Skip to main content

Menghadapi Orang Tua Kejawen

Jumat, 15 September 2006Menghadapi Orang Tua Kejawen
Assalamu'alaikum wr wb,Ada dua masalah yang ingin saya utarakan kepada Aa Gym. Orangtua saya Muslim, mereka melakukan ibadah harian seperti shalat fardhu, kadang shalat sunnah, menjalankan puasa dan berzakat. Tapi mereka belum bisa meninggalkan kegiatan kejawen, seperti menggelar sesajen dsb. Saya sedih melihat kondisi orangtua saya ini. Saya ingin mengubah ajaran kejawen mereka, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Sepertinya sulit memberi masukan kepada orangtua, orang yang jelas-jelas lebih tahu asam garam kehidupan, apalagi kalau ajaran mereka sudah terjadi turun-temurun dari kekek-nenek dulu. Bagaimana mengubah kegiatan kejawen orangtua saya tanpa membuat mereka tersinggung?
Kedua, saya mempunyai teman yang suka bermuka dua, kalau di depan saya ia bersikap manis, tapi di belakang ia suka menjelek-jelekkan saya. Bagaimana menyikapi teman yang seperti ini Aa? Saya akan berterima kasih sekali kepada Aa kalau mau menjawab surat saya ini.
Wassalam,Mardi di Bandung
Jawab:Wa'alaikumussalam wr wb,Saudaraku, perbuatan seseorang itu sangat dipengaruhi latar belakang masa lalu dan pengetahuannya. Kalau kakek-nenek Sahabat selalu menjalankan ritual kejawen, wajar bila orang tua Sahabat Mardi pun mengikuti kegiatan tersebut. Meski mereka mengaku Muslim serta menjalankan shalat, puasa, dan ibadah lainnya. Apalagi kalau kemudian tidak ada yang memberi input bahwa perbuatan itu dilarang agama dan tidak membawa manfaat sama sekali.
Bersyukurlah, Allah SWT memberi hidayah kepada Sahabat Mardi sehingga menyadari kalau perbuatan itu dosa. Namun kalau kita ingin mengubah orang lain, termasuk perbuatan syirik orangtua kita, bukanlah dengan melarang. Tapi dengan memberikan input yang dapat mereka pahami. Kalau kita langsung memvonis, Ini perbuatan syirik dan dosa besar, orang tua mungkin akan marah. Sebab, umumnya orang tua merasa dirinya lebih tahu dari anaknya.
Kita harus mencari teknik tepat agar orangtua semakin paham. Lakukan pendekatan secara baik dengan tutur bahasa dan akhlak yang baik pula. Tunjukkan prestasi kita, agar kita memiliki kesan baik di mata orang tua. Kalau orang tua sudah menyukai kita, biasanya mereka akan lebih mau mendengarkan kita. Kalau orang tua suka membaca, bisa diberi bacaan yang berkaitan dengan masalah kejawen. Kalau tidak bisa, maka bisa memakai jasa orang ketiga, orang yang disegani orangtua kita untuk memberi masukan tentang hal ini. Atau ajak orang tua ke pengajian, mendengarkan radio atau televisi yang menyiarkan tentang ilmu keislaman. Mohon pula kepada Allah agar orangtua dikaruniai hidayah. Wallaahu a'lam.( )


http://www.republika.co.id/suplemen/cetak_detail.asp?mid=7&id=264725&kat_id=105&kat_id1=232&kat_id2=235

Comments

Popular posts from this blog

PRIMBON JAWA LENGKAP

Sistim Penanggalan Jawa Sistim Penanggalan Jawa lebih lengkap dan komprehensif apabila dibandingkan dengan sistim penanggalan lainnya, lengkap dan komprehensifnya adalah suatu pembuktian bahwa ketelitian Jawa dalam mengamati kondisi dan pengaruh seluruh alam semesta terhadap planet bumi seisinya termasuk pengaruh kepada pranatan kehidupan manusia, dapat disampaikan antara lain adanya rumusan tata penanggalan jawa sebagai berikut : 1. Pancawara – Pasaran; Perhitungan hari dengan siklus 5 harian : 1. Kliwon/ Kasih 2. Legi / Manis 3. Pahing / Jenar 4. Pon / Palguna 5. Wage / Kresna/ Langking 2. Sadwara – Paringkelan, Perhitungan hari dengan siklus 6 harian 1. Tungle / Daun 2. Aryang / Manusia 3. Wurukung/ Hewan 4. Paningron / Mina/Ikan 5. Uwas / Peksi/Burung 6. Mawulu / Taru/Benih. 3. Saptawara – Padinan, Perhitungan hari dengan siklus 7 harian : 1. Minggu / Radite 2. Senen / Soma 3. Selasa / Anggara 4. Rebo / Budha 5. Kemis / Respati 6. Jemuwah / Sukra 7. Setu / Tumpak/Sa

Belajar dari Wirid Wirayat Jati Ronggowarsito

Banyak orang yang tidak tahu apa sih ilmu sejati itu? Banyak para salik yang mencari suluk untuk mendapatkan ilmu sejati yakni ilmu kasampurnan (kesempurnaan) hidup. Tidak ada salahnya jika kita belajar ilmu kasampurnaan hidup itu dari Raden Ngabehi Ronggowarsito dari Serat Wirid Wirayat Jati yang ditulisnya. Bagaimana ilmu kasampurnan itu? Anênggih punika pituduh ingkang sanyata, anggêlarakên dunung lan pangkating kawruh kasampurnan, winiwih saking pamêjangipun para wicaksana ing Nungsa Jawi, karsa ambuka pitêdah kasajatining kawruh kasampurnan, tutuladhan saking Kitab Tasawuf, panggêlaring wêjangan wau thukul saking kawêningan raosing panggalih, inggih cipta sasmitaning Pangeran, rinilan ambuka wêdharing pangandikaning Pangeran dhatêng Nabi. Musa, Kalamolah, ingkang suraosipun makatên: Ing sabênêr-bênêre manungsa iku kanyatahaning Pangeran, lan Pangeran iku mung sawiji. (Inilah sebuah petunjuk benar yang menjelaskan ilmu sirr kesempurnaan hidup, yang berakar dari

Agama asli jawa Indonesia

HONG WILAHENG NGIGENO MESTUTI, LUPUTO SARIK LAWAN SANDI, LUPUTO DENDANING TAWANG TOWANG, DJAGAD DEWO BATORO HJANG DJAGAD PRAMUDITO BUWONO LANGGENG AGOMO BUDDODJAWI-WISNU hing TANAH DJOWO ( INDONESIA ) ---oooOooo--- Lambang Cokro Umbul - Umbul Klaras            Wiwitipun ngadeg Agami Buddodjawi-Wisnu wonten ing Suroboyo, nudju dinten Tumpak cemengan (Saptu Wage), tanggal kaping 11 Palguno 1856. (Djumadilawal) utawi tanggal 25 November 1925 mongso kanem, windu sengsoro, Tinengeran condro sangkolo. Ojaging Pandowo Angesti Buddo 1856. Utawi tahun Ismoyo 8756.            Tujuan Agami Buddodjawi-Wisnu anenangi soho angemuti dumateng Agami soho Kabudayan kita ing Indonesia ingkang asli soho murni, kados dene wontenipun negari Modjopait sapanginggil sederengipun wonten Agami penjajahan. Agami Buddodjawi-wisnu puniko mengku punjering Kabudayan Nasional ingkang asli soho murni ing Indonesia. Dene Punjering Kabudayan wau ingkan ngawontenaken adat t