Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sunda Wiwitan Kuningan

Kaukus Pancasila Harap Hakim MK Mengedepankan Keadilan Bagi Penghayat

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koordinator Kaukus Pancasila DPR RI Eva Kusuma Sundari berharap hakim Mahkamah Konstitusi (MK) mengedepankan kemanusiaan dan keadilan terkait penganut kepercayaan atau penghayat pada hari Rabu (28/9) mendaftarkan Pengujian Pasal 61 ayat (1) jo ayat (2) dan Pasal 64 ayat (1) jo ayat (5) UU Administrasi Kependudukan. “Semoga para hakim mengedepankan kemanusiaan dan keadilan, tidak bias dengan egoisme agama yang dipeluk mereka. Pasal 29 Undang-Undang 1945 menjadi acuan berpikir, karena kebebasan beragama perlu dilindungi oleh para hakim MK tersebut,” kata Eva saat dihubungi  satuharapan.com , di Jakarta, hari Jumat (30/9). Ilustrasi. Dewi Kanti, penghayat Sunda Wiwitan saat berfoto di samping poster bertuliskan 'kebebasan adalah bebas untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing' di Gedung LBH, Jakarta pada Sabtu (22/11). (Foto: Dok.satuharapan.com) Menurut Politisi Partai PDI Perjuangan ini menilai untuk para penghayat merupakan sebagai kor

Pelangi Di Cigugur

Walau telah menjadi festival kebudayaan berskala nasional, Seren Taun pernah mengalami episode gelap yakni ketika zaman represif Soeharto berkuasa. Selama  tujuhbelas tahun pergelaran ini dilarang diselenggarakan” Perlahan sang fajar menggeliat dari balik bahu Gunung Ciremai yang kekar. Sisa kabut masih mengambang ketika sekelompok pria dan wanita bergegas menelusuri jalan setapak menuju sebuah tempat di ketinggian sana. Membawa keranjang anyaman dari bambu berisi rupa-rupa bunga dan sayuran untuk persembahan, mereka berhenti di sebuah tanah lapang berbatu di bibir jurang Situriang. Berpuluh orang sudah ramai berkumpul di tempat itu menunggu prosesi dimulai. Selang setengah jam kemudian, ketika matahari sudah setinggi tombak, serombongan lain datang, yaitu para pemangku adat serta tokoh masyarakat yang dituakan. Setibanya di sana, mereka mulai melantunkan rangkaian pupuh serta doa sembari melemparkan bunga dan sayuran persembahan—simbol dosa dan nasib buruk tahun lalu—ke

Memahami Fenomena Sunda Wiwitan Masa Kini

TMemahami Fenomena Sunda Wiwitan Masa Kini Oleh : Ira Indrawardana Dosen Antropologi FISIP UNPAD, warga AKUR (Adat Karuhun Urang Sunda) Cigugur Kuningan – Jawa Barat. Secara antropologis, terdapat perspektif bahwa sistem kepercayaan atau religi mengalami perkembangan evolutif dari animisme, dinamisme, totemisme hingga monoteisme. Masyarakat awam cenderung memahami bahwa dimensi religius dalam konsep “agama” sebagai konsepsi puncak dan perkembangan sistem kepercayaan yang berkembang dalam kehidupan manusia. Benarkah demikian? Pertanyaannya kemudian di manakah atau bagaimanakah posisi “agama minoritas” atau “sistem kepercayaan” lain yang seolah belum terakomodasi dalam ruang publik secara setara bahkan diperlakukan diskriminatif, seperti halnya para kaum penghayat kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan kepercayaan atau “agama adat”. Sunda Wiwitan sebagai “Agama Adat” Sunda Wiwitan adalah penamaan bagi keyakinan atau sistem keyakinan “masyarakat keturunan Sunda”. Meski penamaan itu