Skip to main content

BIODATA


Nama :
AHMAD SYAFI'I MA'ARIF




► e-ti/kompas


BIODATA


Nama :
AHMAD SYAFI'I MA'ARIF
Lahir :
Sumpurkudus, Sumatera Barat, 31 Mei 1935
Agama :
Islam
Pendidikan :
:: SD, Sumpurkudus (1947)
:: SMP, Lintau/Yogya (1950)
:: SMA, Yogyakarta (1956)
:: FKIP Cokroaminoto, Surakarta (1964)
:: FKIS IKIP, Yogyakarta (1968)
:: Universitas Chicago, AS (Doktor, 1982)
Karya Tulis :
:: Mengapa Vietnam Jatuh Seluruhnya ke Tangan Komunis, Yayasan FKIS-IKIP Yogyakarta 1975
:: Dinamika Islam, Shalahuddin Press, 1984)
:: Islam, Mengapa Tidak?, Shalahuddin Press, 1984
:: Percik-Percik Pemikiran Iqbal (bersama M. Diponegoro), Shalahuddin Press, 1984)
:: Islam dan Masalah Kenegaraan, LP3ES, 1985
Karier :
:: Anggota Kelompok Pemikir Masalah Agama Departemen Agama (1984-kini)
:: Guru Besar IKIP Yogyakarta
:: Dosen Pascasarjana IAIN Yogyakarta
Organisasi :
:: Anggota Muhammadiyah (1955-kini)
:: Anggota HMI (1957-1968)
:: Pengurus HMI Surakarta (1963-1964)
:: Pejabat Sementara Ketua Umum PP Muhammadiyah
:: Ketua Umum PP Muhammadiyah 1999 -2004
Alamat kantor :
Karangmalang, Yogyakarta Telp: 86168

MAARIF Institute:
Jalan Muria No.7, Guntur, Setiabudi, Jakarta 12980 Indonesia
Telp/Fax : 62-21 - 8296127
E-mail:
maarif@maarifinstitute.org
Homepage:
www.maarifinstitute.org

Maarif Award 2008:

Mencari Pemimpin Lokal Visioner


Rilis Pers 12 Februari 2008: Maarif Institute for Culture Humanity, lembaga sosial yang didirikan oleh Prof. Dr. Ahmad Syafii Maarif, kembali mengundang partisipasi dari berbagai kalangan untuk menominasikan calon penerima Maarif
Award 2008.


Menurut Raja Juli Antoni, Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Maarif Award 2008 kembali diselenggarakan karena apresiasi publik yang sangat baik terhadap Maarif Award 2007 yang diberikan kepada dua orang pekerja sosial kemanusiaan, yaitu
Arianto Sangadji (Poso Center, Sulawesi Tengah) dan Pendeta Jack Manuputy (Lembaga Antar Iman, Maluku) karena peran dan kiprah konkret keduanya di dalam menjembati komunitas agama yang terlibat konflik di Poso dan Ambon. “Selain liputan media cetak dan elektronik yang baik, kami juga banyak menerima telepon dan surat yang mengapresiasi Maarif Award 2007, dan meminta untuk dilanjutkan,” ujar Antoni di kantornya (12/2).

Maarif Award 2008 merupakan penghargaan yang diberikan kepada perseorangan dan kelompok yang mempelopori serta berkiprah dalam proses perubahan sosial pada tingkat masyarakat akar rumput (grassroots). Mereka juga memiliki
kemampuan menjembatani kemajemukan, baik agama, etnik, maupun budaya untuk mengangkat martabat kemanusian serta kepeloporannya memberi manfaat bagi komunitas/masyarakat di tingkat akar rumput. “Fokus kami adalah mencari pemimpin lokal (local leaders) yang visioner dari pelbagai latarbelakang profesi, berbuat sesuatu pada level grassroots, di tengah krisis kepemimpinan yang menjadi persoalan mendasar bangsa ini,” lanjut Antoni.

Dihubungi secara terpisah, Prof. Ahmad Syafii Maarif, Pendiri Maarif Institute, mengatakan bahwa Indonesia sangat sulit keluar dari krisis multidemensional bila tidak lahir negarawan yang memiliki mentalitas dan spritalitas yang prima. “Saya khawatir kita terjerembab menjadi failed state (negara yang gagal), negara yang mengalami permanent transition (transisi permanen),” tukasnya.

Namun Buya Syafii, demikian dia biasa dipanggil, tetap mengharap semua anak bangsa untuk memupuk rasa opimisme seraya terus mengkritik dan mengontrol penguasa agar segera siuman. “Masih ada alasan untuk optimis karena di beberapa daerah saya masih menemukan pemimpin-pemimpin yang berkarakter,” imbuhnya.


Usulan nama calon penerima Maarif Award 2008 dapat dikirim dengan melampirkan curriculum vitae (CV) dan dokumen pendukung lainnya ke Maarif Institute, Jl. Muria No. 07, Setiabudi Jakarta Selatan, paling lambat tanggal 01 April
2007. Formulir dan keterangan lebih lanjut dapat diakses di www.maarifinstitute.org. ►ti/tsl

Jakarta, Selasa 12 Februari 2008

Comments

Popular posts from this blog

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t