Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Kebatinan

Percintaan Dewi Sukesi dengan Wisrawa

Percintaan Dewi Sukesi dengan Wisrawa Cerita cinta sepertinya tak pernah padam sepanjang sejarah manusia. Sepasang wanita dan pria terlibat dalam hubungan asmara, satu hal yang wajar-wajar saja, alami, tetapi melalui coretan tangan pujangga, itu bisa melahirkan karya sastra agung yang mendunia. Dunia Barat punya roman klasik Romeo dan Juliet. Di Jawa kuno, diabad ke 11 dimasa kerajaan Kediri, kobaran asmara antara Asmarabangun yang gagah perkasa dengan Galuh Candra Kirana yang cantik jelita, serasa masih menjilat sepasang insan yang memadu kasih ditanah ini. Dalam kancah wayang tua, sebelum episode Ramayana, dimasa itu masih ada kerajaan-kerajaan yang raja dan penghuninya adalah raksasa ( buto dalam bahasa Jawa). Postur tubuhnya tinggi besar, jelek rupanya, demikian pula watak dan kelakuannya. Beberapa raksasa yang sadar, berguru kepada resi manusia yang bijak, untuk belajar sopan santun, budi pekerti dan bahkan pengetahuan spiritual untuk manembah kepada Gusti, Sang Pencipta Alam. Beb

Bima ketemu Dewa Ruci

Bima ketemu Dewa Ruci Cerita wayang Dewa Ruci cukup populer dikalangan penggemar wayang di Indonesia.Adalah fakta gamblang, orang Jawa tradisional sangat menghargai dan tetap melestarikan wayang sebagai seni adiluhung warisan leluhur. Sampai kini, pagelaran wayang kulit tetap diminati oleh banyak penonton. Wayang sangat merasuk dihati, selain dinikmati sebagai tontonan klasik yang menarik, juga memberi tuntunan sikap dan pandangan hidup yang mengedepankan nilai-nilai kebenaran. Ini merupakan cerita wayang versi Jawa, dengan menggambarkan perjalanan spiritual Bima yang berliku-liku, penuh hambatan dan tantangan, sampai akhirnya, Bima berhasil ketemu dengan Dewa Suksma Ruci atau biasanya disebut Dewa Ruci. Disinilah Bima mendapatkan pencerahan rohani, ketemu dengan Suksma Sejati yang sebenarnya berada didalam diri Bima sendiri, tak pernah berpisah. Pertemuan Bima dengan Dewa Suksma Ruci adalah perlambang dari Manunggaling Kawulo Gusti, Manunggalnya Kawulo Gusti, hamba dengan Tuhan, diman

Terjadinya Jagat Raya

Terjadinya Jagat Raya Budaya Kejawen menamakan jagat ini adalah Jagad Paramudita, seperti yang sering diucapkan para dalang wayang kulit.Artinya jagat yang dihuni oleh para mudita, oleh manusia wanita dan pria, mahluk paling penting didunia ini. Jagat Raya seisinya termasuk manusia yang mendiami bumi ini, tercipta atas kuasa Tuhan, Sang Pencipta Alam. Keberadaan manusia dibumi, setelah iklim dan kondisinya kondusif, siap untuk dijadikan rumah tinggal yang nyaman, lengkap dengan segala faktor pendukungnya. Pada era mudita, orang mulai memberikan nama-nama pada semua benda dan hal, lahirlah bahasa tutur didunia. Oleh karena itu mudita dihormati oleh anak keturunannya. Asalnya ramai dari sepi Kehidupan bumi yang dihuni para mudita berkembang secara pasti. Tentu pada saat itu, para mudita memilih menghuni tempat-tempat yang aman dan tanahnya subur. Jumlah mudita dengan beragam warna kulit, budaya dan bahasa, semakin bertambah, sehingga bumi menjadi lebih ramai. Timbullah ungkapan : Witing

Asal Usul Manusia

Asal Usul Manusia Kenyataan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari didunia ini adalah : Dimana-mana ada manusia, kita sendiri juga mahluk manusia yang tinggal disebuah tempat dari belahan bumi. Sejak kecil kita bergaul dengan ibu, ayah, kakak, adik, nenek, kakek, saudara, tetangga, teman, yang semuanya mahluk manusia. Kemanapun kita berada, pergi dan berurusan, tentu berhubungan dengan bangsa kita sendiri, yaitu sama-sama bangsa manusia. Sebagai orang yang punya perasaan instinktif dan pikirannya selalu jalan, hati kecilnya tentu bertanya : Didunia ini ada begitu banyak manusia yang menjalani kehidupan diberbagai tempat, dikota, didesa, dibeberapa benua, negara, didaerah tropis maupun dipinggir kutub, ada pemukiman manusia. Perjalanan waktu dan sejarah telah menunjukkan perkembangan manusia, sejak masa primitif sampai era modern ini.Kehidupan telah menunjukkan bahwa mahluk manusia dan mahluk-mahluk lain yang berbadan fisik seperti bermacam hewan, berkembang dan beranak pinak melalu

Kebatinan

Kebatinan Orang Jawa, orang Indonesia, orang Timur senang dengan kebatinan. Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui urip sejati, hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manembah kepada Gusti, Tuhan. Beberapa pengalaman akan dialami oleh phttp://www.blogger.com/post-create.g?blogID=242078593629996232elaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi. Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan. Istilah populernya adalah : Jumbuhing kawulo Gusti - Hubungan serasi kawulo Gusti Manunggaling kawulo Gusti - Manunggalnya kawulo Gusti Pamore kawulo Gusti -Bersatunya kawulo Gusti Yang intinya berarti : Seorang anak manusia telah berada dikehidupan s