Skip to main content

Posts

PERKUMPULAN PERSAUDARAAN KEJIWAAN SUSILA BUDHI DHARMA ( SUBUD )

PERKUMPULAN PERSAUDARAAN KEJIWAAN SUSILA BUDHI DHARMA ( SUBUD )   PENDAHULUAN Keterangan singkat tentang SUBUD ini diangkat dari suatu sinopsis yang dibuat atas permintaan Direktur Pembina Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan disusun sesuai dengan arahan seperti tercantum sebagai Garis Besar Materi Pemaparan Budaya Spiritual yang merupakan lampiran dari surat tertanggal 3 Mei 1988 nomor 159/F.6/E.2/1988 kepada Pengurus PPK Subud Indonesia.   I. PENGERTIAN UMUM a. Tinjauan Sejarah Kelahiran Pendiri dari Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan Subud ialah Bapak R.M. Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo yang pada tanggal 23 Juni 1987 telah wafat di Jakarta dalam usia 86 tahun.  Latihan Kejiwaan Subud diterima oleh Bapak Muhammad Subuh dalam suatu pengalaman gaib pada suatu malam di tahun 1925, dan delapan tahun kemudian, pada tahun 1933 Bapak Muhammad Subuh menamakan apa yang diterimanya ini sebagai

Aku Seorang Kejawen Sejati : Pengalaman Spiritualku

Dari kecil, saya memang orang yang tidak mudah percaya dengan hal-hal diluar logika, apalagi yang menentang logika. Iman dan dogma, jelas-jelas bagi saya adalah sebuah pembodohan. Dimana untuk memudahkan pemuka agama, agar dapat berlindung di balik ketidak sanggupannya untuk menjelaskan hal-hal yang memang tidak ada. Dari kecil pula, saya adalah orang yang sangat tidak senang dengan standar ganda. Sementara di beberapa agama (tidak semua), melakukan standar ganda. Juga hal yang saya paling benci adalah, orang-orang yang berpenampilan agamis, tetapi amoralis. Keluarga saya sebenarnya, mayoritas memeluk agama Islam (abad ke-7), dan sebagian memeluk Kristen Katolik (abad ke-1). Tetapi spiritual saya mencoba untuk mengikuti dan mempelajari agama Hindu (40 abad sebelum Masehi) yang artinya Kebenaran Abadi, agama yang diyakini sebagai agama pertama di dunia, dan baru mempelajari agama-agama Rasul. Dari perjalanan spriritual saya tersebut, saya terus terpanggil oleh agama