Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Samin Surosentiko

Ajaran Samin di Pati dan Jepara, Jawa Tengah

Orang-Orang Samin “Ajaran Saminisme muncul sebagai akibat atau reaksi dari pemerintah kolonial Belanda yang sewenang-wenang.Perlawanan dilakukan tidak secara fisik tetapi berwujud penentangan terhadap segala peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan rakyat terhadap Belanda misalnya dengan tidak membayar pajak. Terbawa oleh sikapnya yang menentang tersebut mereka membuat tatanan, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri.” Pokok-Pokok Ajaran 1.Agama adalah senjata atau pegangan hidup. Paham Samin tidak membeda-bedakan agama, yang penting adalah tabiat dalam hidupnya. 2.Jangan mengganggu orang, jangan bertengkar, jangan irihati dan jangan suka mengambil milik orang lain. 3.Bersikap sabar dan jangan sombong. 4.Manusia harus memahami kehidupannya, sebab roh hanya satu dan dibawa abadi selamanya. 5.Bila orang berbicara, harus bisa menjaga mulut, jujur dan saling menghormati. Orang Samin dilarang berdagang karena terdapat unsur ‘ketidakjujuran’ didalamnya. Juga tidak boleh

Sedulur Sikep Memandang Negara dan Penegakan Hukum

Selasa, 3 November 2009 | 03:22 WIB Oleh Susana Rita Batas desa sudah tampak. ”Anda memasuki Desa Sukolilo”. Demikian sambutan pertama yang tertera pada dua tembok putih yang mengapit jalan aspal yang sudah tak rata. Setelah berkendaraan selama lebih kurang 40 menit ke arah selatan ibu kota Kabupaten Pati, Jawa Tengah, akhirnya saya dan dua teman sampai juga di tanah para Sedulur Sikep. Di sini, sekitar 200 kepala keluarga komunitas Sikep atau lebih dikenal dengan masyarakat Samin tinggal. Mereka adalah pengikut Samin Surosentiko alias Raden Kohar (1859-1914), pencetus gerakan sosial melawan Belanda dengan cara menentang segala aturan dan kewajiban yang dibuat pemerintah kolonial kala itu, di antaranya menolak membayar pajak. Beberapa ciri/identitas perlawanan digunakan sejak zaman Belanda, seperti tidak bersekolah, tidak memakai peci, tetapi memakai ikat kepala (mirip orang Jawa zaman dahulu), tak memakai celana panjang (tetapi memilih

Saminisme

inti saminisme adalah gerakan perlawanan terhadap perluasan lahan kebun jati di jaman Belanda (kapitalisme). apakah kontekstual dengan kondisi sekarang, semisal ada gerakan semacam ini? coba info dari wikipedia ini, di simak. siapa tau ada gagasan baru......... tJong Asal ajaran Saminisme Ajaran Saminisme muncul sebagai akibat atau reaksi dari pemerintah kolonial Belanda yang sewenang-wenang.Perlawanan dilakukan tidak secara fisik tetapi berwujud penentangan terhadap segala peraturan dan kewajiban yang harus dilakukan rakyat terhadap Belanda misalnya dengan tidak membayar pajak. Terbawa oleh sikapnya yang menentang tersebut mereka membuat tatanan, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri. [sunting] Tokoh perintis ajaran Samin Perintis ajaran ini adalah Samin Surosentiko /Surosentika atau disebut singkat Samin. Lahir di Desa Ploso Kedhiren, Randublatung pada tahun 1859 dan meninggal tahun 1914 (saat diasingkan ke kota Padang, Sumatra Barat). Ia adalah seorang buta aksara. [sunti

Sedulur Sikep ke Tuban

Diundang PT Semen Gresik PATI - Sebanyak 16 orang perwakilan Sedulur Sikep Dukuh Karangmalang, Desa Baturejo, Kecamatan Sukolilo, Pati, Sabtu (1/11) lalu, memenuhi undangan PT Semen Gresik Tbk untuk hadir di pabrik Tuban. Mereka hadir bersama dua perangkat desa, dan muspika setempat. Rombongan didampingi Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Kanpedalda) Kabupaten Pati, Drs Mugihardjo MM. Selain itu, sejumlah pejabat dari jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Rombongan Sedulur Sikep yang disesepuhi Mbah Badi itu diterima Kepala Divisi Komunikasi Saifuddin Zuhri. Kepada mereka, Zuhri mengatakan, kehadiran rombongan tersebut untuk melihat langsung kondisi sebenarnya pabrik di Tuban, sehingga isu yang dituduhkan ke pihaknya adalah tidak benar. ’’Silakan Sedulur Sikep melihat langsung dan mencermatinya. Semua terbuka, dan tak ada yang ditutup-tutupi,’’ ujarnya. Atas nama rombongan, Mbah Badi kembali mengulang pernyataan yang pernah disampaikan beberapa bulan se

KTP Sedulur Sikep ’tanpa’ agama

KTP Sedulur Sikep ’tanpa’ agama KUDUS - Setelah sekian lama menolak membuat Kartu Tanda Penduduk (KTP), sebanyak 119 warga "Sedulur Sikep" yang berada di Dukuh Kaliyoso, Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, bisa bernafas lega. Sebab, warga Sikep yang notabene memeluk agama Adam kini bisa memiliki KTP tanpa harus menyebutkan identitas agama yang diakui pemerintah. KTP bagi warga Sikep tersebut secara simbolis diserahkan Bupati Kudus H Musthofa kepada sesepuh "Sedulur Sikep ", Mbah Wargono, kemarin.Komunitas Sikep akhirnya bersedia membuat KTP setelah Bupati memberi kebijakan khusus mengenai pencantuman status agama. "Secara pribadi saya cukup bangga karena baru kali ini penganut "Sedulur Sikep" bersedia membuat KTP," kata bupati. Sebagaimana diketahui, komunitas "Sedulur Sikep" di Kudus masih memegang kuat keyakinan nenek moyang.Termasuk dalam pembuatan KTP, warga Sikep enggan mengikuti kebijakan pemerintah karena dalam pembua