Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Ketua MPR: Pembangunan Harus Melibatkan Masyarakat Adat

Jumat, 26 Agustus 2016 , 12:01:00 Ketua MPR: Pembangunan Harus Melibatkan Masyarakat Adat JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, penguatan masyarakat hukum adat perlu dilakukan. Sebab, keberadaannya merupakan bagian dari kebudayaan dan identitas Indonesia. Hal ini disampaikan Zulkifli di sela-sela seminar nasional bertajuk 'Pemberdayaan Sistem Pemerintahan Desa Adat dalam Penataan Sistem Ketatanegaraan Indonesia', yang diadakan DPN Kerukunan Masyarakat Hukum Adat Nusantara (Kermahudatara). Acara yang diadakan di Gedung Nusantara V kompleks Parlemen, Kamis (25/8), dihadiri juga oleh Wakil Ketua MPR EE Mangindaan, Agum Gumelar dan Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono. "Saya menilai masyarakat hukum adat perlu dihormati sebagai bagian penting dari sejarah. Saya menyambut baik dan memberikan dukungan penuh," kata Zulkifli di hadapan 300 peserta seminar. Menurut Zulkifli, keragaman budaya dan suku bangsa sudah sepatutnya dih

Olok-olok Pada Islam Dalam Sastra Anonim Kejawen

Kecenderungan menjadikan Islam sebagai bahan hinaan dalam karya sastra, memang ciri khas orientalis yang pada abad XVII – XIX yang didominasi kalangan teolog Kristen termasuk Serat Darmagandhul Pebenturan antara Jawa dengan Islam dalam kedua serat tersebut, menjadi patokan dalam karya-karya para misionaris seperti Hendrik Kreamer, Schuurman, Van Lith dan Ten Berge Oleh: Arif Wibowo “ Dallikal, yen turu nyengkal wadine nyengkal, tegesipun kitabulla, natap mlebu ala wadi, tegese rahabapi, rahaba kang gawe sampur, hudan lil muttakina, yen wis wuda jalu estri, den mutena jroning ala-jroning ala.” ( Serat Darmagandhul ). [ Dzalikal : jika tidur kemaluannya nyengkal (bangkit), kitabu la, kemaluan lelaki masuk di kemaluan perempuan dengan tergesa-gesa, raiba fihi : perempuan yang pakai kain, hudan : telanjang (wuda), lil muttaqien : sesudah telanjang, kemaluan lelaki termuat dalam kemaluan wanita (dit

CERAMAH BAPAK SUBUH KEPADA PARA CALON ANGGOTA SUBUD

  " Dalam Subud tidak ada perbedaan antara agama satu dan lainnya, karena yang tumbuh ialah kesejatiannya, yaitu apa yang sudah ada di dalam masing-masing manusianya. Jadi, jika seorang Kristen, dia akan menemui sejatinya Kristus, bila seorang Buddhis, ia akan menemui sejatinya Buddha di alam rohaninya. Demikian juga untuk seorang Muslim, tentu akan bertemu dengan kemurnian Islam. Lalu, kalau kita sungguh-sungguh sudah benar-benar dapat mengenal aspek halus kita, maka di dalam segala hal kita akan dituntun oleh Kekuasaan Tuhan, sebab Kekuasaan Tuhanlah yang bekerja di dalam dan di luar kita, sehingga di mana saja, di kantor atau sedang menyetir mobil, atau melakukan apa saja, kita akan selalu dituntun oleh Kekuasaan Tuhan. Sungguh jelas apa yang tersabda di dalam Alquran, "Sebelum bertindak, ucapkanlah bismillaahir rahmaanir rahiim"  Dengan Jelas bahwa SUBUD adalah bagian dari ISLAM. Pertanyaanya apakah mereka di terima ISLAM" Silahkan yang beragama Isla

Filsafat Agama dan Tarekat Subud

" Karena itu tarekat Subud tidak memiliki teori kebatinan , meski yang dijalani bentuknya adalah tirakat batin , karena batin setiap orang berbeda. Lebih jelas lagi menurut sumber subud.org, a pa yang diterima oleh satu orang tidak sama dengan yang diterima oleh orang lain. Semua orang akan menemukan sendiri bagaimana sregnya menghadap Tuhan, dan apa yang sreg buat orang tertentu mungkin akan kisruh buat orang lain. Itulah sebabnya, tidak dibenarkan mengira bahwa setiap orang harus sama dengan Muhammad Subuh atau meneladaninya. Kita harus mewujudkan kerohanian kita sendiri bila ingin nanti menemukan jalan menuju Tuhan. Dalam Subud tidak ada perbedaan antara agama satu dan lainnya, karena yang tumbuh ialah kesejatiannya, yaitu apa yang sudah ada di dalam masing-masing manusianya. Jadi, jika seorang Kristen, dia akan menemui sejatinya Kristus, bila seorang Buddhis, ia akan menemui sejatinya Buddha di alam rohaninya. Demikian juga