Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Resensi

Gerakan Kebatinan Dalam Masyarakat Jawa: Sebuah Budaya atau Sebuah Agama Baru?

Para ahli Antropologi dan Sosiologi meyakini bahwa masyarakat Jawa terbagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kepercayaan dan amal agamanya. Beberapa ahli mencoba merumuskan pembagian keompok itu, yang paling terkenal adalah kategorisasi yang dibuat Geertz. Ia mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam kategori sebagai berikut: 1. Santri, yakni golongan masyarakat Jawa yang beragama Islam dan memegang teguh syariat Islam. Mengerjakan segala kewajiban, semacam Shalat, Zakat, Puasa, dan meninggalkan segala keharaman, tidak makan babi, tidak membuat sesajen, dan sebagainya. 2. Abangan, yakni golongan masyarakat Jawa yang beragama Islam namu kurang memegang teguh syariat Islam. Mereka yang tergolong dalam kategori ini tidak shalat, puasa, dan sebagainya. Masih mengerjakan amalan-amalan berbau Hindu semacam sesajen, grebegan, dan lainnya. 3. Priyayi, yakni golongan masyarakat Jawa yang tergolong sebagai darah biru, atau bangsawan. Mereka menempati posisi yang dimuliakan

Saminisme

inti saminisme adalah gerakan perlawanan terhadap perluasan lahan kebun jati di jaman Belanda (kapitalisme). apakah kontekstual dengan kondisi sekarang, semisal ada gerakan semacam ini? coba info dari wikipedia ini, di simak. siapa tau ada gagasan baru......... tJong Asal ajaran Saminisme Ajaran Saminisme muncul sebagai akibat atau reaksi dari pemerintah kolonial Belanda yang sewenang-wenang.Perlawanan dilakukan tidak secara fisik tetapi berwujud penentangan terhadap segala peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan rakyat terhadap Belanda misalnya dengan tidak membayar pajak. Terbawa oleh sikapnya yang menentang tersebut mereka membuat tatanan, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri. [sunting] Tokoh perintis ajaran Samin Perintis ajaran ini adalah Samin Surosentiko /Surosentika atau disebut singkat Samin. Lahir di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung pada tahun 1859 dan meninggal tahun 1914 (saat diasingkan ke kota Padang, Sumatra Barat). Ia adalah seorang buta aksara. [sunti

Jalan Syafi i Merengkuh Dunia

Jumat, 19 Juni 2009 Judul : Titik-titik Kisar di Perjalananku Penulis : Ahmad Syafii Maarif Penerbit : Mizan, Jakarta Tahun : Mei, 2009 Tebal : 422 halaman Harga : Rp65.000 Bagi sebagain orang, autobigrafi yang merekam riwayat hidup seseorang pasti memiliki nilai lebih yang bisa dipelajari dari figur bersangkutan yang dituangkan dalam bukunya. Pendapat itu berlaku juga pada sosok Ahmad Syafii Maarif yang merekam jejak hidupnya dalam Titik-titik Kisar di Perjalananku. Buku yang dibagi dalam sembilan bagian berisi kisah hidup Syafii Maarif sebagai anak Minangkabau, tindakannya yang luar biasa dengan berani meninggalkan tanah kelahirannya menuju kota pendidikan Yogyakarta, pergulatan hidupnya ketika m

Gerakan Kebatinan Dalam Masyarakat Jawa: Sebuah Budaya atau Sebuah Agama Baru

By admin | October 3, 2008 Para ahli Antropologi dan Sosiologi meyakini bahwa masyarakat Jawa terbagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kepercayaan dan amal agamanya. Beberapa ahli mencoba merumuskan pembagian keompok itu, yang paling terkenal adalah kategorisasi yang dibuat Geertz. Ia mengelompokkan masyarakat Jawa ke dalam kategori sebagai berikut: 1. Santri, yakni golongan masyarakat Jawa yang beragama Islam dan memegang teguh syariat Islam. Mengerjakan segala kewajiban, semacam Shalat, Zakat, Puasa, dan meninggalkan segala keharaman, tidak makan babi, tidak membuat sesajen, dan sebagainya. 2. Abangan, yakni golongan masyarakat Jawa yang beragama Islam namu kurang memegang teguh syariat Islam. Mereka yang tergolong dalam kategori ini tidak shalat, puasa, dan sebagainya. Masih mengerjakan amalan-amalan berbau Hindu semacam sesajen, grebegan, dan lainnya. 3. Priyayi, yakni golongan masyarakat Jawa yang tergolong sebagai darah biru, atau bangsawan. Mereka menempati posisi yang dim