Skip to main content

Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa


Pada tanggal 2 – 4 November 2016 bertempat di Hotel Harris Surabaya, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan kegiatan Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 orang peserta yang berasal dari perempuan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dari 12 Provinsi di Indonesia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Provinsi Jawa Timur, Balai Pelestarian Nilai Budaya, dan Akademisi. Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh pameran karya budaya hasil dari kerajinan organisasi penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan dialog perempuan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa  bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan penghayat dalam pembentukan karakter bangsa, meningkatkan peran perempuan dalam pengelolaan organisasi penghayat kepercayaan, dan meningkatkan partisipasi perempuan penghayat dalam menjalankan peran regenerasi roda organisasi penghayat kepercayaan.
Pembukaan Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
Pembukaan Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
Dalam sambutan pembukaan kegiatan, Asisten Daerah I Kota Surabaya, Yayuk menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Surabaya baru – baru ini juga melakukan kegiatan yang mengusung isu kesetaraan gender. Beliau menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Surabaya juga menggalakkan kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan sikap dan sifat nasionalisme kepada anak – anak. Setelah pembukaan secara resmi dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Bedoyo Sukma Agung dari pelajar SMK 1 Surabaya.
dsc05176
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi menyampaikan materinya
Adapun materi yang disampaikan pada Dialog Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ini adalah :
  1. Peran Negara dan Pemerintah dalam Pelayanan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang disampiakan oleh Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, Drs. Sri Hartini, M.Si
  2. Keperadaan Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang disampaikan oleh Ketua Presidium Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia
  3. Upaya Memperjuangkan Hak –Hak Penghayat dalam perspektif perempuan penghayat, yang disampiakan oleh Wiwik Sulityowati
  4. Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran Perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, yang disampaikan oleh Dodi Muhammad Hidayat, M.Kom dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
  5. Pengembangan Usaha Perempuan bagi Kesejahteraan Keluarga, yang disampikan oleh Drs. Ruslan MR, MM dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
  6. Strategi Pemberdayaan Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Penguatan Mental dan Karakter Bangsa yang disampaikan oleh Pingky Saptandari
  7. Peran Perempuan dalam Penguatan Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa oleh Akademisi, Dr. Abdul Latif Bustami
  8. Peran Legislatif dalam Pemenuhan Hak HakPerempuan Indonesia, yang disampikan oleh anggota DPR RI, Dr. Marlinda Irwanti Poernomo, SE, M.Si
  9. Pengembangan Kemitraan dan Jaringan Kerja yang disampaikan oleh Hj. Susmiati Rahmawati
dsc05105
Suasana Peserta Dialog saat menyanyikan lagu kebangsaan
Setelah Pemaparan materi, akan diadakan sidang komisi yang membahas 3 (tiga) hal, yaitu: 1. Komisi Perempuan dan Tata Kelola Organisasi; 2. Komisi Perempuan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat; 3. Komisi Perempuan dan Pembangunan Karakter Bangsa. Hasil dari sidang komisi ini akan dijadikan rumusan sebagai pedoman dan perencanaan kegiatan pembinaan perempuan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada waktu mendatang. (Kemendikbud)

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t