Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Dewa Ruci

KISAH DEWA RUCI

KISAH DEWA RUCI Cerita tentang AJARAN DEWA RUCI KEPADA ARYA WREKUDARA /ARYA SENA/BIMA ketika masuk ke dasar samudera guna memenuhi tugas gurunya mencari air penghidupan (Tirtamerta ), yang disadur dari bentuk kakawin (tembang) oleh Pujangga Surakarta/Solo, Yosodipuro berjudul:" SERAT DEWARUCI KIDUNG " yang disampaikan dalam bentuk macapat, berbahasa halus dan sesuai rumus-rumus tembang, dengan bahasa Kawi, Sanskerta dan Jawa Kuna. Seperti apa kisahnya, maka kami informasikan intisarinya yaitu bahwa pihak kaum Kurawa dengan nama negeri Amarta, ingin menjerumuskan pihak Pandawa di negeri Astina,(yang sebenarnya adalah:bersaudara) ke dalam kesengsaraan, melalui perantaraan Guru Durna. Sena yang adalah murid guru Durno diberikan ajaran: bahwa dalam mencapai kesempurnaan demi kesucian badan ,maka diharuskan mengikuti perintah sang Guru untuk mencari ai

The secret of Dewaruci

The secret of Dewaruci As it has been told that wayang (shadow puppet show) represents a mirror of Javanese. The Dewaruci is a genuine Javanese story, describing the harmonious relation between servant and Lord, represented by Bima or Arya Werkudara and Dewaruci. The search of Holy Water Prawitasari Guru Durna told Bima to find the holy water Prawitasari. (Pawita-clean, holy, Sari-essence) i.e. the essence of holy knowledge Tikbrasara Forest and Reksamuka Mountain The holy water is in Tikbrasara forest, on the slope of Reksamuka mountain. Tikbrasara -> Tikbra means feeling of concerned (prihatin), Sara means the sharp of knife. It is a lesson to reach landeping cipta . (landep-sharp) i.e. the sharp of cipta (head of feeling) Reksamuka, Reksa-to take care, muka-face. That's mean eyes, the sight. Tikbrasara and Reksamuka can be interpreted: To reach the essence of holy knowledge thru samadi. Before doing samadi, one has to clean/purify his body and soul with water. Du

WEJANGAN DEWA RUCI ( Cerita Dalam Kesenian Wayang Kulit ).

Termangu sang Brata Sena di tepian samudera, dibelai kehangatan alun ombak setinggi betis, tak ada lagi tempat bertanya, sesirnanya sang naga Nemburnawa, Dewa Ruci, sang Marbudyengrat, memandangnya dengan iba dari kejauhan, tahu belaka bahwa tirta Pawitra memang tak pernah ada dan mustahil akan pernah bisa ditemukan oleh manusia mana pun. menghampir Sang Dewa Ruci sambil menyapa: 'apa yang kau cari, hai Werkudara, hanya ada bencana dan kesulitan yang ada di sini di tempat sesunyi dan sekosong ini' Terkejut sang Sena dan mencari ke kanan kiri setelah melihat sang penanya ia bergumam: 'makhluk apa lagi ini, sendirian di tengah samudera sunyi kecil mungil tapi berbunyi pongah dan jumawa? serba sunyi di sini, lanjut Sang Marbudyengrat mustahil akan ada sabda keluhuran di tempat seperti ini sia-sialah usahamu mencarinya tanpa peduli segala bahaya. sang Sena semakin termangu menduga-duga, dan akhirnya sadar bahwa makhluk ini pastilah seorang dewa ah, paduka