Skip to main content

Posts

Showing posts with the label News Kejawen

Rahayu bagi PerkawinanPenghayat Kepercayaan

ANGIN para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa paska diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) No 37 Tahun 2007 tentang Pelaksaan Undang-undang No 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Para penghayat kepercayaan termasuk yang tinggal di Kebumen sudah bisa mengatur tata cara pencatatan perkawinan dan pemerintah telah mengakui perkawinan mereka. Ya, sebelum ada aturan tersebut perkawinan para penghayat kepercayaan belum bisa disahkan di catatan sipil, sehingga pasangan tersebut dianggap kumpul kebo. Saat itu para penghayat kepercayaan sulit mencatatkan perkawinannya karena tidak diakomodasi oleh instansi cacatan sipil. Seperti dikemukakan Ketua Himpunan Penghayat Kepercayaan (HPK) Kebumen Drs Sukiman, diterbitkannya PP No 37 tahun 2007 mengurangi diskriminasi terhadap penganut kepercayaan yang selama ini dikesampingkan hak-hak sipilnya. Padahal saat ini di Indonesia terdapat sekitar 248 organisasi aliran kepercayaan dengan anggota sekitar 9 juta orang. Adapu

RITUAL RUWATAN

Dalam masyarakat Jawa, ritual ruwat dibedakan dalam tiga golongan besar yaitu : 1. Ritual ruwat untuk diri sendiri. 2. Ritual ruwat untuk lingkungan. 2. Ritual ruwat untuk wilayah. Dalam masyarakat Jawa, ruwatan memiliki ketergantungan pada siapa yang akan melaksanakan. Jika ruwatan dilakukan oleh orang yang memang memiliki kemampuan ekonomi yang memadai, maka biasanya dilakukan secara besar-besaran yaitu dengan mengadakan pagelaran pewayangan. Pagelaran pewayangan ini berbeda dengan pagelaran yang pada umumnya dilakukan. Pagelaran pewayangan dilakukan pada siang hari dan khusus dilakukan oleh dalang ruwat. 1. Ruwatan Diri Sendiri Ruwatan diri sendiri dilakukan dengan cara-cara tertentu seperti melakukan puasa (ajaran sinkretisme), melakukan selamatan, melakukan tapa brata. Dalam masyarakat Jawa, bertapa merupakan bentuk laku atau sering disebut lelaku. Lelaku sebagai wujud untuk membersihkan diri dari hal-hal yang bersifat gaib negatif (buruk) juga termasuk dalam ruwatan.

Peranan Kol. dr. Soemantri Hardjoprakoso sang Penghayat Kepercayaan

Peranan Dalam rangka pengambilan Leger Psychologische Diens (Dinas Psikologi Militer) dari Belanda, beberapa perwira (mantan anggota Brigade 17) dikirim ke negeri Belanda sebagai mahasiswa Angkatan Perang (mendapat beasiswa dari kementerian Pertahanan dan Keamanan). Sebagian besar dari mereka belajar di bidang psikologi. Pada saaat hubungan Indonesia dengan Belanda memburuk (tahun 1955), pemerintah Indonesia memindahkan tugas belajar mereka ke Jerman. Pada tahun 1959, setelah menyelesaikan studi di bidang psikologi, mereka kembali ke Indonesia. Tahun 1959: Kapt. John S. Nimpoeno, Dipl. Psych Kapt. Soemitro Kartosoedjono, Dipl. Psych. Lettu. Sardjono, Dipl. Psych. Tahun 1960: Kapt. Bob Dengah, Dipl. Psych. Tahun 1961: Kapt. Soemarto, Dipl. Psych. Tahun 1963: Soenardi Darmo Sarojo, Dipl. Psych. Soewarjo, Dipl. Psych. Kedua nama tersebut terakhir adalah demobilisan dari Brigade 17 (bukan dari militer), yang memperoleh beasiswa dari Departemen PTIP, s

Ribuan Penghayat Kepercayaan Ikuti Tutup "Suran"

Selasa, 20 Pebruari 2007 18:15 WIB | Hiburan | | Dibaca 917 kali Cilacap (ANTARA News) - Ribuan warga penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa menghadiri Tumpengan Sura dalam rangka menyambut Tahun Baru Jawa 1940 atau tutup Suran (hari terakhir bulan Sura) di halaman Pendopo Kabupaten Cilacap. Menurut sekretaris panitia Slamet Riyadi, di Cilacap, Selasa, temanya berupa candra sengkala "Hambuka Teja Wiwaraning Kasunyatan (1939) anumpak (menuju) Luhuring Catur Terusing Gusti (1940)" yang mengandung makna membuka hati melihat kenyataan hidup menuju kebaikan budi pekerti menurut tuntunan Tuhan Yang Maha Esa. Acara yang dihadiri sekitar 4.000 warga penghayat kepercayaan dari berbagai daerah di Kabupaten Cilacap, terselenggara atas kerja sama BKOK (Badan Koordinasi Organisasi Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) dan HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa) bersama Pemerintah Kabupaten Cilacap. "Warga penghayat k

Dr Soemantri Hardjoprakoso

Indonesian Acting Director 17 March 1969 - 19 January 1970 Dr Soemantri Hardjoprakoso, Acting Director and Assistant Director during the unfinished term of Professor Sukich Nimmanheminda was explaining on the location of the original SEAMEO( The Southeast Asian Ministers of Education Organization ) member countries i.e. Indonesia, Laos, Malaysia, Philippines, Thailand and Republic of Vietnam. Saya ingin sharing dengan mengutip dari salah satu sumber yang ditulis oleh Prof Dr dr Soemantri Hardjoprakoso, yang menganalis ttg fenomena kesurupan dari sudut pandang psikologi dan agama sekaligus sbb: Perlu disadari manusia yang masih hidup, masih memiliki kelengkapan alat-alat kasar (badan jasmani) dan halus (angan2, perasaan dan nafsu2 atau juga disebut jiwa). Komponen manusia yang dipengaruhi oleh para setan itu ialah angan2 manusia. Angan2 ini diumpamakan jembatan oleh para setan dalam mempergunakan kekuasaannya thd manusia. Ang

EKSISTENSI KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA

EKSISTENSI KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA Oleh Drs. Soetanto Pranoto, MM ( Dibuat dalam rangka sarasehan nasional Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan tema “ PEMBERDAYAAN PENGANUT KEPERCAYAAN MENUJU PEMBANGUNAN BANGSA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS ” di Solo tanggal 14-16 Juli 2009 ). L A T A R B E L A K A N G Sebelumnya saya sampaikan terima kasih dan hormat setinggi-tingginya atas kesempatan ini, sehingga saya dapat menyampaikan makalah dalam sarasehan nasional dengan sub tema diatas. Sebetulnya , saya sudah lama menunggu dan menunggu , kapan dalam era reformasi -demokratisasi ini , negara dan pemerintah pada semua tingkatan dapat berlaku adi l, mencabut segala macam aturan yang bersifat diskriminasi, hambatan karena bagi warga penganut kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa asli “ NUSANTARA ” khususnya kepercayaan Jawa , mengalami kematian secara politik , sosial, dan perdata. Sejak pemerintah ordebaru menerbitkan larangan