Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Budi Pekerti

TENTANG ANGKA ANGKA

Tentang angka angka kepercayaan Kejawen Maneges bahwa angka di sesuaikan dengan perputaran hari jawa dalam seminggu yang terdiri dari 5 hari,sehingga keberuntungan angka juga selalu dibagi 5 dengan cara di baca bukan di jumlah dengan urutan angka 1 dibaca sri yaitu keberuntungan angka 2 di baca lungguh yaitu kedudukan,keabadian atau kelanggengan angka 3 di baca dunya yaitu rejeki,menuju kekayaan duniawi angka 4 di baca lara yaitu penderitaan angka 5 di baca pati yaitu kematian,kesialan,menimbulkan ketidak baikan di kemudian hari angka 6 kembali ke atas lagi sampai 10 ,angka 0 di baca sama dengan 10 tidak berlaku untuk angka hasil undian,atau pemberian yang memaksa

Pitutur Luhur

Pitutur Luhur Supaya kehidupan berjalan baik, para pinisepuh telah mewariskan pitutur luhur – petuah luhur supaya kita semua tetap berpegang kepada paugeraning urip – tata cara kehidupan luhur, yang secara tradisi selalu dilaksanakan dan dihormati seluruh warga dengan sadar dan mantap Petuah dan ajaran warisan leluhur Jawa/Nusantara sengaja disebar kemana-mana, tidak berupa sebuah buku tuntunan. Ini dimaksudkan oleh para pinisepuh, supaya anak cucu termasuk penulis dan anda semua mengerti, bahwa belajar dan mencari ilmu itu perlu usaha yang tekun. Tidak jemu-jemunya para pinisepuh menebarkan ajaran luhur lewat sloka-sloka, tembang-tembang, babad, cerita tutur, peribahasa dll, supaya anak keturunan dimanapun dan kapanpun selalu ingat untuk menjaga perilaku yang baik dan patut, selalu percaya diri, berpegang teguh kepada Budi Pekerti, tatakrama dan tata susila, tidak sombong, sopan dan bersikap rendah hati – andap asor. Piweling/ ajaran yang utama adalah : Tansah eling marang Pangeran

Goda yang mendatangkan bencana

Goda yang mendatangkan bencana Bagi yang tidak luntur memegang prinsip Budi Pekerti, etika moral, tentu akan terhindar dari bermacam goda yang bisa mendatangkan bencana kehidupan. Dalam ajaran Kejawen ada tiga macam goda yang sangat berbahaya. Pada zaman dulu, peringatan ini terutama ditujukan kepada para priyayi/ pejabat negara/ birokrat. Pada masa kini, goda tersebut bisa mengancam siapa saja yang menduduki posisi strategis, baik dilembaga negara maupun swasta. Ketiga macam goda tersebut adalah : Pertama : Grombyang wang – Gemerincing uang Kedua : Kecopak iwak – Gelepar ikan Ketiga : Pledhinge wentis jenar – Betis sexy yang menggoda morality2 Uraiannya sebagai berikut : Grombyang Wang Tempo dulu uang terbuat dari dari bahan logam : tembaga, perak dan emas, sehingga bunyinya gemerincing. Kalau jumlahnya banyak, misalnya segepok atau lebih bunyinya lebih keras yaitu grombyang ( bahasa Jawa).Maksudnya jelas, yaitu : Pejabat tidak boleh tergoda oleh uang yang tidak halal, ti

Budi Pekerti

Budi Pekerti gambar_4 Secara umum Budi Pekerti berarti moral dan kelakuan yang baik dalam menjalani kehidupan ini. Ini adalah tuntunan moral yang paling penting untuk orang Jawa tradisional. Budi Pekerti adalah induk dari segala etika ,tatakrama, tata susila, perilaku baik dalam pergaulan , pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Pertama-tama budi pekerti ditanamkan oleh orang tua dan keluarga dirumah, kemudian disekolah dan tentu saja oleh masyarakat secara langsung maupun tidak langsung. Pada saat ini dimana sendi-sendi kehidupan banyak yang goyah karena terjadinya erosi moral,budi pekerti masih relevan dan perlu direvitalisasi. Budi Pekerti yang mempunyai arti yang sangat jelas dan sederhana, yaitu : Perbuatan( Pekerti) yang dilandasi atau dilahirkan oleh Pikiran yang jernih dan baik ( Budi). Dengan definisi yang teramat gamblang dan sederhana dan tidak muluk-muluk, kita semua dalam menjalani kehidupan ini semestinya dengan mudah dan arif dapat menerima tuntunan budi pekerti. Budi pe