit Sama Isi Muhtadin (sebelah kiri) dan Ali Sobirin (sebelah kanan) di ruangan studio 103,4 FM D' Radio pada acara Talkshow Perspektif Progresif Jakarta – JIE. “Islam dan Kejawen hampir tidak ada bedanya”. Demikian ungkap Ali Sobirin, peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta, dalam acara Talkshow Perspektif Progresif, Rabu malam (08/03). Diskusi buku yang diadakan atas kerjasama P3M dengan 103.4 D. Radio FM ini berjalan penuh gelak tawa dan guyonan-guyonan Jawa. Diskusi yang dipandu Muhtadin AR. ini membedah buku berjudul Islam Kejawen karya M. Hariwijaya, Dosen pada Institut Budaya Jawa Yogyakarta. Kejawen adalah sebuah keyakinan (agama) yang dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Sekarang ini, banyak sekali ajaran-ajaran kejawen yang bersinggungan dengan ajaran Islam, di mana kita hampir tidak bisa membedakan antara keduanya. Menurut kamus bahasa Inggris, is

Islam Kejawen: Beda Kulit Sama Isi

Berita - 09/03/2006 08:36 Islam Kejawen: Beda Kulit Sama Isi Muhtadin (sebelah kiri) dan Ali Sobirin (sebelah kanan) di ruangan studio 103,4 FM D' Radio pada acara Talkshow Perspektif Progresif Jakarta – JIE. “Islam dan Kejawen hampir tidak ada bedanya”. Demikian ungkap Ali Sobirin, peneliti Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta, dalam acara Talkshow Perspektif Progresif, Rabu malam (08/03). Diskusi buku yang diadakan atas kerjasama P3M dengan 103.4 D. Radio FM ini berjalan penuh gelak tawa dan guyonan-guyonan Jawa. Diskusi yang dipandu Muhtadin AR. ini membedah buku berjudul Islam Kejawen karya M. Hariwijaya, Dosen pada Institut Budaya Jawa Yogyakarta. Kejawen adalah sebuah keyakinan yang dianut di pulau Jawa oleh suku Jawa dan suku bangsa lainnya yang menetap di Jawa. Sekarang ini, banyak sekali ajaran-ajaran kejawen yang bersinggungan dengan ajaran Islam, di mana kita hampir tidak bisa membedakan antara keduanya. Menurut kamus bahasa Inggris, istilah Ke

Apakah dengan Membunuh Organisasi, Aliran Kepercayaan Akan Mati

Wawancara Zahid Hussein: Apakah dengan Membunuh Organisasi, Aliran Kepercayaan Akan Mati Sekelompok orang yang menamakan diri Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI) Rabu, 5 November lalu, mendatangi gedung DPR-RI. Mereka meminta kepada MPR agar aliran kebatinan dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dicabut dari GBHN 1998. Jika tidak, menurut KISDI, akan menimbulkan ekses buruk: masih banyak penganut aliran kepercayaan yang ngotot bertahan dan menolak kembali ke agamanya masing-masing. Pendeknya, KISDI khawatir aliran ini akan membentuk agama baru. Tentu saja ini perkara sensitif bagi negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam ini. Tapi, benarkah para penghayat itu berniat mengembangkan alirannya menjaid semacam agama baru? Zahid Hussein, 73 tahun, Ketua Himpunan Penghayat Kepercayaan, mencoba menjelaskan permasalahan tersebut kepada Iwan Setiawan dari TEMPO Interaktif, lewat bincang-bincang, Jumat, 14 November lalu, di ruang kerjanya, Gedung Granadi, Kuning