Skip to main content

Sumur Brumbung, Kecamatan Jatipurno, Wonogiri.


Salah satu tempat yang di yakini memiliki kekeramatan untuk berbagai keperluan ngalap berkah serta mampu menjadikan seseorang kaya raya adalah punden sumur brumbung. Sumur yang berada di lereng perbukitan ini berada di Kecamatan Jatipurno Wonogiri. Lebih dari 40km jarak yang harus di tempuh dari kota Kabupaten Wonogiri apabila hendak menuju ke Sumur Brumbung.
 Punden Sumur Brumbung berada di pinggir sungai di lereng perbukitan dengan nuansa aura mistis yang sangat kuat sekali menyelimutinya. Di tempat ini berbagai macam sesaji dari para pelaku ritual terlihat berceceran di pinggir sumur brumbung, yang dipersembahkan bagi para ghaib penunggu Punden Sumur Brumbung. Punden keramat yang berbentuk sumur mata air ini memiliki luas diameter lingkaran sumur tak lebih dari 70cm, namun air yang keluar dari dalam sumber mata air tak pernah kering meski di musim kemarau sekalipun. 

Terdapat dua buah sumur keramat yang ada di Punden Sumur Brumbung. Kata Kerto semito, kakek tua berumur delapan puluh tahun yang sejak kecil mengenal betul keberadaan Sumur Brumbung.Punden Sumur Brumbung sudah menjadi tempat laku ritual sejak jaman dahulu,. keberadaan tempat keramat ini berada di dalam hutan yang sangat angker sekali. Tetapi seiring dengan banyaknya penduduk sekitar yang membutuhkan sawah ladang untuk pertanian, maka sedikit demi sedikit kawasan hutan Sumur Brumbung mulai terkikis. 

 Hutan lebat yang dulu menutupi Sumur Brumbung kini mulai berubah menjadi lahan pertanian milik penduduk, meski perubahan hutan di kawasan Sumur Brumbung semakin meluas, namun keangkeran Sumur Brumbung tak pernah berkurang. Kekuatan aura mistis masih terus menyelimuti kawasan Sumur Brumbung, hal ini tercermin dari banyaknya warga sekitar yang tak pernah berani menginjakan kaki di kawasan Sumur Brumbung. Meraka takut sekaligus tak ingin kerasukan roh saat berada di Sumur Brumbung, .agar tidak di jadikan penghuni alam ghaib Sumur Brumbung. 

Tempat ini paling hanya di datangi para pelaku ritual yang tengah menjalani laku  ritual penyuwunan. Kebanyakan mereka orang orang yang berasal dari luar daerah Jatipurno Wonogiri. Meski ada juga beberapa warga yang berasal dari daerah sekitar ikut menjalani laku ritual di Sumur Brumbung demi memperoleh kekayaan. 

 Punden Sumur brumbung ramai di datangi warga sekitar pada saat ramainya kupon togel nomer undian berhadiah. Saat itu tak sedikit warga sekitar yang turut memburu angka nomer undian dengan cara menjalani laku ritual di Sumur Brumbung. Tidak hanya warga sekitar yang berupaya mencari wisik nomer undian di Sumur Brumbung, warga dari desa lain juga beramai ramai memburu untuk mendapatkan angka nomer di tempat ini. Tetapi satu hal yang membuat orang orang ini kemudian ciut nyalinya, saat mereka mengetahui kalau orang orang  yang pernah mendapatkan nomer dari Sumur Brumbung akhirnya harus mati. 

 Kematian orang orang ini tak di ketahui dengan sebab yang pasti, beberapa warga hanya melihat tubuh orang yang meninggal tersebut terlihat berwarna hitam. Konon  menurutpara penduduk sekitar, mereka mati karena menjadi tumbal penunggu Sumur Brumbung. Dan orang orang yang mati ini harus menjadi penghuni Sumur Brumbung. 

 Hal ini pernah terjadi terhadap salah satu warga Desa Brumbung yang juga pernah mengalami nasib naas seperti itu. Menurut cerita, sejak menjalani laku ritual di Sumur Brumbung kehidupan mbah Dar semakin mapan. Tak jarang seringkali dirinya mendapatkan nomer undian berhadiah. Sampai akhirnya mbah Dar mampu membangun pesanggrahan Sumur Brumbung. Tak sedikit mbah Dar memperoleh kekayaan berkat punden Sumur Brumbung, sampai akhir di usianya yang semakin senja, mbah Dar menghembuskan nafasnya yang terakhir. 

 Tetapi sebelum menghembuskan nafas terakhir, beberapa warga sempat melihat adanya seorang yang menunggang kuda mendatangi rumah mbah Dar. Sosok laki laki ini terlihat gagah menaiki kuda hitam dengan membawa sebilah parang di tangan. Tak selang lama setelah kedatangan sosok ghaib tersebut, mbah Dar kemudian menghembuskan nafasnya yang terakhir. 

 Punden Sumur Brumbung yang terletak di pinggir sungai tersebut,  berada di sebuah tanah pekarangan seluas kurang lebih lima puluh meter persegi. Dua buah sumur tua terdapat di tempat ini. Satu sumur berada di luar di naungi oleh bangunan bangsal kecil berukuran 2x4meter. Sedangkan sumur utama berada di dalam pesanggrahan pendopo tembok. Sumur utama yang dianggap paling tua dan keramat, bejarak kurang lebih sepuluh meter dengan sumur yang satunya.
Kekeramatan Sumur Brumbung dipercaya sangat angker sekali, tak satupun ada warga yang berani mengambil kayu dari Punden Sumur Brumbung untuk di bawa pulang. Mereka yang nekad tak mengindahkan larangan ini akan mengalami nasib naas kesurupan roh liar. Selain itu di tempat ini sering kali terlihat seekor harimau yang sangat besar sekali berkeliaran di sekitar Sumur Brumbung.
Menurut pengakuan warga seluruh tempat yang ada di kawasan Sumur Brumbung pada masa lalu merupakan hutan yang sangat gelap sekali ‘gung lewung lewung’. Tak satupun mahkluk hidup berani menginjakan kaki memasuki hutan ini. ‘Jalmo moro, jalmo mati’ siapapun yang berani datang jangan berharap bisa kembali alias mati. Seperti inilah gambaran keangkeran hutan brumbung yang menutupi dua buah sumur keramat.
Bahkan sampai sekarang ini penduduk sekitar masih sangat meyakini keangkeran Sumur Brumbung. Warga yang mengolah lahan pertanian di bekas hutan brumbung hanya bisa menunggu pohon pohon besar yang telah berusia ratusan tahun tersebut ambruk dengan sendirinya, mereka tak ada yang berani menebang pohon memperluas lahan pertanian. Apabila ada warga yang berani dan nekad menebang pohon, sudah bisa dipastikan keesokan harinya akan ada orang mati.
Warga meyakini, Penunggu Sumur Brumbung adalah mbah Jomluwo Sulung Pentung Sabuk Alu dan mbah Guru Putih. Kedua tokoh ini merupakan penunggu punden Sumur Brumbung.
Mbah jomluwo sulung pentung merupakan penguasa seluruh punden Sumur Brumbung yang menduduki tempat di dalam pesanggrahan, sedangkan mbah guru putih adalah pembantu mbah jomluwo penunggu Sumur Brumbung yang berada di luar tembok pesanggrahan. Kedua penunggu ghaib ini merupakan penguasa seluruh hutan keramat di kawasan Jatipurno.
Keberadaan ghaib penunggu tempat ini konon merupakan orang orang siluman yang berasal dari gunung ngujil di kawasan selatan Gunung Lawu. Gunung Ngujil di kenal sebagai tempat bersemayamnya para mahkluk siluman, jin dan prahyangan. Oleh karena itu secara tak langsung, keberadaan Sumur Brumbung memiliki keterkaitan dengan seluruh siluman gunung ngujil.
Gunung Ngujil sendiri di kenal sebagai salah satu tempat bersemayamnya para siluman harimau yang dipuja orang demi kekayaan duniawi. Keangkeran Gunung Ngujil bagi penduduk sekitar sangat mengerikan sekali. Menurut kepercayaan penduduk setempat, siapapun orang yang bertanya perihal keberadaan Gunung Ngujil secara tidak langsung, konon orang tersebut sudah di tandai menjadi milik para siluman Gunung Ngujil.
 Apalagi mereka yang berani mendatangi Gunung Ngujil, sudah dapat dipastikan pada saat mati mayatnya akan di gondol siluman harimau untuk di jadikan tumbal di Gunung Ngujil. Tempat ini konon memiliki pagar ghaib yang berasal dari orang orang yang memuja siluman harimau. Pagar ghaib ini di percaya memiliki lapisan hingga ratusan pagar manusia, yang setiap waktu mendapatkan siksaan dari siluman harimau penunggu Gunung Ngujil sebagai ganti pemberian kekayaan yang telah mereka peroleh. 

Keberadaan punden Sumur Brumbung dan Gunung Ngujil hingga kini dianggap masih sangat angker sekali. Kedua tempat ini menjadi satu bagian yang tak terpisahkan bagi siluman harimau, tetapi bagi warga Jatipurno, Sumur Brumbung-lah yang dianggap sangat keramat karena keberadaan punden ini berada di desa Jatipurno. Berbeda dengan punden Gunung Ngujil yang berada di atas gunung dan jarang di datangi manusia. 

Punden sumur brumbung terkait dengan siluman harimau Gunung Ngujil, yang biasa di jadikan pemujaan pesugihan. Sumur Brumbung merupakan pesanggrahan bagi Siluman harimau Gunung Ngujil, sekaligus menjadi salah satu tempat untuk pemujaan pesugihan. Meski sebenarnya hal ini tergantung dari keinginan manusianya sendiri. 

Setiap kali mengambil tumbal pemujanya, siluman harimau  akan mengitari makam pemujanya sebanyak tiga kali agar mayat tersebut keluar dari dalam tanah, demikian cara siluman harimau mengambil jasad para pemujanya. 

Entah dengan kekuatan ghaib apa hingga mayat si pemuja tiba tiba keluar dari dalam tanah setelah kuburanya di putari sebanya tiga kali. Oleh karena itu setiap kali ada warga desa yang mati sudah dapat dipastikan, selama tujuh hari tujuh malam makam orang ini akan di tunggu para kerabatnya, agar jasadnya tak di ambil siluman harimau. Konon sebelum melakukan pengambilan jasad, siluman ini akan berubah wujud menjadi seorang manusia dan menanyakan kepada warga desa, dimana letak kubur pemujanya yang meninggal dunia. Mayat yang berhasil diambil oleh siluman harimau akan dijadikan tumbal di alam ghaib untuk pagar kerajaan siluman dengan cara di panggul di atas punggung. 

Kematian yang dialami pemujanya bukanlah takdir dari Tuhan, tetapi kontrak yang tak disampaikan oleh siluman harimau pada saat melakukan persekutuan. Kematian ini bisa sewaktu waktu terjadi dengan cara ghaib, di datangi algojo siluman harimau dalam sosok laki laki menunggang kuda sembari membawa parang./SBJ

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t