Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Sunda Wiwitan Baduy

MK: Penghayat kepercayaan masuk kolom agama di KTP dan KK

Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa "negara harus menjamin setiap penghayat kepercayaan dapat mengisi kolom agama dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK)". "Mengabulkan permohonan para Pemohon untuk seluruhnya," tegas Ketua MK Arief Hidayat, dalam sidang di Gedung MK, Selasa (07/11). Melalui putusan tersebut, para penggugat yang terdiri dari Komunitas Marapu di Pulau Sumba, penganut kepercayaan Parmalim di Sumatera Utara, penganut kepercayaan Ugamo Bangsa Batak di Sumatera Utara, serta penganut kepercayaan Sapto Darmo di Pulau Jawa, berhak untuk mengisi kolom agama pada KTP dan KK sesuai dengan kepercayaan mereka masing-masing. "Di KTP itu kami mohonkan agar dituliskan kepercayaan. Jadi kami mohonkan kesetaraan atau secara umum dari Sabang dan Merauke untuk kepercayaan. Di dalam kepercayaan itu tercakup semua mau Sapto Dharmo dan segala macam. (Dari) Sabang (sampai) Merauke sama," kata Arnol Purba, penganut kepercayaan Ug

Festival Baduy Sediakan Layanan Pendaftaran Website Gratis

Sukma adalah satu dari segelintir pengrajin Baduy yang masih bertahan melestarikan kain tenun Baduy dengan menggunakan benang pewarna alami. Ditemui di kediamannya pada Kamis (27/10/2016) pagi di Kampung Cipondok Desa Kanekes Kabupaten Lebak, Sukma dengan terbuka memaparkan setiap bahan dari pewarna alami berikut dengan proses dari tahapan-tahapan pewarnaan benang. Bahan-bahan pewarna alami diambil dari tanaman-tanaman yang relatif mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita.  Semisal untuk mencari pewarnaan biru dapat diambil dari daun tarum (indigo), abu-abu dari daun jawer kotok, kuning dari daun puteri malu, hitam dari kulit pohon tunjung atau dari karat besi tua, coklat dari kulit mahoni, merah dari akar pohon mengkudu, coklat muda dari kulit pohon jeungjing dan kuning gading dari kulit pohon rengrang Sementara untuk proses pengolahannya, daun atau kulit pohon direndam oleh air dingin selama empat jam sembari diaduk-aduk untuk beberapa waktu. Kemudian setelah empat jam

Warga Baduy Dukung Demontrasi 4 November 2016

Sejumlah media massa nasional masih menyoroti rencana ribuan massa dari ormas Islam yang akan menggelar demonstrasi di Jakarta terkait dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 4 November 2016 mendatang. Hingga saat ini topik tersebut masih menjadi buah bibir dan menjadi bahan diskusi di warung-warung kopi, emperan dan media sosial lainnya. Momentum tanggal 4 November  menjadi catatan sejarah tersendiri bagi warga Desa Kanekes, Baduy, mengingat baru pertama kalinya  mereka melakukan demontrasi dengan mengerahkan kurang lebih 500 orang penenun. Mendukung kegiatan tersebut, Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengatakan kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka mensukseskan Festival Baduy 2016 yang dilaksanakan dari tanggal 4-6 November 2016 di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kab. Lebak, Banten. “Ini bukan demo di Jakarta lho, tapi Demontrasi Tenun Baduy yang akan diikuti oleh 500 orang penenun yang akan menenun bersama-sama pad

Sunda Wiwitan di Tengah Perkembangan Zaman (Studi Kepercayaan Masyarakat Badui di Kanekes)

Oleh: Ali Thaufan DS Pendahuluan Ketika mendapati kata “Sunda”, mungkin sebagian orang akan beranggapan bahwa Sunda adalah sebuah suku yang mendominasi di Jawa Barat. Atau jika digeneralisir, orang Sunda adalah orang Jawa Barat. Akar historis tentang orang Sunda sendiri tidak terlalu jelas. Sebagian peneliti berpendapat bahwa orang Sunda telah ada sejak awal masehi. Mereka tinggal di pegunungan dan mbabat hutan untuk dijadikan tempat tinggal. Orang Sunda juga dianggap lebih menyukai berladang ketimbang bertani. Laiknya peradaban manusia dalam sejarah yang mempunyai sebuah kepercayaan, orang-orang Sunda pun demikian. Kepercayaan mereka disebut Sunda Wiwitan. Kepercayaan ini mereka yakini sebagai jalan hidup. Pada perkembangan zaman modern sampai saat ini, kepercayaan tersebut tetap terawat dengan baik. Para peneliti budaya, tradisi dan kepercayaan (agama) mendapati bahwa kepercayaan Sunda Wiwitan tetap terjaga, khususnya bagi masyarakat suku Badui yang tinggal di Kanekes Kecamatan Lewi