Skip to main content

Ngelmu Kejawen & Kristen

Pambuko Rembug
Kristem memberikan kemajuan pada tataran pola pikir orang Jawa tidak mengaku-aku bahwa Kejawen dan pemikiran Kejawen berasal dari Kristen. Kristen dalam mengembangkan orang Jawa lebih baik dari pada Islam. Islam (pada kalangan tertentu) masih menganggap Agama Kejawen berasal dari Islam padahal kalau dirunut kebelakang Kejawen di Indonesia hadir sebelum Islam datang di Nusantara. Namun pada perkembangannya digunakan orang - orang Islam untuk menyebarkan ajaran-ajaranya. Kejawen lahir sebelum Islam datang ini yang perlu di pahami sejarawan-sejarawan Indonesia untuk benarin jujur bahwa Kejawen bukan Islam, Agama KEjawen memiliki karakteristik berbeda dengan budaya Arab(islam yang lebih mementingkan kelompoknya tapi tidak menciptakan keseinbangan alan dan dunia. MEngapa begitu? Islam seperti kita tahu selalu bicara Ukwuwah Islamiyah artinya mereka lebih memetingkan umat Islam(dalam prakteknya sering memaksakan orang untuk memeluk agama tersebut). Kejawen mengajarkan keseimbangan walaupun memiliki perbedaan namun berusaha untuk tidak memprovokasi, mempengaruhi tapi lebih ke tataarn hati(rasa) praktek lahir tentang ajaran Agama Kejawen.Ngono yo ngono ning ojo ngono itulah Kejawen. Ajaran luhir Nusantaran.

Ngelmu Kejawen
Banyak orang Jawa terpengaruh oleh kebatinan. Mereka memandang agama sebagai Ngelmu= ilmu, yaitu pengetahuan “kekeran” (rahasia) yang memberi kekuatan batin kepada yang memilikinya. Dan iman Kristen biasa disebut juga sebagai “ngelmu tua” , karena merupakan ngelmu yg paling tuwa daripada segala ilmu. Dlm “Serat Damogandhul” ditamsilkan sebagai “wohing kawruh” = buah pengetahuan.Pada jaman dahulu itu banyak sekali "pencari ngelmu". Mereka berkumpul disekeliling guru dan kiainya supaya dgn demikian bisa memperoleh pengetahuan tentang hidup sejati dan kekuatan untuk mendapat selamat serta kesejahteraan. Diantara mereka terdapat pertapa2 yg ber-bulan2 bahkan ber-tahun2 lamanya hidup sendirian di-kaki2 atau di-lereng2 gunung terutama digunung Kelud. Para kiai dan guru itu saling berkonkurensi juga. Dalam perdebatan yg sering terjadi mereka saling mencoba meyakinkan kebenaran serta kekuatan ajaran2nya. Sering terjadi bahwa guru yg kalah sesudah perdebatan demikian menjadi pengikut dari sang guru itu yg ternyata memiliki ngelmu yg lebih kuat. Dgn sendirinya para pengikutnya akan diserahkannya juga kepada sang pemenang.Agama Kristen dlm lidah Jawa biasa dipersingkat menjadi agama Serani diambil dari kata Nasrani. Menurut Mpu Tantular; Kejawen & Kristen itu adalah dua agama, tetapi sebenarnya satu “rwa bhinneka (keduanya beda), bhinneka tunggal ika (ber-beda2 tetapi satu), loro-loroning atunggil (keduanya adalah satu).Puncak atau final dari ngelmu dalam Kejawn disebut “Manunggaling kawula-Gusti” bersatunya hamba dgn Tuhan merupakan asal dan tujuan dari segala yg ada “sangkan paraning dumadi”.Keinginan dan kerinduan kawula ialah menyatu dgn Gusti dlm keabadian, prinsipnya sama seperti juga kerinduan dlm iman Kristen untuk menemukan dan menyatu diri dgn Tuhan, hal yg sama sebenarnya sdh diungkapkan juga oleh rasul Paulus ketika ia berada di Atena: “supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing” Kis 17:27Pandangan filsafat Jawa, menekankan bahwa inti terdalam dari manusia adalah bersatu dgn Allah, jadi mirip seperti bawang yg terdiri dari beberapa lapisan dimulai dgn lapisan pertama ditingkatkan ke tahapan yg lebih halus dimulai dari sembah raga, sembah cipta, sembah kalbu dan sembah rasa. Penggambaran tahapan pendakian mistik ini bisa dilacak mulai dari berbagai peninggalan sejarah di Jawa sebagai contoh stupa Borobudur, bangunan yg paling bawah disebut kamadatu (alam keinginan), rupadatu (alam rupa), dan sebagai stupa teratas adalah arupadatu (alam tanpa rupa) yg dibuat kosong menggambarkan keabadian alam Buddha (sunya). Hal yg sama bisa dilihat juga pada bangunan Mesjid Demak yg terdiri dari tiga susun yg melambangkan syari’ah, tariqah dan haqiqah sedangkan tujuan tertinggi dilambahkan sebagai mahkuta di ujung atas mesjid.Ranggawarsita sanggup mengintegrasikan iman Kristiani dengan alam pikiran Jawa, tetapi sekaligus agama tersebut didandani sesuai dengan selera alam piker priayi. Agama Kristen, menurut pandangan Ranggawarsita, menitikberatkan roh, budi, sebuah elmu yang melepaskan diri dari dunia, manusia meninggalkan dunia secara sempurna. Hal itu identik dengan mistisme Jawa, ngelmu kasampurnan, ajaran kesempurnaan.Yesuit pertama yang berkarya di wilayah Indonesia adalah Santo Fransiskus Xaverius. Pada pertengahan abad XVI ia tiba di Maluku dan membaptis ribuan umat setempat dan sekitarnya. Sedangkan gereja di Jawa di mulai baru dimulai pada abad ke-19. Sekitar tahun 1815, penganut-penganut agama Kristen hanya terdapat dalam golongan orang yang bukan Jawa Sekitar tahun 1815, orang Jawa atau Sunda yang beragama Kristen boleh dikatakan tidak ada. Penganut2 agama Kristen hanya terdapat dlm golongan orang yg bukan-Jawa; orang2 Belanda serta keturunan mereka. Bahkan anggota2nya dilarang untuk bergaul dgn penduduk desa2 atau tetangga yg non Kristen. Tokoh2 perintis Jawa yg giat mengabarkan Injil di tengah teman2 sebangsanya, a.l. Paulus Tosari (1813-1882), Tunggul Wulung (± 1803-1884) dan Sadrach (1840-1924). Bahkan pada saat perang di Jawa (1825-1830) melawan Diponegoro pemerintah Belanda merasa khawatir adanya setiap gangguan yg bisa menyusup sebagai undercover ke pihak Belanda oleh sebab itulah hingga tgh 1850 pemerintah VOC melarang penginjilan terhadap orang Jawa. Demi kepentingan politik pada saat itu Gubernur Jendral Baud (1833) notabene seorang Kristen, telah memberikan perintah untuk menyita dan membakar seluruh Alkitab dlm bhs Jawa yg beredar pada saat tsb. Pada saat itu Gereja Gervormd (Geredja Gubernemen) – Belanda adalah satu2nya Gereja yg diakui oleh pemerintah (V.O.C.) dan yg mendapatkan izin untuk menjalankan aktivitas2nya di Indonesia. Orang pertama yg berjasa besar menyebar luaskan Firman Allah adalah Herr Gottlob Bruckner, ia itu bukannya orang Belanda ataupun orang Portugis melainkan orang Jerman yg lahir di Saksen pada th. 1783 dia adalah penterjemah Alkitab pertama dlm bhs Jawa. Dengan bantuan beberapa orang Jawa, mulailah dia menterjemahkan Kitab Perjanjian Baru; di th 1819 keempat Injil selesai diterjemahkan; dan di 1821 seluruh Perjanjian Baru selesai. Konon, jumlah bahasa daerah di Indonesia itu banyak sekali. Berdasarkan laporan Lembaga Alkitab Indonesia di th 1977 saja, tidak kurang dari 500 bahasa daerah yg sekarang ada di tanah air kita.
Maranatha
Mang UcupEmail: mangucup@wanadoo.nlHomepage: www.mangucup.org

Comments

Nurgalery said…
Eitt! kenapa hanya Ukhuwah Islamiyah saja lantas diplintir seolah eksclusifitas Islam????

Ukhuwah Islamiyah adalah memepererat tali persaudaraan sesama Muslim

Hablum Minannas =hubungan manusia secara universal...

dua pilar sosial Islam diatas harus sampeyan pahami.

Ronggo Warsito adalah Kyai Muhammad Burham, Murid Kyai Hasan Besari Tegal sari Ponorogo....
Bukan penginjil, beliau juga bukan pengarang Gancaran DARMOGANDUL

...........bacalah Wirid Hidayat Jati... anda akan tahu kepribadian beliau...
Hakekat Orang Jawa yang Makrifat.

Beliau hidup dan meninggal sebelum kitab carut itu dibuat...

Tunggul Wulung adalah tokoh fiktif, Tunggul=Panji, Wulung=Hitam

Minadzulumati ilannur... habis gelap terbitlah terang.............

Sebagaimana Aji saka (pedoman dari Majeti) menggelar sorban ke seluruh Medang Kamulan...

Islam Kejawen menyebar ke seluruh sendi orang2 Jawa.... Kristenisasi=politik etis penjajah
karena Islam adalah Inspirasi peperangan melawan penjajah di abad XIX...

terimakasih salam Karaharjan

Popular posts from this blog

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t