Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Tirakat di Punden Keramat Dasamuka, Tawang, Kandangsapi, Jenar, Sragen

Dasamuka Punden Dasamuka hingga kini masih dipercaya sangat keramat. Punden di Dusun Tawang, Kalurahan Kandangsapi, Kecamatan Jenar, Kabupaten Sragen, itu konon bekas persinggahan arwah Prabu Dasamuka. Jika diamati sekilas, punden Dasamuka kelihatannya mirip sebuah kuburan kuno. Atau itu memang sebuah kuburan kuno? Punden itu berada di tempat yang agak mencil (menyendiri), yakni berada di tengah-tengah rerimbunan pohon-pohon besar dan jarang diambah (didatangi) orang. Kecuali bagi mereka yang benar-benar ingin ngalap berkah. Kesan angker dan keramat pun sangat terasa begitu memasuki kawasan punden Dasamuka ini. Ditambah lagi dengan mitos yang berkembang di masyarakat setempat. Punden Dasamuka itu setiap saat, lebih-lebih pada malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon tidak pernah sepi pengunjung. Mereka tirakat dan ngalap berkah. Mer

Punden Mbah Belok, Ngeblokan, Wonogiri

Pelaku ritual yang melakukan ritual ngalap berkah pelarisan di Punden Mbah Belok tak harus membawa sesaji komplit, tetapi hanya beberapa bunga sekaran serta rajangan daun pandan yang dipakai untuk ziarah di makam Mbah Belok. Hampir setiap usaha dagang yang dimiliki seorang pedagang mayoritas mereka menginginkan agar daganganya terjual dengan laris. Selain itu mereka juga berharap usaha yang digelutinya lancar, bisnisnya semakin maju bertambah dengan pesat. Namun laris dan tidaknya sebuah usaha bisnis tergantung dari bagaimana seorang pemilik usaha mengelola bisnis tersebut. Tata cara mengelola sebuah bisnis tak hanya tergantung pada managemen administrasi keuangan sebuah usaha, namun keberhasilan sebuah usaha juga bisa tergantung pada hal hal yang berbau mistis. Salah satunya dengan cara mencari pelarisan di sebuah tempat keramat atau kepada orang pintar yang mampu memberikan pegangan untuk memperlancar usahanya. Cara ini tak hanya dipakai bagi para pedaga

Pusaka Majapahit Itu Tersimpan di Punden Suro Gembyang

Punden Mbah Suro Gembyang masih dalam kesatuan  Gua Gembyang. Tempat mistis ini berada di Dusun Kandangan, Desa Kuripansari, Pacet, Mojokerto, Jatim. Makam tokoh sakti itu dipercaya masyarakat karena punya kaitan dengan awal mula keberadaan desa tersebut. Mbah Gembyang dikenal sebagai cikal bakal (leluhur) sehingga ditahbiskan sebagai danyang desa-desa di sekitar Gua Gembyang. Benarkah di punden itu menyimpan berbagai senjata bertuah milik kerajaan Majapahit? Dalam penggalian sejarah, tokoh ini disebut-sebut sebagai pengikut Raden Wijaya, raja pertama  Kerajaan Majapahit.  Desa Gembyang dipercayai sebagai tempat persembunyian Raden Wijaya beserta pengikutnya. Arkian, dalam sejarah keruntuhan Singasari akibat serangan Jayakatwang (1292) yang mengakibatkan tewasnya Raja Kertanegara, Raden Wijaya beserta wadya bala berhasil meloloskan diri. Mereka hidup dari tempat satu

Punden Sumur Brumbung, Jatipurno, Wonogiri

Salah satu tempat yang di yakini memiliki kekeramatan untuk berbagai keperluan ngalap berkah serta mampu menjadikan seseorang kaya raya adalah punden sumur brumbung. Sumur yang berada di lereng perbukitan ini berada di Kecamatan Jatipurno Wonogiri. Lebih dari 40km jarak yang harus di tempuh dari kota Kabupaten Wonogiri apabila hendak menuju ke Sumur Brumbung.   Punden Sumur Brumbung berada di pinggir sungai di lereng perbukitan dengan nuansa aura mistis yang sangat kuat sekali menyelimutinya. Di tempat ini berbagai macam sesaji dari para pelaku ritual terlihat berceceran di pinggir sumur brumbung, yang dipersembahkan bagi para ghaib penunggu Punden Sumur Brumbung. Punden keramat yang berbentuk sumur mata air ini memiliki luas diameter lingkaran sumur tak lebih dari 70cm, namun air yang keluar dari dalam sumber mata air tak pernah kering meski di musim kemarau sekalipun.  Terdapat dua buah sumur keramat yang ada di Punden Sumur Brumbung. Kata Kerto semito, kakek t

Punden Desa Terung, Magetan

Punden, tempat Danyang Desa Terung Bersemayam April 28, 2008 Waktu saya masuk SMP 1 Magetan, saya murid satu – satunya yang berasal dari Desa Terung di SMP yang sampai sekarang masih favorit ini. Demikian juga ketika SMA, paling tidak, tidak ada teman setingkat yang berasal dari Desa Terung. Jadi mudah dicirikan bahwa kalau anak Terung ya berarti saya. Bahkan Terung di SMP dan SMA jadi nama kedua saya. Nah ketika saya SMP, guru agama saya heran karena saya ikut ekstrakurikuler Qiro’ah (bukan hanya baca lo ya) Al-quran, sementara saya membaca Al-Quran pun belum lancar. Dan terlebih lagi setelah beliau tahu, saya dari Terung yang katanya merupakan desa yang dikeramatkan dan wingit ( Terung secara sosiologis ). Di SMA kurang lebih yang saya alami juga nyaris sama. Waktu itu P Sutikno (almarhum), guru PSBP kelas 1, menantang saya untuk membuat karya tulis dan cerita mengani mistis dan keramatnya Terung. Waktu itu saya tidak menanyakan lebih jauh, apakah dia pe

Niat ingsun muji langgeng

Niat ingsun muji langgeng, Suksma mulya kumpula badan kawula, Mugyantuk rahmating Tuhan, Ing ngayoman UtusanNyo, Gusti ingkang Maha Tunggal kang sun sembah, Rama Resi Pran-Soeh Sastrosiewignyo Panutan hamba, Nyuwun apuraning Bapa, Tuwin aksamaning Biyung, Rama amba nyuwun Pepadhang Ibu amba nyuwun pengayoman Ibu Rama pinurba Hyang Suksmana, Hyang Suksmana ngijabahi mring kawula.   (facebook)

Sanggar Dirobohkan, Pengikutnya “Diagamakan”

S anggar Ngesti Kasampurnan yang dirobohkan (Foto: kabar17.com) [Sumowono, Ungaran –elsaonline.com] Pasca sanggarnya dirobohkan, pengikut  Penghayat Kepercayaan Ngesti Kasampurnaan terpaksa kini memeluk agama. Pengikut yang jumlahnya kurang lebih 30 orang itu kini memeluk agama resmi negara atas saran dari aparat desa setempat. ”Waktu itu pengikut NK (Ngesti Kasampurnaan-red) ada sekitar 30 orang. Beberapa hari setelah sanggarnya dirobohkan mereka dipanggil ke kelurahan dan dusuruh memeluk agama (agama resmi negara-red),” tutur Pengurus Ngesti Kasampurnaan pusat, Heri Mujiono saat mengikuti Focus Group Discussion (FGD) Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA), (6/10/14) di Hotel Puri Garden, Semarang. Seperti diket

Angger-Angger Sewelas (Sapta Wajib,Catur Pepali).

Angger-Angger Sewelas (Sapta Wajib,Catur Pepali).

Identitas Dan Eksistensi Kepercayaan TYME NGESTI KASAMPURNAN

B ahwa Keper cayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam kenyataannya memang merupakan bagian dari kebudayaan nasional kita . Budaya spiritual yang hidup dan dihayati oleh sebagian Bangsa kita itu sebagai “ warisan ” dan kekayaan ” rochaniah Nenek Moyang Bangsa Indonesia. Perikehidupan Kepercayaan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa , merupakan hak setiap pribadi manusia , serta dapat dihayati dengan bebas tanpa paksaan . Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa “ Ngesthi Kasampurnaan ” yang jelas bukan Agama yang baru , adalah salah satu Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di antara kepercayaan - kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang lain tersebar di seluruh wilayah bumi nusantara ini . Merupakan perwujudan sila pertama dari pancasila sebagai Dasar , Pandangan dan Falsafah Hidup bagi Bangsa Indonesia. Karenanya , para Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang