Skip to main content
Kalacakra adalah salah 1 simbol yg masih memiliki karisma (khusus para kejawen )

kalimat kala cakra mungkin awam atau biasa kita dngar sebagai sebuah karya pninggalan para leluhur terdahulu dijaman jawa kuno...mungkin kita hanya mlihat dari sisi luarnya saja....kalacakra adalah sbuah simbol yg mlakukan perlawan dngan energy2 yg kiranya mnyerang maka akan dijadikan melemah bgitu juga sebaliknya.....yg sebenarnya kalacakra tanpa harus kita aktifkan secra tidak langsung maka dia sudah aktif dengan sndirinya.........contoh kalacakra sbgai brikut jaman dahulu biasa digunakan oleh para ksatria & raja2 agung lain......

yg berbunyi YAMARAJA-JARAMAYA-YAMARANI-NIRAMAYA-YASILAPA-PALASIYA-YAMIDORA-RADOMIYA-YAMIDOSA-SADOMIYA-YADAYUDHU-DHUYUDAYA-YASIYACA-CAYASIYA-YASIHAMA-MAHASIYA
(ternyata sungguh hbat para leluhur dulu sanggup mmikirkan hal sperti ini hingga skrang ini masih dapat berlaku & efektif)

Kalo ndak salah, rajah kalacakra ini jika ditulis oleh orang yang berpuasa pada timing waktu tertentu / khusus akan memperbesar daya khasiat Rajah Kalacakra (untuk Tolak Bala).

Pada tataran orang yang benar-benar linuwih, bisa-bisa kawasan radius 1 km persegi tercover dengan baik .... he he konon katanya ... lowh .....

Salah satu pewaris ilmu Rajah Kala Cakra adalah (Alm) Kanjeng Raden Haryo Tumenggung (KRHT), Kusumo Tanoyo.
Beliau adalah salah satu penasihat spiritual andalan Kraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran.

versi lain kalacakra








kalachakra bacaan yang digunakan untuk tolak bala, digunakan juga untuk ruwatan. dan memang ada banyak jenis dari "rerajahan" kala chakra. kala chakra digunakan oleh masyarakat jawa sebagai jenis mantra yang paling populer, sepopuler caraka balik juga. terimakasih buat mas tsnya. threadnya sangat menarik. kala chakra udah ada dari dahulu sebelum jamanya eyang haryo penangsang.


hbat yg punya id yg pake avatarnya kalacakra ini..........gw ijin copas ya.......

334591_18.gif[/IMG]






kala cakra dikenal di Jawa, di Bali nawa Sanga, di Cina disebut Pat Kwa, yang semua mengajarkan kita tentang simbol atau rajah bisa berupa tulisa bisa dalam bentuk gambar. semuanya ini angat berkaitan dengan ilmu kanuragan.
apa sebetulnya wujud dari kala cakra itu sendiri? jawabannya ya manusia itu sendiri. oleh karena manusia lebih senang dipuja-puja di dunia sebagai orang sakti, maka mereka lebih senang mempelajari dari sudut kanuragan.
kala cakra mempunyai sembilan titik, atu sentral ditengah dan delapan titik lainnya merupakan arah dari mata angin.
kalau kita semadhi duduk bersila, maka sadulur papat kita akan menempati posisi timur, selatan, barat dan utara. selanjutnya kelima pancer satu duduk ditengah, empat lainnya menempati tenggara, timur laut, barat daya, barat laut.
hal ini bisa terjadi kalau seseorang sudah bisa menyatukan sembilan saudara gaibnya. memang untuk bisa mencapai ini sangat memerlukan perjuangan tirakat yang keras dan diperlukan kesabaran yang tinggi. hal inilah yang menyebabkan orang lebih senang dengan yang lebih cepat, maka datang ke orang pintar minta jimat atau pemagar. oleh orang pinter dibuatkanlah rajah lalu diberi mantra dan energi. sebaiknya kita yang harus meningkatkan power/frekwensi dari dalam diri kita, sehingga kita menjadi pelindung diri sendiri tidak bergantung kpd orang lain. karena didalam diri kita ada pelindung yang sangat tidak diperhatikan, yaitu Tuhan yang terbatas (roh kudus). carilah dia, kenalilah dia, kalau sudah kenal dia semuanya akan menjadi mudah.

Rajah kalacakra bila sudah terisi baik. Yang menyerang akan mati seketika baik secara fisik dan bathin. Kalau sudah terisi gan kayak ada angin di dada berputar2 Tepat bgt di tengah dada kita. Dan bila kita ingin mengunakannya cukup kita niatkan untuk menyerang apa nanti kayak ada sesuatu keluar dari tubuh kita kayak macem lingkaran bumerang bergigi nanas gan melontar keluar. Tapi harap diingat jgn sampai salah dalam tirakatannya akibatnya akan berbalik ke kita. Satu mantera pun jgn sampai salah karena bukan saja mengoptimalkan daya magis kita namun juga semua cakra di diri kita akan aktif secara sempurna.

Kalacakra bukan untuk pengasihan, penglaris tapi sebagai keyakinan akan Tuhan Yang Esa memberi Ketaatan dan SARANA untuk mempercayai Yang Maha Esa dan kebaikan dunia.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t