Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Tokoh freedom Religion

Friedrich Silaban (1912-1984): Seorang Kristen Arsitek Istiqlal

Friedrich Silaban (1912-1984) Nama: Friedrich Silaban Lahir: Bonandolok-Sumatera Utara, 16 Desember 1912 Wafat: Jakarta, 14 Mei 1984 Agama: Kristen Protestan Istri: Letty Kievits Anak: 10 orang Ayah: Jonas Silaban. Ibu:Noria boru Simamora Profesi:Arsitek Julukan: "By the grace of God " Pendidikan: = H.I.S. di Narumonda Tapanuli, tamat tahun 1927, = K.W.S. (Koningen Wilhelmina School) di Jakarta, tamat 1931 = Academic van Bouwkunst Amsterdam, Belanda (1950) Pengalaman Pekerjaan: = Pegawai Kotapraja Batavia = Opster Zeni AD Belanda = Kepala Zenie di Pontianak Kalimantan Barat (1937) = Kepala DPU Kotapraja Bogor hingga 1965. = Wakil Kepala Proyek Pembangunan Mesjid Istiqlal Jakarta sampai akhir hayatnya Tanda Kehormatan: = Satya Lencana Pembangunan yang disematkan oleh Presiden Sukarno (1962) = Honorary Citizen (warga negara kehormatan) dari New Orleans, Amerika Serikat. = Qubah Mesjid Istiqlal telah diakui Universitas Darmstadt, Jerman Barat sebagai hak cipta

TOKOH Islam Pruralis

Oleh : Ustadz Hartono Ahmad Jaiz Salah seorang terkemuka dari kalangan yang nyeleneh (aneh pendapatnya) dan bahkan orang-orang yang nyeleneh pun mengakuinya, sebagai orang yang berperan penting yang Dawam Rahardjo sebut liberalisme Islam (dalam menumbuhkan kenyelenehan?) adalah Mukti Ali guru besar IAIN Jogjakarta. Ini paling kurang adalah seperti yang diakui oleh Dawam Rahardjo di antaranya ditulis Koran Republika. Mukti Ali Cap buruk dari masyarakat belum sempat melekat di dalam nama Mukti Ali semasa hidupnya. Tetapi tokoh yang belum menerima gelar-gelar buruk itupun telah melakukan sebongkah pembelaan dan bahkan penumbuhkembangan perusakan Islam secara sistematis di Indonesia lewat pendidikan tinggi Islam dan karya tulis yang "merusak Islam" secara terang-terangan, yaitu membela dan bahkan sebagai pemberi kata pengantar buku yang merusak aqidah Islam, berjudul Catatan Harian Ahmad Wahib, 1982. Apalagi mereka-mereka yang oleh masyarakat sudah diberi cap bur